Without Wings - 24 [Flashback; William version]

426 42 6
                                    

William Mitchelle. Pemuda keturunan Amerika-Jepang itu adalah salah satu dari pangeran sekolah. Pemuda yang sangat liar dan juga sangat jarang berada di sekolah dengan alasan yang tak jelas.

Namun, dirinya tak pernah sekali dikeluarkan dari sekolah ataupun di panggil guru BP. Jelas saja, karena ia adalah salah satu donatur terbesar untuk sekolah itu selain keluarga Prasetya tentunya.

Bisa di katakan William Mitchelle sepadan dengan Daniel Lorenzo ataupun Renaro Prasetya.

Pria bermanik biru bahkan telah digilai oleh seantero sekolah bersama Daniel dan Renaro. Namun, hubungannya bersama kedua pemuda itu tak dekat. Meski memiliki kasta yang sama, William tak jarang menjaga jarak dari kedua pemuda itu.

Bukan ingin sombong, namun semua itu dilakukannya karena sebuah alasan. Mungkin alasan itu akan terungkap suatu saat nanti. Yang jelas bukan sekarang karena ia masih memiliki hal yang perlu dibereskan.
.

.

.

Si manik biru itu menatap satu-satunya pemuda yang baru saja menabraknya. Menumpahkan sebotol yogurth yang sayangnya mengenai blazer sekolahnya.

"Sorry, gak sengaja." Ucapan itu keluar disertai gerakan menunduk meminta maaf oleh si pemuda penumpah yogurth itu.

Semua orang yang berada di lorong kantin itu menatap keduanya dalam diam. Ada yang berbisik-bisik karena tahu sang pangeran sekolah muncul setelah empat hari ini menghilang.

"Juventino Kim,"

Kalimat itu hanya tertahan disana begitu saja saat kembali lorong kantin menjadi riuh akibat suara yang di keluarkannya begitu tiba-tiba. William tidak tahu maksud dari semua orang menontonnya seperti mereka adalah hal yang tak boleh di lewatkan. Gila!

"Eh, ah-maaf Will.. gak sengaja gue tadi-"

"Mana Mikhaela?"

Perkataan itu seketika hanya membuat lorong kantin itu kembali hening. Sudah jelas bahwa para fanatik itu tak menyukai opsi dimana pangeran-pangeran mereka terlihat akrab dengan Mikhaela Angello.

"Buat apa lo nyariin Mikha. Dia gak masuk hari ini. Dan yang jelas gue juga gak tahu."

Wajah sinis itu hanya keluar begitu saja ketika nama sang sahabat mengalun bebas dari bibir William. Satu hal yang jelas bahwa Juventino Kim tak menyukai keberadaan William. Baginya William hanya seperti preman yang mana hanya membuat sahabatnya menderita.

"Cih."

Sesingkat itu dan mereka berpisah. Si manik biru itu meninggalkan tempat itu begitu saja seperti tak pernah terjadi apapun. Bahwa blazer sekolahnya baru saja ketumpahan yogurth, ataupun keributan yang di buatnya maupun tatapan bodoh dari seorang Juventino Kim.

"Brengsek!" Umpatan itu keluar dengan manisnya dari bibir pemuda berdarah Korea itu.

*****










With love,
Khey NocQend

[1] Without WINGS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang