XXX

5.5K 520 88
                                    

Langit mendung di luar sana senapas dengan wajah murung Chanyeol. Hasil pemeriksaanya sudah keluar dan ginjalnya ternyata tidak cocok untuk Kyungsoo.

Chanyeol berkali-kali menyeka air matanya yang jatuh lagi dan lagi. Sungguh ia berharap jika Tuhan akan memberinya kesempatan untuk bersama dengan Kyungsoo lebih lama lagi.

Dengan mata sembabnya Chanyeol memasuki kamar Kyungsoo. Berusaha tidak terjadi apa-apa, sebuah senyum tulus Chanyeol ia tunjukkan menutupi kegundahan hatinya.

"Chan, kau menangis?" tanya Kyungsoo yang menyadarinya.

"Tidak, ini aku tadi habis menguap," jawab Chanyeol asal.

"Kemarilah," senyum tipis Kyungsoo memanggil Chanyeol.

Chanyeol duduk di dekat Kyungsoo. Wajah mereka sangat dekat karena Kyungsoo mendadak memajukan wajahnya.

"Kau tidak pernah bisa berbohong Chanyeol, apa yang membuatmu menangis?" tanya Kyungsoo lagi.

"Aku melakukan pemeriksaan juga, tetapi hasilnya negatif," akhirnya Chanyeol mengakuinya.

"Kau tahu, setelah kau datang dalam diam aku selalu berdo'a, aku berharap akan ada pendonor yang cocok sehingga aku bisa melewati hidupku sekali lagi denganmu," jelas Kyungsoo.

"Semuanya pasti akan terjadi, aku janji Kyungsoo, aku akan berusaha semampuku!" Chanyeol memegang erat tangan Kyungsoo.

"Terima kasih, kau sudah mau tetap di sini saja aku sangat senang."

Chanyeol tersenyum lalu mengecup kening Kyungsoo. Rasanya enam tahun yang terlewat tidak memudarkan cintanya, tetapi justru membuat Chanyeol sangat mencintai Kyungsoo, tanpa syarat apapun.

Selama berhari-hari Chanyeol menemani Kyungsoo di rumah sakit. Bahkan saat orang tua Kyungsoo datang, Chanyeol tak lagi diminta keluar karena ia sudah dianggap seperti keluarga.

Sebuah rencana pun di susun oleh keluarga Kyungsoo, mereka menyarankan pernikahan keduanya untuk segera dilakukan. Chanyeol tentu saja setuju, mengingat semua waktu yang ia lewati dengan Kyungsoo sangatlah berharga.

Mereka sepakat pernikahan akan digelar begitu Kyungsoo keluar dari rumah sakit saat luka tusukannya sudah mengering.

Malam sebelum kepulangannya, Kyungsoo tidur bersebelahan dengan Chanyeol di ranjang rumah sakit. Sempit memang, tetapi karena Kyungsoo sudah bisa bergerak bebas jadi Chanyeol memaksa.

Mereka saling memandang dalam senyum. Menatap wajah satu sama lain yang seolah tidak berubah sama sekali.

"Jika dari dekat seperti ini aku baru sadar jika kau tidak terlalu mengurus wajahmu," gumam Kyungsoo membelai wajah Chanyeol.

"Aku kan sedang mengurus kekasihku, bagaimana aku sempat mengurus wajahku?" dalih Chanyeol.

"Baiklah sepulang dari sini kita ke klinik kecantikan yang biasa aku datangi ya, calon suamiku harus terlihat tampan nanti," ucap Kyungsoo tersenyum.

"Kalau begitu kau juga harus makan, aku tidak mau calon suamiku terlihat kurus seperti ini, nanti dikira aku tidak mampu membelikanmu makanan." Chanyeol menyentuh hidung Kyungsoo.

"Baiklah, mungkin sebelum semua itu ada baiknya kita bertemu keluargamu dulu, kau tidak bisa menikahiku begitu saja tanpa restu mereka," jelas Kyungsoo.

"Kau sudah mendengarnya sendiri kan? Seluruh keluargaku sudah setuju, jadi kau tidak perlu terbang ke Seoul hanya untuk bertemu mereka."

"Aku sebenarnya ingin menikah di Korea Chanyeol, aku ingin pulang, memulai kehidupan lagi di sana, aku tak pernah menjadi diriku sendiri selama di sini," mata Kyungsoo terlihat sendu.

UNCONDITIONALLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang