Part 7

78 11 0
                                    

"Lang Lo sama Arlan tadi sore di gedung tua ngapain?" Tanya Reno yang rupanya mengetahui pertemuan mereka.

"Gak penting." Kata Elang.

Tiba-tiba datanglah Bimo. "Apaan yang gak penting." tanya nya.

"Lo yang gak penting." Kata Daniel.

"Dih kok gue?" Tunjuk Bimo pada dirinya sendiri.

"Ya makanya jadi orang tuh gausah kepo." Lagi-lagi Daniel yang terus-terusan meladeni Bimo.

"Eh kodok apa hubungannya sama ke kepoan gue sama yang barusan Elang ngomong." Kata Bimo sembari menoyor kepala Daniel.

"Yaudah intinya kalo gak tau gak usah kepo kamprett." Kata Daniel yang tidak membalas menoyor Bimo.

"Ren ada apaan sih?" Kini Bimo beralih pada Reno.

"Gue liat Elang sama Arlan di gedung tua." Jawab Reno. Bimo kini beralih menatap Elang.

"Ngomongin yang gak penting." Kata Elang.

Flashback on,
Arlan adalah dulu teman dari mereka bahkan mereka dulu selalu berlima disekolah. (Elang, Reno, Bimo, Daniel, dan Arlan). Namun Arlan selalu merasa iri terhadap Elang yang menurutnya selalu mendapatkan apa yang di inginkan nya selalu bisa Elang dapat. Contohnya Elang lebih pintar darinya sampai guru tak mempermasalahkan penampilan Elang.

"Arlan mau jadi apa kamu berpenampilan seperti ini disekolah!?" Kata pak Imron (kepala sekolah). Padahal hanya karena ia mengeluarkan seragam sekolah dan tidak beratribut lengkap ditambah ia memakai anting seperti Elang.

"Rasanya tidak adil jika bapak berbicara seperti itu kepada saya karena masih ada yang jauh lebih parah dari penampilan saya, namun bapak membiarkannya begitu saja!" Kata Arlan dengan nada tinggi.

"Siapa maksud kamu hah! Elang!?" Tanya pak Imron yang sudah tidak tahan melihat murid nya berani bernada tinggi berbicara dengannya.

"Bagus kalo bapak sudah paham. Jadi saya tidak usah menyebutkan namanya lagi." Kata Arlan sambil tersenyum miring.

"Kamu sama Ellangga itu berbeda ia lebih pintar, sedangkan kamu bisa apa berani berpenampilan seperti ini!" Kata pak Imron menyempelehkan Arlan.

"Saya memang tidak sepintar Elang tapi saya butuh keadilan!" Kata Arlan kemudian berniat berbalik melangkah pergi.

"Jadi mau kamu apa!?" Tanya pak Imron. Membuat Arlan berhenti dan membalikan badannya lagi dan menatap tajam pak Imron.

"Saya mau keluar dari sekolah ini, dan pindah ke sekolah yang jauh lebih adil dari sekolah gak bermutu ini." Arlan sudah mengambil keputusan yang menurutnya benar.

"Baik, begitu juga dengan saya. Saya akan dengan senang hati mengeluarkan murid yang tidak tau sopan santun seperti kamu." Lalu Arlan keluar dari ruang kepala sekolah.

Saat di koridor Arlan berpapasan dengan Elang. Ia menatap tajam Elang sebentar lalu menabrak bahu Elang kasar.

"Maksud Lo apa bersikap gitu ke gue." Elang menahan Arlan.

"Gue benci dan gue nyesel temenan sama Lo." Kata Arlan.

"Maksud Lo!?" Elang menatap tajam Arlan.

"Gue mau pindah dari sekolah ini, dan gue keluar dari Geng EAGLE." Arlan sudah tidak tahan menahan uneg-unegnya selama ini.

"Ada Masalah apa Lo sama gue hah!?" Tanya Elang penuh dengan penekanan.

"Masalahnya gue benci sama Lo! Puas!" Kata Arlan dan meninggalkan Elang.

***

ABOUT ELLANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang