06.40
Seorang pemuda terbangun dari tidur nyenyaknya karena terusik oleh sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah gorden kamar nya. Devon melihat jam yang ada di dinding kamar nya yang menunjukkan pukul 06.40. Devon segera bangun dan menuju kamar mandi untuk membersihkan badan nya dan bersiap berangkat sekolah. Setelah selesai memakai seragam nya, Devon berdiri di depan cermin yang ada di kamarnya. Yang Devon lihat dari pantulan cermin itu adalah wajah yang pucat, mata yang sedikit sayu, begitupun bibir merah alaminya yang kini berubah warna menjadi memutih pucat dan badannya pun terasa sangat lemas. Tapi Devon tidak memikirkan nya, Devon segera mengambil hoodie nya yang berwarna hijau army dan memakai nya.***
Saat hampir sampai di sekolah, tepatnya di halte yang tak jauh dari sekolah Devon memberhentikan motor nya di halte sepi itu saat mata nya melihat kembarannya ada di seberang jalan depan gerbang sekolah dengan Veni yang tak lain adalah Ibu Devan begitupun Ibu dari Devon. Di karenakan jarak antara Devon dengan Devan dan Ibu nya tidak terlalu jauh, Devon mendengar percakapan antara Devan dan Ibu nya tersebut.
"Jangan lupa nanti bekal yang Mama buatin di makan." ucap Veni lembut pada Devan yang hanya dibalas anggukan kepala.
"Jangan jajan sembarangan dan jangan sampai kecapean, kalo sakit langsung ke uks aja." ucap Veni lagi.
"Iya mah." jawab Devan.
"Kalo gitu Mama pergi dulu." pamit Veni yang di balas anggukan Devan.
Veni pun masuk kedalam mobil yang di kendarai oleh Pak Oji dan Devan segera masuk ke sekolah.
Sedangkan Devon yang melihat interaksi antara Ibu dan Anak itu berdecih tidak suka.
"Cih!!! Dasar anak manja." ucap nya tidak suka dan segera menyalakan kembali motor nya dan melajukan nya memasuki sekolah.Saat Devon selesai memakirkan motor nya, Devon melihat Nadia yang baru turun dari mobil yang di yakini Devon adalah mobil keluarga Nadia. Devon menghampiri Nadia yang sedang berjalan melewati gerbang.
Saat sudah di hadapan Nadia, Devon membuka suara nya.
"Pulang Gue anter." ucap nya singkat. Nadia yang mendengar perkataan Devon yang singkat itu tidak mengerti maksud Devon.
"Kenapa Kak?" tanya Nadia meminta penjelasan yang lebih lengkap. Sedangkan Devon terlihat menghela nafas nya.
"Pulang sekolah Gue anter Lo pulang." ucap nya mengulangi dengan lebih jelas.
"Tapi Kak, Aku pulang sekolah mau bareng sama temen-temen Aku. Lagi pula nanti Aku mau ke toko buku dulu." ucap nya menolak secara halus.
"Gue gak suka di tolak." ucap Devon.
"Tapi kan Kak, Aku mau ke toko buku dulu." jawab Nadia mencoba membujuk.
"Gue anter." ucap nya dan segera meninggalkan Nadia.
"Ck. Pemaksa." ucap nya bergumam setelah punggung Devon tak terlihat.***
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sedari tadi, sekarang Devon sedang menunggu Nadia di parkiran sendiri karena kedua sahabat nya yaitu Arka dan Rano sudah pulang duluan. Entah apa yang merasuki Devon yang biasanya tidak akan membuang waktu berharganya secara cuma-cuma untuk menunggu seseorang kini malah membuang waktu berharga nya itu.
Dari kejauhan terlihat Nadia yang sedang berjalan dengan 2 orang gadis yang seperti nya teman dari Nadia. Sedangkan Nadia yang melihat Devon sudah ada di parkiran pun segera menghampiri Devon.
"Kak?" panggil nya saat sudah berdiri didepan Devon.
"Hmm" jawab Devon.
"Kakak gak usah nganterin Aku ke toko buku dan pulang ya, soalnya Aku mau bareng sama temen-temen aku." ucap Nadia dengan memohon.
"Gue anterin, sekarang Lo naik." ucap Devon dingin dan melirik motor nya.
"Tapi Kak, Aku mau bareng sama temen-temen Aku." ucap Nadia lagi.
"Na.ik" ucap Devon tak terbantahkan dan penuh penekanan. Nadia pun menurut, karena takut dengan tatapan mata Devon yang seperti akan memakan nya dengan tatapan tajam nya itu.
"Tapi Aku belum bilang sama temen-temen Aku kalo Aku pergi sama Kak Devon" ucap nya memberi tau setelah menaiki jok belakang motor Devon. Tanpa menjawab pertanyaan Nadia, Devon memakai helm fullface nya dan melajukan motor nya ke arah teman-teman Nadia yang sedang berdiri di depan mobil samping gerbang sekolah yang kini telah sepi oleh para murid yang berlalu lalang untuk pulang karena bel pulang sekolah sudah berbunyi sedari tadi. Saat sudah di depan teman-teman nya Nadia meminta maaf pada kedua teman nya karena tidak bisa ke toko buku dan pulang bareng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devon [END]
Teen FictionMenurut orang-orang, punya kakak dan saudara kembar itu pasti menyenangkan. Karena bisa dapat kasih sayang dan perhatian yang lebih dari mereka. Tapi itu semua tidak berlaku bagi seorang Devon Rezaka Azfiandra. Bagi Devon, mempunyai saudara kembar i...