Without Wings - 25

384 44 6
                                    

Just stay here...

Mengapa tidak keluar dari kegelapan itu?
Disana gelap, bukan?
Mengapa tidak lagi mencari yang baru?
Mengapa tidak membiarkan sekali lagi mencari awal yang baru?
Mengapa kau sangat senang di dalam kegelapan itu?

Apa karena disana kau merasa paling bisa dimengerti?
Lalu, siapa yang mengerti akan semua itu?

Kegelapan?

Lalu, mengapa kau membiarkan dia pernah ada di sana?
Membiarkan dia menerangimu dan setelah itu membuatnya mencarimu lagi dalam kegelapanmu itu?

Mengapa?

.

.

.

Dokter mengatakan Mikhaela Angello baik-baik saja. Pemuda itu akan segera bangun dari tidurnya itu.

Namun, yang terjadi tak pernah muncul. Si mungil bersurai pirang itu masih saja betah menutup matanya. Membiarkan mereka merindukannya. Membiarkan mereka menunggunya dengan perasaan kalut serta rasa bersalah.

"Mikha kenapa belum juga bangun?"

Dia kembali lagi. Kali ini tidak sendiri. Bersama yang lain.

Juno. Renaro. William Dan juga Bunda dari kekasih mungilnya itu. Jangan lupakan mommy-nya yang sudah mengetahui tentang kecelakaan itu.

"Mikhanya bosan liat lo mulu deh, El."

Tatapan tajam itu mengarah pada satu-satunya yang bersuara tadi. Sebuah cengiran tanpa dosa dilayangkan Renaro.

"Lo juga bisa diem gak? Gak lucu." Tatapan tajam itu bukan dari Daniel, kali ini dari si pemuda Korea itu. Juventino Kim.

"Sorry, just kidding for Daniello, kok."

"Gak lucu." Tekan Juno sekali lagi.

.

.

.

"Bunda tinggalin yah, gak bisa lama-lama soalnya harus kejar pesawat sama papa kamu."

"It's okay, mom. Save flight buat penerbangannya."

Pelukan itu menjadi yang terakhir diliat oleh wanita lainnya. Dirinya merasa tersindir melihat interaksi ibu-anak itu. Seperti mengoloknya.

Maaf... Mikha mau kan maafin mama, lagi?–Batinnya sendu.

*****



With love,
Khey NocQend

[1] Without WINGS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang