Ilsa menenteng bendera perang ke dalam ruangan Miko setelah kepergian Jevan. Dia akan melayangkan segala macam protes kalau perlu ancaman ringan agar Miko tidak mengikutsertakan dirinya dalam kasus Jevan.
"Pak Miko, saya perlu bicara dengan Bapak." Kalimat itu keluar dengan nada pelan. Sopan tapi menyiratkan tanda perang yang jelas.
"Soal apa?" tanya Miko santai tanpa mengalihkan pandangannya.
"Soal Jevan."
"Kenapa?"
"Jangan belagak gila ya lu, Miko!" Ilsa mulai menunjukkan kedua tanduknya, dan sorot tajam yang siap menghunus Miko sampai dasar bumi. "Lo tahu siapa Jevan. Jangan sampai gue hancurin nih plang lawfirm depan kantor!"
Miko segera mengalihkan pandangan, menangkap ada hawa menyeramkan dari sorot mata Ilsa. Ibaratnya Ilsa itu kayak Maleficent yang habis disakitin.
"Terus masalahnya di mana?"
Ilsa menggebrak meja kayu sampai Miko sendiri terlonjak kaget. "Masih nanya masalahnya? Gue mau mundur dari kasus ini. Nggak ada otak! Sarap! Gila!" Ilsa mengumpat banyak kata-kata kasar sampai Miko hafal ada berapa banyak kata-kata kasar yang keluar dari mulutnya.
"Ilsa, tenang. Tarik napas, terus buang."
"Tenang-tenang! Pokoknya gue nggak mau terlibat dalam permasalahan si kunyuk itu. Nggak sudi!"
Miko geleng-geleng. "Lo boleh nolak kasus kalau itu bertentangan dengan hati nurani. Ini lo nolak karena klien lo adalah mantan suami lo sendiri. Nggak profesional banget. Lagian kalian udah cerai sembilan tahun lalu. Inget, SEMBILAN TAHUN."
For God's Sake! Ilsa akan menghancurkan seluruh gedung kalau Miko masih ngotot soal ini. Jelas-jelas Miko mengenal Jevan walau hanya sebatas tamu undangan yang menghadiri pesta pernikahannya. Sungguh, Ilsa ingin mencak-mencak. Mana pakai acara sok tidak kenal Jevan segala lagi!
"Ayolah, Il. Satu-satunya orang yang paham tentang kasus penipuan cuma lo. Selain itu, lo senior di sini. Nggak mungkin gue kasih kasus ini ke Hayra dan Fillia. Mereka masih belajar. Robert lagi sibuk urus kasus lain. Sementara gue lagi urus kasus cerai pedangdut pemes itu," kata Miko mencoba membujuk.
Ilsa menutup mata. Mengambil napas, dan mengembuskan kasar.
"Ini terakhir kali gue mohon-mohon dan maksa. Besok nggak lagi. Suwer," bujuk Miko lagi. Kali ini dengan nada lebih lembut.
Ilsa memelototi Miko yang tampak santai. Malah Miko tidak ada takut-takutnya.
"Kalau lo mundur tanpa alasan jelas, gue yakin bakal jadi bahan gosip anak-anak magang. Mereka bakal nuduh yang aneh-aneh dan curiga. Mereka udah sering banget curigain gue karena selalu maklumin keterlambatan lo. Kalau mereka tahu lo sahabat gue, bisa-bisa gue dikatain pilih kasih dan reputasi lo jelek. Kita bertahan dengan nggak ada yang tahu soal status persahabatan kita biar kita sama-sama nggak terlihat jelek," jelas Miko panjang kali lebar.
Ilsa mendesah kasar.
"Ayolah, Il. Please...?"
Setelah diam cukup lama, akhirnya Ilsa mulai bersuara. "Kalau lo nggak mau gue mundur, maka gue akan gunain cara gue sendiri," tekad Ilsa. Kemudian Ilsa berbalik badan.
"Eh, Il! Mau ngapain lo? Jangan sampai nanti Jevan nuntut kalau lo mukul dia!" teriak Miko mulai panik.
Ilsa tidak menjawab selain mengacungkan jari tengah pada Miko. Beruntung saja ruangan Miko terletak di lantai paling atas gedung, yang mana hanya ditempati Miko sendiri. Sisa pegawainya berada di lantai bawah, termasuk Ilsa. Jadinya tidak ada yang melihat tindakan barbar bercampur anarkisnya Ilsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Ex-Husband!
RomanceIlsa, seorang wanita yang berprofesi sebagai pengacara dipertemukan kembali dengan mantan suami yang mendadak menjadi klien di firma hukum tempat dia bekerja. *** Ilsa Fiorella, 28 tahun, seorang pengacara yang berada dalam puncak karir. Ilsa terpa...
Wattpad Original
Ada 4 bab gratis lagi