Ch.12 The Loudest Silence

1.9K 220 20
                                    

Mungkin hari itu adalah hari yang paling aneh bagi Arm dan Mook, pasalnya mereka melihat kedua temannya itu, Off dan Tay kembali ceria. Tentunya mereka juga tahu siapa penyebab keduanya menjadi sumringah seperti itu.

Tadi pagi, setelah bangun tidur Off langsung ke rumahnya dan pamit ke ayahnya untuk ke sekolah. Namun kali ini ia tidak sendirian lagi, karena Gun sekarang sudah kembali duduk di boncengan sepedanya. Tay juga kurang lebih seperti itu. Ia mengantarkan New ke rumahnya lalu mandi di rumahnya. Tentunya Ia juga ke sekolah bersama New dengan mobil kesayangannya itu.

Kini meja itu kembali ramai dengan tambahan dua personil, Gun dan New. Mook yang melihat perubahan sikap Off menjadi lebih ceria hanya bisa ikut bahagia. Mungkin hanya orang bodoh saja yang tidak bisa melihat betapa Off sangat menyayangi pria manis yang berada di sampingnya. Mook itu pintar, dan dia tahu kalau seberapa dekat ia dengan Off, hal itu tidak akan mengubah perasaan Off untuk menyukainya.

"Eh jangan lupa untuk latihan sekali lagi nanti. Masih ingat kan hari ini ujian praktek musik?" Ucap Arm tiba-tiba.

"Ah iya masih.." kata Tay menimpali.

"Ujian praktek kali ini dibuat jadi lebih mudah, jadinya kita bisa berkolaborasi dengan siswa dari kelas lain." Ucap New.

"Kau sudah ada tim New?"tanya Tay padanya.

"Sudah, aku bersama anak-anak di kelasku. Kalau kalian?"

"Kami berempat. Aku, Off, Arm, dan Mook."

"Kalau kau Gun? Kenapa diam saja?"tanya Mook padanya yang sedari tadi diam saja memperhatikan mereka bicara. Bahkan Gun saja sudah lupa dengan tugas itu.

"A-aku sepertinya tidak memperhatikannya."

"Oh iya mungkin yang waktu itu kau bolos ya? Kau tidak bertanya pada Jane? Dia sepertinya akan bernyanyi sambil menari. Aku pikir dia mengajakmu"ucap Mook kembali.

"J-jane tidak mengatakan apapun padaku. Lagipula kami tidak berhubungan lagi sekarang."

"Lalu kau akan melakukan apa Gun? Ujiannya sore ini di aula."

Gun yang mendengar hal itu langsung terkejut. Tanpa sadar, ia menggigit bibirnya dengan gugup. "A-aku tidak tau.."

"Kau tau kan nilai ini untuk nilai akhir mata pelajaran seni?"

"Aku bahkan tidak tau itu.."

"Kau bisa mendapat nilai F kalau tidak memberikan pertunjukkan Gun.."

"Hei! Sudahlah jangan menekan Gun!" Bentak Off sedikit keras. Dia bisa melihat tekanan yang diberikan Mook membuat Gun panik.

"Kalian bisa bertiga kan? Tay suaranya juga bagus, ia bisa menggantikan aku."kata Off, yang langsung diberikan tatapan tidak percaya oleh teman-temannya.

"Hei! Apa maksudmu Off? Kita sudah berlatih dua bulan lebih, dan kau mau apa sekarang? Keluar dari tim?"tanya Mook padanya.

"Kalian tidak keberatan kan? Arm bisa bermain cajon, Tay bermain gitar sekaligus vokal, kau juga bisa bernyanyi kan Mook? Aku kan hanya bassist. Tanpa adanya aku, kalian juga bisa bermain dengan baik bukan? Sedangkan Gun? Dia bahkan belum menyiapkan apa-apa."

"Iya aku tidak keberatan Off.. Gun juga baru saja sembuh kan?" Ucap Arm menyetujuinya. Off mengangguk.

"Off.. kau tidak usah seperti ini."ucap Gun menarik tangan Off.

"Tidak apa-apa Gun. Kami masih berjalan dengan baik tanpa adanya Off. Lagipula suaraku lebih baik daripada dia"ucap Tay dengan percaya diri, namun langsung ditoyor oleh New. "Kau tidak usah kepedean seperti itu Tay!"

Fallin Love with my Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang