[✔️] bloom ; younhan

sepuluh

bloom

Eunsang menangis lagi. Menolak Papanya yang pamit pergi bekerja. Seungyoun kalang kabut ingin menenangkan sang anak sementara Yohan anteng-anteng saja duduk di sofa sambil memakan salad buah kesukaannya.

Seungyoun memberikan sinyal kepada Yohan, meminta tolong untuk menenangkan Eunsang yang menangis. Tapi Yohan hanya menatap suaminya dengan tatapan: bukan urusanku, aku mau makan saja.

Jadi, mau tidak mau Seungyoun menggendong sang anak yang sudah besar sekarang.

"Eunsang, Papa hanya bekerja seperti biasa. Nanti pulang Papa jemput di kafe Mama, kita ke dokter lihat adik. Mau?" tanya Seungyoun sambil mengusap air mata sang anak sulung.

Eunsang menggeleng kuat, Yohan tertawa di belakang. Seungyoun mau ikutan menangis saja rasanya.

"kenapa Eunsang tidak mau?" tanya Seungyoun.

"kut pa!" ucap Eunsang sambil memeluk leher sang Papa dengan erat.

Uhh, Seungyoun mana tega melihat Eunsang yang sedang mode manja dengannya. Apa-apa mau bersama dengan Papanya.

Yohan sih tidak masalah. Toh sesaat setelah Seungyoun menoleh kepada sang istri, pemuda manis itu mengangguk mantap dan menunjuk tas keperluan Eunsang dengan kedua tangannya. Seakan mengatakan: silakan dibawa.

Seungyoun menghela napas panjang, sementara Yohan terkekeh menatap nasib sang suami yang--ah, begitulah.

"Eunsang mau ikut papa?" tanya Seungyoun

Dalam pelukannya, Eunsang mengangguk dengan semangat. Mau tidak mau Seungyoun mengambil tas keperluan Eunsang di atas meja dan berpamitan kepada sang istri.

"Nanti Hyeongjun jemput kamu kan?" tanya Seungyoun memastikan istrinya baik-baik saja hingga ke kafe.

Yohan mengangguk mantap, "tenang pak bos. Anaknya jagain ya," ucap Yohan sambil terkekeh pelan.

Seungyoun menghela napas lalu mengusak pucuk kepala Yohan dan dicium singkat.

"nanti aku jemput ya," ucap Seungyoun dibalas anggukan Yohan.

.
.
.

Sesampainya di kantor, Eunsang disambut dengan gembira oleh anak buah Seungyoun.

Eunsang memang terkenal, selain karena anak bos tapi juga karena Eunsang itu sangat sangat sangat sangat sangat sangat menggemaskan.

Maka saat sampai di lantai tempat Papanya bekerja, Eunsang minta diturunkan dari gendongan dan berlari kecil untuk sampai ke depan pintu kerja sang Papa.

"Hyung, kita punya penerus nih?" tanya Hangyul yang baru saja datang dari arah bilik kerjanya.

Seungyoun menghela napas, "ah, aku tidak mau dia bekerja di kantor. Lelah," ujarnya lalu membuka pintu untuk Eunsang yang sudah menatapnya dengan lucu.

"pa!?" panggil Eunsang ke arah dalam.

Seungyoun terkekeh, "Papa di sini sayang," jawab Seungyoun

Eunsang menoleh dan tersenyum lucu, lalu kembali menatap ke dalam ruangan papanya.

"pa!?" panggilnya sekali lagi

Seungyoun terkekeh lalu menggendong Eunsang dan memberikannya ciuman gemas.

"anak siapa sih, jahil sekali?" membuat Eunsang tertawa karena kegelian.

Hangyul tersenyum, ikut masuk ke dalam ruangan karena memang sedari tadi ia membawa berkas-berkas untuk menyambut kedatangan Seungyoun.

"memangnya Yohan kenapa Hyung sampai kau harus membawa Eunsang?" tanya Hangyul sambil menaruh berkas di atas meja tengah ruangan Seungyoun.

Seungyoun mendudukan Eunsang di sofa, sementara ia menaruh tas keperluan Eunsang dan tas kerjanya.

"Yohan tidak apa-apa, hanya Eunsang sedang manja manjanya denganku,"

Hangyul mengangguk saja lalu bermain dengan Eunsang.

"Sihun dan Donghyun bagaimana?" tanya Seungyoun

Hangyul tersenyum, "sehat tentu. Donghyun banyak makan, mirip sekali dengan Sihun waktu masih mengidam,"

Seungyoun tertawa, "ah, Yohan masuk bulan ke-6. Kurasa sebentar lagi dia akan mengidam macam-macam,"

"jadi, laki-laki atau perempuan kali ini?" tanya Hangyul

Senyum Seungyoun kembali merekah. Ia duduk di samping Eunsang yang sedang memegang dengan ponsel Hangyul, menampilkan video anak-anak.

"laki-laki,"

"wah, semua laki-laki di rumah, huh?"

"tidak apa-apa, kita bisa bikin klub sepak bola,"

bloom

tbc