Without Wings - 05

1K 103 12
                                    

Seorang Mikhaela Angello tahu bahwa dirinya adalah anak yang tak pernah di inginkan untuk terlahir ke dunia. Seorang Mikhaela Angello sangat tahu bahwa ia hanya akan menjadi benalu untuk orang di sekitarnya.

Si manis itu saat ini sedang menatap hamparan pantai di depannya. Pergi tanpa berpamitan sepertinya sudah menjadi kebiasaan si iris shappire itu. Bukankah tak akan ada yang menunggunya ketika ia pulang. Tidak akan ada yang mencarinya apalagi menanyai keadaannya sekarang.

Si manis Angello itu menatap dengan pandangan kosong. Pantai di depannya terlihat sangat sepi, mungkin karena ini terlalu pagi bahkan sang surya pun belum nampak. Helaian rambutnya di terpa angin pantai membuatnya tersenyum simpul di tengah pikiran kosongnya.

"Mama bagaimana yah? Mikha unm..." Si Angello itu tak dapat melanjutkan kata-katanya lagi saat air mata kembali menjadi jawaban dari segala bebannya.

Senyum manisnya terbit saat melihat sang surya mulai menampakkan dirinya malu-malu. Dinginnya angin pantai, tergantikan dengan hangatnya mentari. Mikhaela hanya merasa sangat bersyukur untuk saat ini dapat melihat semua itu.

"Sepertinya Mikha perlu suasana baru yang jauh dari Mama dan semua yang pernah Mikha kenal." Bisiknya sendiri. Menaruh tekad kuat akan perkataan yang baru saja dilontarkannya itu.

"Maaf pergi tanpa berpamitan dengan mama, selalu jaga kesehatan sampai Mikha siap pulang lagi ya, ma."

Semuanya terasa pantas dan layak. Semuanya terasa cukup sampai disini. Ketika sang mentari sudah mulai naik lagi, Mikhaela Angello bangkit dan beranjak dari tempatnya. Pergi untuk mencari suasana baru yang mungkin dapat menyembuhkan luka hatinya. Setidaknya pemikiran untuk mengakhiri hidupnya menjadi sia-sia ketika mengingat kembali bagaimana hidup sang ibu nantinya. Mikhaela sungguh baik, bukan.

*****


With love,
Khey NocQend

[1] Without WINGS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang