Part 13

74 6 1
                                    

"kok ada suara rame-rame diRofftop?"

Selangkah demi selangkah menaiki tangga akhirnya sampai. Dan segera mencari keberadaan sumber suara itu, sampai pada akhirnya menemukan dimana titik mereka berkumpul. Disebuah sofa rusak yang terletak di ujung balkon Rofttop.

"Kalian ngapain disini? " sontak membuat mereka menoleh kaget.

"Anjirr gue kira siapa_- " ucap Reno yang kemudian kembali acuh setelah tau itu Revo.

"kalian lagi bolos pelajaran ya?" terka Adell yang datang bersamaan dengan Revo.

"Kalian balik kelas, atau gue laporin sama guru piket?" ucap Revo memberi tawaran.

"Eh ketoss.. Lo bisa diem kagak! " ucap Daniel yang merasa terganggu. Karena game tersebut selangkah lagi menang.

Revo mendekat dan mengambil satu per satu handphone mereka berlima.

"Balikin Hp gue. " ucap Elang santai. Revo mungkin tidak tau bahwa setiap kali Elang angkat bicara itu bertanda sebuah peringatan. Namun Revo justru tidak menghiraukannya dan berniat menuruni tangga.

Adell yang tau itu meminta Revo untuk mengembalikannya.
"Revo, mending Lo balikin Hp mereka. " ucap Adell. Karena saat ini terdapat firasat buruk yang akan terjadi saat ini.

"Kalo selangkah Lo nurunin kaki Lo.. Itu sama aja Lo berurusan sama gue!" Ancam Elang.

"Rev, gue bilang balikin sekarang Hp mereka. " Ucap Adell penuh penekanan. Sembari mencoba merebut Hp tersebut dari genggaman Revo.

Dengan lancangnya kaki Revo melangkah menuruni tangga. Elang sudah tidak sabar lagi atas sikap Revo yang seenaknya.

"Lang! " teriak mereka berempat pada Elang yang menghampiri Revo. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, tanpa berfikir panjang mereka menyusul Elang.

Elang menarik kerah belakang baju Revo. Dan saat Revo menoleh, satu pukulan tercetak dipipi Revo.
Adell sangat benci situasi sekarang apalagi jika ada orang yang terluka diantara mereka. Dengan nekad Adell mencoba melerai mereka yang sedang baku hantam.

"Lang udah Stop! Gue mohon berhenti.. " Ucap Adell gemetar hebat sampai tidak bisa tertahan lagi cairan bening itu keluar dari mata Adell.

Elang berhenti memukuli Revo karena Elang tidak kuat jika melihat Adell menangis. Namun baku hantam belum selesai hingga, dengan satu tangan memegangi luka tepat di pelipisnya dan satu tangan lagi berniat membalas. Namun dengan cepat Elang menghindari pukulan dari Revo hingga tanpa sengaja Revo menyenggol Adell hingga kini Adell terguling jatuh dari tangga. Dan kepalanya terbentur tembok cukup keras hingga kini Adell tidak sadarkan diri.

Apa yang sudah dilakukan Revo? Sungguh ini hanya ketidak sengajaan. Seandainya tadi Revo tidak memiliki niat untuk membalas Elang, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Dan sekarang penyesalan datang mengerumuninya.

Dengan cepat Elang menggendong Adell dan diikuti oleh keempat temannya.

Pikiran Elang kacau saat ini. Elang menyesal karena tidak bisa menjaga Adell dan justru malah membuatnya terluka. Lantas apa yang akan Elang katakan pada Tante Shinta dan Om Rama. Saat ini yang terpenting adalah berdoa supaya tidak terjadi sesuatu pada Adell.

"Lo langsung bawa Adell kerumah sakit, biar gue yang izinin sama guru piket. " Reno memberikan kunci mobilnya kepada Elang. Karena kebetulan hari ini Reno tidak membawa motor melainkan mobil.

"Oke, makasih. " Elang menerima kunci mobil Reno dan berjalan keluar diikuti oleh Rean. Begitu sampai parkiran Rean segera membukakan pintu mobil nya dan membantu Elang meletakkan Adell kedalam mobil. Setelah selesai membantu Rean kini membuka pintu depan mobil dan menancap gas dengan kecepatan penuh namun hati-hati.

ABOUT ELLANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang