Without Wings - 28

378 45 0
                                    

Manik secerah langit itu berkedip. Menatap keseluruhan ruangan yang seutuhnya berwarna putih. Pikirnya ia sudah berada dalam alam baka, namun saat melihat tirai berwarna pastel itu, hanya mengingatkan bahwa ia berada di bumi sekarang.

Tubuhnya terasa kram, saat digerakkan rasa sakit menjalari seluruh tubuhnya. Pekikan tiba-tibanya itu hanya membawa seseorang yang tadi luput dari penglihatannya terkejut.

"Oh my God, Mikhaela!" Kali ini pekikan itu bukan dari si netra biru melainkan seorang pemuda yang terlihat asing baginya.

"Gue panggilin dokter dulu." Saking terkejutnya sampai pemuda itu lupa bahwa ada tombol otomatis yang dapat digunakan untuk memanggil dokter maupun perawat.

"Eung–"

"Mikha–" Suara berat itu hanya menghantarkan Mikha pada pemandangan baru. Disana seseorang yang begitu dicintai berdiri dengan wajah yang sulit di defenisikan oleh Mikhaela.

"Mikha sayang," Ah–panggilan itu hanya membawanya pada kenangan-kenangan indah mereka. Melupakan rasa sakit yang tadi dirasanya.

Baru saja Daniel ingin mendekatinya, namun diurungnya ketika pintu di belakangnya terbuka. Seorang dokter dan dua orang lainnya memasuki kamar inap Mikhaela.

Diantara mereka terlihat William disana. Jadi, bukan Daniel orang pertama yang dilihat Mikhanya namun seorang William Mitchelle. Cih–sungguh menjengkelkan bagi Daniel.
.

.

.

Mikha telah diperiksa oleh dokter sekitar 15 menit yang lalu. Si manik shappire itu sekarang sedang menikmati waktu istirahatnya untuk memulihkan tubuhnya yang terasa kaku. Dan ruangan itu terlihat canggung ketika seorang yang tak pernah Mikha bayangkan akan berada di dalam ruangan yang sama dengannya.

Meski terlihat sedikit ramai karena kedatangan Juno dan juga Renaro, yang entah kenapa bisa juga terdampar disana–selain karena pemuda itu sahabat dari Daniel.

Satu-satunya wanita di dalam ruangan itu terlihat serba salah. Tingkahnya hanya membuat para pemuda di dalam ruangan itu merasa kecanggungan yang dirasa Mikhaela.

"Ah, Juno kayaknya harus pulang duluan deh, tugas sekolah Juno memanggil. Mikha, Juno balik d--" Kecanggungan itu pecah saat Juno bangkit dan merapikan ranselnya.

"Pulang bareng gue." William seketika bangkit juga dan menarik Juno keluar dari ruangan itu. Bahkan belum sempat si pemuda Korea itu pamit pada Mikha, William telah membawanya keluar dari sana.

"Sebaiknya gue juga pulang, gih. El anterin gue dong, gue gak bawa mobil hari ini. Bye, Mikha..."

Dengan terpaksa Daniel menyetujuinya, meski sebenarnya ia tak ingin meninggalkan kekasih mungilnya. Jelas saja, Mikhanya baru saja bangun dari tidur panjang itu dan Daniel ingin sekali menemani sang kekasih. Namun, sepertinya ia harus menundanya saat tahu waktunya tak tepat. Bukan saat ini.

"Niel anter Renaro dulu yah, ntar Niel balik lagi. Istirahat yang cukup." Ucapan itu dibarengi dengan sebuah kecupan singkat di kening si surai pirang.

Anggukan kepala itu hanya mengantarkan Daniel dan Renaro untuk beranjak dari sana. Meninggalkan Mikhaela bersama satu-satunya wanita yang selalu dirindukan Mikhaela Angello.

Bundanya.

Mamanya Mikhaela.

*****



With love,
Khey NovQend

[1] Without WINGS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang