Penasaran

590 61 53
                                    

"Hati-hati dengan penasaran, kata orang itu adalah fase pertama yang dilalui sebelum benar-benar jatuh cinta." -Pelangi

(Info: sebelum lebih jauh, aku mau ngasih tahu kalian cara baca cerita ini biar ga pusing. Jadi langit dan Langit itu beda ya, pelangi dan Pelangi itu juga beda. Pokoknya kalo huruf awalnya besar, berarti itu nama tokoh. Tapi kalo huruf awalnya kecil, berarti itu arti sebenarnya.)

Saat ini Langit sedang memetik gitarnya dengan merdu, dia baru saja menghafalkan kunci gitar lagu terbaru yang dia suka. Sedangkan Farel sedang sibuk menghafal ayat al-Quran yang akan di test oleh pak Kareem---guru agamanya besok. Namun justru Arsen malah melamun sedaritadi, padahal biasanya dia yang paling berisik di antara mereka bertiga. Sebetulnya teman Langit banyak, tidak hanya Farel dan Arsen, namun diantara yang lainnya mereka berdualah yang paling dekat dengan Langit.

"Lo kenapa ngelamun mulu? Ga dapet jatah dari Laras lo pas malem?" Tanya Langit kepada Arsen.

Laras memang berstatus pacar Arsen saat ini, walaupun Arsen kadang sibuk mendekati wanita cantik lainnya, "Astagfirullah Lang! Nyebut lo Lang nyebut. Sebejad-bejadnya gue, ga pernah kali gituan beneran!"

Langit mengerti apa maksud Arsen, dia juga percaya bahwa Arsen tidak benar-benar melakukannya, ya kecuali kalo dia khilaf, "terus kenapa?"

Sambil menatap Langit serius, Arsen mulai berbicara, "Gue kepikiran Pelangi, dia masuk ga ya hari ini?"

Farel yang sedaritadi sibuk menghafal, kini ikut masuk ke dalam pembicaraan mereka berdua.

Langit mengedikan bahunya, "mana gue tau."

Arsen menatap ke arah Farel, biasanya lelaki itu lebih pintar memberikan jawaban, "menurut lo Rel?"

Farel menggeleng, "gue juga ga tau, kenapa lo ga liat langsung ke kelasnya aja?"

Arsen tersenyum lebar, "ah iya! bener juga lo, sekalian ketemu mba pacar." Arsen berdiri tetapi kedua temannya masih asyik duduk di tempatnya. "Lo pada ga bakal ikut gitu?"

"Buat apa? Ngeliatin orang pacaran? Gue sih ogah" jawab Farel.

"Lang? Hayuk ikutlah! Gue tau ko sebenernya lo juga penasaran kan sama Pelangi!" Arsen menarik tangan Langit agar mau ikut dengannya.

Tidak mau berdebat dengan temannya, Langit hanya mengikuti Arsen, begitupula Farel yang akhirnya memilih untuk ikut juga. Arsen melihat ke dalam kelas Pelangi, ternyata yang dicarinya tidak ada, Laras ataupun Pelangi tidak ada.

"Hey kalian, temennya Pelangi sini deh!---- iya kalian yang kembar identik macam upin-ipin itu!"

Langit dan Farel hanya diam, sudah terbiasa dengan tingkah memalukan Arsen.

"Iya kak kenapa?" Tanya Matahari semangat. Tentu dia semangat karena ada Farel di hadapannya saat ini.

"Laras kemana?" Tanya Arsen, sebelum bertanya tentang Pelangi lebih baik dia bertanya keberadaan kekasihnya terlebih dahulu.

"Ga tau tuh ka, tadi sih keluar. Ke Kantin kali" jawab Matahari datar, membicarakan Aurora ataupun Laras tidak pernah menjadi hal yang menarik baginya.

"Oh gitu ya. Mmm--- terus" Arsen menggantungkan kalimatnya.

"Terus apa kak?" Tanya Hujan lembut.

Arsen melihat ke arah Langit yang melihatnya datar, "Terus kata Langit, Pelangi mana? Ko ga sama kalian?"

Demi apapun, Langit ingin sekali menelan Arsen saat ini. Dia tidak pernah bertanya dan tidak ingin tahu dimana keberadaan Pelangi saat ini ataupun nanti.

Pelangi Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang