Polandia
Arka, Rano serta orang tua Arka baru saja tiba di Polandia. Mereka sedang menunggu Barga yang katanya akan menjemput.
Lima belas menit berlalu, Barga sampai di bandara dan langsung mencari dimana keberadaan Ardi dan yang lain. Mata Barga menelusuri setiap sudut bandara untuk mencari mereka. Setelah beberapa menit mencari, Barga melihat Ardi dan yang lainnya sedang duduk di salah satu kursi yang telah di sediakan. Tanpa pikir panjang, Barga langsung menghampiri Ardi.
"Ardi." Panggil Barga membuat Ardi menoleh.
"Kalian udah lama?" Tanya Barga
"Sekitar lima belas menitan." Jawab Ardi.
"Kita ke rumah dulu apa langsung ke rumah sakit?" Tanya Barga.
"Langsung ke rumah sakit aja Om, aku mau ketemu Devon." Arka langsung menjawab pertanyaan Barga.
"Yaudah ayo berangkat sekarang."Setelahnya, mereka bangkit dan pergi menuju ke parkiran dimana tempat mobil Barga berada.
***
Rumah sakit
Di dalam kamar rawat Devon hanya ada Davin, Devan dan juga Devon yang kini sedang beristirahat. Surya sedang pergi bersama Brata, sedangkan Veni berada di rumah.
Kondisi Devon sempat memburuk beberapa menit yang lalu, Devon mengalami kesulitan bernafas dan batuk darah membuat Davin dan Devan panik bukan main.
Untungnya, mereka langsung memanggil Dokter dan dokter pun dengan sigap segera memeriksa keadaan Devon.
Pintu kamar rawat Devon terbuka menampakkan Barga, Ardi, Farah, Arka dan Rano di sana.
Ardi dan yang lainnya langsung mendekat ke brankar tempat Devon berbaring. Sedangkan Barga mendekati Davin dan Devan yang sedang duduk di sofa.
"Apa ada yang terjadi sama Devon waktu tadi Om tinggal Vin?" Tanya Barga pada Davin.
"Tadi Devon sempat drop Om, dia kesulitan bernafas dan batuk darah." Jawab Davin.
"Apa dokter mengatakan sesuatu?" Kini giliran Ardi yang bertanya.
"Dokter bilang, kondisi Devon makin hari semakin memburuk, penyakit yang di derita Devon sudah parah Om." Jawab Davin.
Mereka yang berada di ruangan itu langsung tertunduk mendengar ucapan Davin barusan.
Setelahnya hening, tak ada lagi yang membuka suara. Semua orang bergelut pada pikiran masing-masing.
Ditengah keheningan, suara rintihan Devon terdengar. Membuat semua orang menaruh atensi mereka pada Devon yang baru saja membuka matanya.
Farah yang berada di dekat brankar Devon, langsung mendekat dan memberi Devon berbagai pertanyaan.
"Dev, kamu udah sadar? Apa yang kamu rasain? Apa ada yang sakit?" Tanya Farah berturut-turut.
"Kalian di sini?" Tanya Devon saat melihat Ardi, Farah, Arka dan Rano berada di dalam ruang rawatnya.
"Iya Dev, kita baru aja sampai beberapa jam lalu." Jawab Arka yang di balas anggukan Devon.
Pintu kamar rawat Devon tiba-tiba terbuka menampakkan sosok Veni di sana. Veni masuk dan langsung mendekat ke arah Devon dan bertanya keadaan Devon.
Setelahnya, semua orang yang ada di ruang rawat itu sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ardi dan Barga yang nampak sedang membicarakan pekerjaan, Veni dan Farah yang membicarakan sesuatu, dan Davin, Devan, Arka dan Rano yang duduk di sebelah brankar tempat Devon berbaring.
Menit demi menit berlalu, tak terasa jam makan siang telah tiba.
"Ar, lebih baik lo ajak Farah, Arka sama Rano pergi makan terus pulang ke rumah gue, kalian juga kan belum istirahat." Saran Barga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devon [END]
Teen FictionMenurut orang-orang, punya kakak dan saudara kembar itu pasti menyenangkan. Karena bisa dapat kasih sayang dan perhatian yang lebih dari mereka. Tapi itu semua tidak berlaku bagi seorang Devon Rezaka Azfiandra. Bagi Devon, mempunyai saudara kembar i...