Part 13

13K 1K 60
                                    

8.00 pm

Asap putih terlihat mengepul, dan bau tembakau pula sangat menyengat dihidung. Devon duduk disofa yang ada dibalkon kamar apartemen Arka sembari menghisap rokoknya. Setelah memutuskan pergi dari rumah, untuk sementara Devon akan tinggal diapartemen Arka. Namun, baik Arka maupun Rano tidak ada yang tau jika Devon diusir dari rumah. Karena Devon hanya mengatakan pada Arka dan Rano jika dia ingin menginap diapartemen Arka untuk beberapa hari. Arka dan Rano pun tak ada yang tau tentang perjodohan antara Devan dan Nadia, karena Devon sengaja tak menceritakannya.

Sebenarnya, di Jakarta Arka mempunyai rumah dan tidak hidup sendiri. Namun, karena Arka adalah anak tunggal dan orang tua Arka pun sangat sibuk dan sering pergi ke luar negeri untuk mengurus bisnisnya, Arka lebih memilih untuk tinggal diapartemen dari pada dirumahnya yang besar tapi tidak ada orang yang menemaninya. Dan Arka hanya sesekali pulang ke rumahnya jika orang tuanya dirumah.

"Dev, tadi Vero nelfon kalo lawan Lo udah disana." ucap Arka menghampiri Devon yang masih berada dibalkon untuk memberi tau jika lawannya balapan malam ini sudah berada ditempat balapan yang biasa Devon ikuti.

"Hmm." jawab Devon hanya bergumam. Devon mematikan rokoknya yang tinggal setengah lalu bangkit dari duduknya untuk mengambil kunci motor dan handphone nya yang tergeletak dinakas samping tempat tidur Arka. Lalu Devon bergegas keluar dari apartemen Arka tanpa menunggu pemilik apartemen yang sedang berdiri dibelakangnya. Sedangkan Arka yang ditinggal hanya mendengus. Dosa apa dia hingga mempunyai teman seperti kulkas berjalan.

Arka mengambil handphone disaku celana nya kemudian mengirim pesan pada Rano agar segera pergi ke tempat balapan. Setelah selesai mengirim pesan, Arka mengambil jaket dan kunci motornya yang berada diranjang lalu bergegas keluar dari apartemen nya.

***

Bremmm... Bremmm... Bremmm...

Suara dari knalpot motor terdengar bersahut-sahutan diarea balapan. Devon sudah berada di garis start dengan lawannya malam ini. Mata Devon dan lawannya saling lirik menyiratkan permusuhan antara keduanya.

Seorang wanita dengan pakaian seksi sudah berada didepan Devon dan lawannya dengan membawa bendera kotak-kotak warna hitam putih.

Satu...

Dua...

Mulai...

Ucap wanita itu menjatuhkan bendera yang tadi dipegangnya.

Devon dan lawannya pun langsung tancap gas dan mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata untuk memenangkan balapan malam ini.

"Gue yakin Devon pasti menang." ucap Rano pada Arka dan Vero yang ada disebelahnya. Arka dan Vero pun menganggukan kepala mereka seolah menyetujui ucapan Rano. Lagi pula, mau sehebat apapun lawan Devon, Devon akan tetap menjadi pemenang.

Disisi lain, Devon merasa jika lawannya ini jago dalam balapan. Buktinya, jika Devon menyalip maka lawannya akan dengan cepat menyalipnya kembali. Namun, bukan Devon namanya jika dia tidak bisa mengalahkan lawannya.

Saat di belokan, Devon langsung menyalip motor lawannya dan menambah kecepatan laju motornya agar lawannya tidak bisa menyalipnya kembali.

Garis finish sudah terlihat, sorak sorai dari para pendukung Devon kian semakin riuh saat melihat Devon dan motornya sudah hampir sampai digaris finish. Dan benar saja, selang beberapa detik, Devon berhasil melewati garis finish dan menjadi pemenang, disusul oleh lawan Devon dibelakangnya.

Arka, Vero dan Rano menghampiri Devon yang masih berada di garis finish.
"Congrats Dev." ucap Vero menepuk bahu Devon yang hanya di balas deheman singkat.

Devon [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang