Part 8

61 8 0
                                    

Ini adalah hari keenam 1 hari lagi Rama akan pulang. Elang tidak sabar melihat wajah Om Rama yang kini ia rindukan.

Sepulang sekolah Elang mampir ke perkumpulan Geng nya yaitu markas hanya untuk sekedar memastikan keadaan markasnya baik-baik saja. Dan benar keadaan markasnya kini masih terlihat tidak ada masalah apapun. Aman.

"Gue balik." Kata Elang pada sekumpulan anak EAGLE.

"Tumben bos cepet amat mainnya?" Tanya salah satu anak EAGLE.

"Ya gue kesini cuma mau mastiin keadaan markas gimana." Kata Elang yang disambut anggukan oleh anak EAGLE. Sebelum benar-benar pergi Elang berpesan pada seluruh anak EAGLE.
"Kalo ada apa-apa kalian semua langsung bilang ke gue." Kata Elang lalu benar-benar pergi keluar menghidupkan mesin motornya dan meninggalkan markas.

Terlihat di halte bus SMA MHS berdiri seorang gadis mungil yang terlihat mengeluh setiap bus yang ingin dinaikinya penuh. Dan  kembali terduduk menunggu bus berikutnya yaitu bus terakhir karena ini sudah sangat sore. Dia adalah Dara yang pulang sore akibat kerja kelompok. Jika berangkat sekolah ia selalu nebeng Rean tapi tidak dengan pulang, ia selalu pulang sendiri.

Terparkir nya motor Elang di halte bus karena sekarang hujan besar dan Elang tak mau menerobos hujan seperti kemarin hingga dirinya basah kuyup saat pulang kerumah Adell. Elang berteduh di halte yang tak menyadari keberadaan Dara disitu padahal di halte hanya ada mereka berdua. Namanya juga Elang yang terlalu cuek sama keadaan sampai tidak melihat sekitarnya. Namun rupanya Dara menyadari kedatangan Elang.

"Elang." Panggil Dara.
Elang hanya menengok lalu kembali menatap jalanan yang sedang diguyur hujan yang sangat deras dan kemungkinan akan Redah saat suasana hari sudah semakin gelap.

"Lo kok bisa ada disini?" Tanya Dara.

"Lo sendiri." Kata Elang balik bertanya.

"Ya kalo gue habis kerja kelompok." Kata Dara.
"Kalo Lo sih kenapa?" Tanya Dara yang kedua kalinya.

"Lo gak liat jalanan diguyur ujan hah! Buat apalagi kalo bukan buat berteduh lah." Kata Elang.

Yah benar juga kata Elang. Kenapa dah Dara pake nanya segala.🙈

Terdengar suara petir yang menggelegar memekakkan telinga. Gadis disamping Elang ini mulai ketakutan. Dara memejamkan matanya erat-erat dan menggigiti bibir bawahnya yang menandakan ia benar-benar takut. Biasanya jika dirumah Dara memeluk bantal guling, boneka atau apapun itu untuk mengurangi rasa takutnya namun sekarang dia sedang tidak dalam kamar melainkan halte bus dan ia tidak mempunyai semacam apapun itu selain tas. Dara kini menundukkan kepalanya pada tas yang telah ia copot dari punggungnya.
Ia memeluk tubuhnya sendiri sesekali mengusap kedua tangannya untuk memberi sedikit kehangatan untuk tubuhnya karena angin hujan sekarang sangat dingin.

Elang yang melihat itu miris.
"Lo ga-papa?" Tanya Elang yang mulai sedikit simpati. Ingat hanya sedikitt! Gaes.

"Gu..gue ta-kut Lang." Seluruh tubuh Dara bergetar ketakutan sampai suara yang keluar pun ikut terpatah-patah akibat getaran tubuhnya.

Awalnya Elang memang biasa saja namun melihat Dara yang kini mulai menangis namun tak bersuara membuat Elang iba. Karena pada dasarnya Elang tidak bisa melihat seorang perempuan menangis. Apalagi sekarang yang ada disamping Dara itu hanyalah Elang tidak mungkin jika ia membiarkan Dara menangis ketakutan akibat suara petir yang terus menggelegar seolah menyentuh tanah.

"Lo beneran takut sama petir?" Tanya Elang memastikan. Karena kebanyakan cewek itu hanya modus suapaya bisa mendapat perhatian dari Elang. Namun seperti nya Dara benar-benar takut karena ia tidak menghiraukan ucapan Elang dan masih menenggelamkan kepalanya pada tas gendong yang Kini ia gendong ke depan dengan tangan yang memegangi erat tas dan juga kaki yang bergetar.

"Kalo Lo takut Lo bisa meluk gue buat ngurangin takut Lo." Tawar Elang.
"Tapi gue begini bukan maksud apa-apa." Sambung Elang cepat.

Dara yang sudah tidak sanggup dengan ketakutannya sendiri ia menggeser tubuhnya kesamping dan memeluk tubuh Elang erat-sangat erat. Elang yang mendapat pelukan secara tiba-tiba dari Dara kini mematung dan tidak berani memeluk balik Dara. Mungkin jika sekarang Adell yang sedang memeluknya sekarang Elang akan memeluk balik karena sudah terbiasa sebagai sahabat ia selalu bisa menenangkan sahabatnya.

"Lang gu..gue ta-kut." Dara menenggelamkan kepalanya pada bahu Elang tanpa mengurangi pelukannya yang semakin mengerat.

Dengan berani Elang mengelus puncak kepala Dara  dan mendekap kepala Dara dengan tangannya supaya Dara tidak mendengar suara petir. "Tenang sekarang ada gue disini." Kata Elang menenangkan Dara.

Hari sudah semakin gelap dan bus terakhir itu terus melaju tanpa berhenti sama sekali. Dan saat hujan mulai Redah Elang berniat mengantar Dara pulang kerumahnya.

"Hujan udah Redah, gue antar Lo pulang." Ucap Elang tulus.

"Ta..tapi Lo gak masalah anterin gue pulang?" Tanya Dara ragu karena takut jika ia bertanya maka Elang akan mengurungkan niatnya lagi untuk mengantarnya pulang.

"Gak..yaudah sekarang Lo pake jaket gue udaranya makin dingin." Elang melepaskan jaket nya dan menyerahkan kepada Dara.

Dara sempat terkejut melihat kebaikan dan ketulusan Elang barusan. namun ia segera memakai jaket yang diberikan Elang walau kini tubuhnya yang mungil tengah kelam oleh jaket Elang yang besar. Namun tak masalah karena dengan begitu tubuhnya dengan tidak mudah terkena udara dingin saat naik motor nanti.

Elang sudah menghidupkan mesin motornya. Dan menyuruh Dara naik ke atas motornya.

Disepanjang perjalanan Dara tidak berani memeluk pinggang Elang jadi ia hanya memegang baju Elang. Dan begitu dengan Elang yang tidak menyuruh Dara memeluk pinggang nya. Sesekali Dara hampir jatuh ketika Elang menaikan kecepatannya menerobos hujan kecil. Akhirnya mereka sampai dirumah Dara.

"Oh jadi ini rumah Lo?" Tanya Elang.

"Iya emang kenapa?"

"Pantes gue sering liat Lo di mini market." Jawab Elang.

"Oh iya, emng rumah gue deket mini market."

"Yaudah gue masuk dulu."

"Btw makasih ya Lang." Dara tersenyum kearah Elang.
"Lo hati-hati dijalan."sambung Dara.

Elang hanya mengangguk kemudian menjalankannya motornya.

***

Elang segera masuk ke kamar untuk mandi karena tubuhnya yang terkena air hujan jika tidak mandi akan demam. Ketika ia hendak mandi ia baru ingat kalo jaketnya masih dipakai oleh Dara alias lupa untuk mengambilnya kembali. Elang tidak terlalu memikirkan soal jaketnya yang masih ada pada Dara.

Sehabis mandi Elang menuruni anak tangga untuk menonton tv. Tiba-tiba saat Elang tengah menonton tv terdengar ketukan pintu dari luar. Dengan malas Elang membuka pintu. Ketika pintu dibuka menampilkan pria berumur 48 berdiri didepan pintu.

"Elang ternyata kamu disini." Kata pria berumur 48 tahun itu.

Jangan lupa tinggalin jejak sesudah membaca👌, gampang kok tinggal pencet bintang kecil dibawah!

Kira-kira siapa yah pria berumur 48 tahun itu.
Apakah:
Rama?
Satria?
Silakan komen disini!

Seperti biasa author akan kasih tau jawabannya di next part yah..
Makanya baca terus kelanjutannya..Bye

Salam.
@yesamonica27

Follow juga Ig aku Ysmc_027

ABOUT ELLANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang