XV

2.9K 538 85
                                    

Kabar tentang Kyungsoo yang tertusuk sepertinya menyebar dengan cepat. Malam itu tepat setelah makan malam, seluruh penghuni asrama Beethoven mendatangi kamar Kyungsoo.

Chanyeol sudah tahu kabar ini dari Suho, jadi sebelumnya ia sedikit berbenah, walaupun hanya tempat tidurnya saja yang berantakan sedangkan milik Kyungsoo memang selalu rapi.

"Aigoo, Kyungsoo, apa kau kesakitan? Kau boleh dikamar noona untuk sementara sampai kau pulih."

"Ya! Jangan sembarangan, aku bisa membaca pikiran busukmu itu, kau tahu saja jika Kyungsoo sedang lemah!"

"Sunbaenim, mari kita tidak berteriak di sini, suara sunbaenim sekalian menggema sekali."

Kyungsoo benar-benar merasa terhibur. Ternyata takdir Tuhan yang membawa Kyungsoo ke kampus ini tidak salah. Kyungsoo bisa bertemu dengan orang-orang menyenangkan seperti mereka.

Sebelum malam semakin larut, mereka semua memutuskan kembali ke kamar masing-masing. Kecuali Suho yang masih duduk di dekat Kyungsoo sejak tadi.

"Chanyeol, kau yakin kau bisa mengurus Kyungsoo dengan baik?" tanya Suho mendadak jadi serius.

"Sunbe, aku tidak sampai separah itu, aku masih bisa melakukan semuanya sendiri," jawab Kyungsoo cepat.

"Tentu saja aku bisa mengurusnya, aku bahkan bisa membantu Kyungsoo mengganti perban lukanya," sahut Chanyeol tidak mau kalah.

"Baiklah, jika ada hal yang mendesak hubungi aku, tenang saja aku bisa kau andalkan Kyungsoo," ucap Suho lalu mengelus kepala Kyungsoo pelan.

Suho meninggalkan kamar dua orang tersebut. Chanyeol buru-buru mengunci pintu dan mulai memunguti sampah makanan para sunbaenya.

Chanyeol melihat, Kyungsoo yang berdiri dari ranjang dan hendak mengambil sapu. Chanyeol cepat-cepat meraih sapu lantai tersebut dan menyembunyikannya dari Kyungsoo.

"Duduk saja," ucap Chanyeol.

"Aku sudah jauh lebih baik Chanyeol."

"Aku akan menurutimu yang tidak memperbolehkanku membantu membereskan lokasi tempat tidurmu, tetapi selain itu, biar aku yang bersihkan," tegas Chanyeol.

"Baiklah, baiklah, jangan lupa membuang sampahnya ke bawah."

"Iya Do Kyungsoo, kau nampak meragukanku sekali."

"Aku tahu kau itu penakut, kau selalu membuang sampah di pagi buta ketimbang malam hari, ya kan?" tanya Kyungsoo.

"Aku? Wah kau meremehkanku! Aku sama sekali tidak penakut, bagaimana seorang Park Chanyeol yang gagah ini menjadi penakut?"

"Ada kecoa di kakimu."

"Aaaaaaa!!!!!! Singkirkan dia!! Singkirkan dia!!!!"

Chanyeol melompat-lompat dengan hebohnya sampai mungkin kamar yang ada di bawah mereka bisa mendengar lompatan Chanyeol.

Kyungsoo sendiri tertawa terpingkal-pingkal. Perutnya masih sakit jadi ia berusaha menahan tawanya sebisa mungkin.

Chanyeol sangat ketakutan di sudut kamar. Ia baru menyadari jika Kyungsoo mengerjainya setelah melihat Kyungsoo tertawa sambil memegangi perutnya.

"Yak! Do Kyungsoo! Kau membohongiku?!"

"Maaf, maaf, tapi ekspresimu sungguh lucu." Kyungsoo masih belum bisa menghentikan tawanya.

Chanyeol awalnya kesal, tetapi melihat tawa lepas Kyungsoo, ia ikut tertawa kecil. Sepertinya ini pertama kalinya Chanyeol melihat Kyungsoo tertawa seperti ini. Kyungsoo harusnya sering tertawa, karena menurut Chanyeol, Kyungsoo terlihat lebih manis saat tertawa.

UNCONDITIONALLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang