3.10 PM
Tak terasa, hari sudah menjelang sore. Devon, Arka dan Rano saat ini baru saja sampai di apartemen Arka masih dengan seragam putih abu-abu nya yang masih mereka pakai. Devon, Arka dan Rano baru sampai karena tadi sempat makan siang dan menongkrong dulu.
Saat mereka bertiga akan sampai di pintu apartemen Arka, mereka melihat seseorang duduk tak jauh dari pintu apartemen Arka, orang itu mengenakan pakaian celana jeans hitam, hoodie putih dengan kepala yang ditutup oleh penutup kepala hoodie dan memakai sepatu sneakers putih.
Devon, Arka dan Rano tidak bisa melihat wajah orang itu karena terhalang oleh penutup kepala hoodie yang dipakainya dan orang itu yang duduk menunduk.
"Ar, dia siapa, Lo kenal gak?" tanya Rano dijawab gelengan kepala Arka.
"Coba Lo bangunin." saran Devon.
Arka pun mendekat ke orang itu lalu mengguncang lengannya pelan."Hey bangun, Lo ngapain di depan apartemen Gue." ucap Arka pada orang itu yang sepertinya tertidur.
"Hey bangun." ucap Arka dengan menggoyangkan lengan orang itu agak keras membuat orang itu terkejut.Orang itu lalu berdiri dan membuka penutup kepala hoodie dari kepalanya untuk menatap Arka. Sedangkan Devon, Arka dan Rano yang melihat orang itu agak terkejut.
"Eh, Bang Davin, sorry Bang, Gue kira siapa." ucap Arka tak enak. Pasalnya orang yang tadi dibangunkannya adalah Davin.
"Ya gak papa." jawab Davin. Lalu tatapan Davin jatuh pada Devon yang berada tak jauh di belakang Arka, sedangkan Devon yang melihat Davin melihat ke arahnya mengalihkan pandangannya ke samping .Arka melangkah agar lebih dekat dengan pintu apartemen nya, lalu dibukanya pintu itu dan mempersilahkan Devon, Rano dan Davin untuk masuk.
"Kalian duduk dulu, Gue ambilin minum bentar." ucap Arka saat diruang tamu dan mempersilahkan kedua temannya dan Davin untuk duduk. Lalu Arka berlalu ke dapur untuk mengambil minuman untuk Devon, Rano dan Davin. Suasana ruang tamu hening tak ada salah satu dari mereka yang membuka pembicaraan.
Tak berselang lama, Arka keluar dari dapur dengan membawa nampan berisi empat gelas orange juice dan beberapa snack. Di letakkannya nampan itu di atas meja lalu Arka duduk di samping Devon.
"Minum dulu Bang." ucap Arka pada Davin. Davin pun langsung meminum minumannya karena tenggorokannya memang sudah kering sedari tadi.
"Gue mau tanya, Lo ada perlu apa main ke sini? Tumben?" tanya Arka.
"Gue cuma mau liat keadaan Devon aja, takutnya dia sakit lagi." jawab Davin menatap Devon yang sedang memainkan handphonenya."Devon gak papa Bang, Lo tenang aja." ucap Arka meyakinkan.
"Kalo gitu Gue pamit dulu." ucap Davin bangkit dari duduknya
"Hati-hati." ucap Arka lalu bersalaman ala lelaki pada Davin.Davin pun melangkahkan kakinya untuk keluar dari apartemen Arka. Namun, saat tangannya akan membuka knop pintu, terdengar suara yang memanggil namanya membuat Davin tidak jadi membuka pintu.
"Kak Davin." panggil orang itu dengan nada datarnya, orang itu yang tak lain adalah Devon. Davin yang mendengar jika Devon memanggilnya dengan sebutan Kakak langsung membalikkan badannya untuk menatap Devon. Davin bahagia bisa mendengar Devon memanggilnya Kakak lagi seperti dulu, walaupun tadi Devon memanggilnya dengan nada yang terkesan datar tapi tak apa, Davin tetap bahagia.
"Kamu tadi panggil Kakak apa Dev?" tanya Davin berpura-pura seperti tak mendengar panggilan Devon tadi.
"Gak usah geer." ketus Devon.
"Gue panggil Lo karena Gue mau minta tolong sama Lo buat ambilin baju Gue di rumah." ucap Devon memberi tahu tujuannya memanggil Davin. Karena memang saat Devon pergi dari rumah, Devon hanya membawa dompet dan handphone nya saja. Bahkan sejak kemarin Devon memakai baju Arka karena Devon terlalu malas untuk membeli baju yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devon [END]
Teen FictionMenurut orang-orang, punya kakak dan saudara kembar itu pasti menyenangkan. Karena bisa dapat kasih sayang dan perhatian yang lebih dari mereka. Tapi itu semua tidak berlaku bagi seorang Devon Rezaka Azfiandra. Bagi Devon, mempunyai saudara kembar i...