Tiga orang pemuda terlihat lelap dalam tidurnya walaupun waktu makan malam sudah tiba. Mereka adalah Devon, Arka dan Rano.
Saat tadi siang mereka bertiga ke kamar Arka, mereka bermain PS terlebih dahulu lalu barulah mereka beristirahat.
Pintu kamar Arka terbuka menampakkan sosok Farah disana. Farah melangkahkan kakinya mendekati ranjang Arka dan berniat akan membangunkan Arka untuk makan malam.
"Ar bangun, makan malam dulu." Ujar Farah menggoyangkan lengan Arka.
"Ar, bangun dulu." Ujar Farah lagi saat Arka belum meresponnya.Arka menggeliat dalam tidurnya dan membuka matanya dengan perlahan.
"Iya mah." Jawab Arka merubah posisi berbaring nya menjadi terduduk."Makan malam dulu Ar, bangunin Devon sama Rano juga, mama ke bawah dulu." Ucap Farah lalu keluar dari kamar Arka untuk ke ruang makan yang ada di lantai bawah.
Setelah nyawanya sudah terkumpul, Arka beralih menatap Devon yang tidur di atas ranjang dan Rano yang tidur di atas sofa. Arka masuk ke dalam kamar mandi untuk sekedar membasuh wajahnya, setelah itu barulah Arka membangunkan Devon dan Rano.
"Dev, bangun makan malem dulu." Ucap Arka menggoyangkan lengan kanan Devon yang menutupi wajahnya.
Devon perlahan membuka matanya dan berlalu ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.
Kini giliran Arka membangunkan Rano yang masih tertidur di sofa.
"Ran, bangun." Dengan menggoyangkan lengan Rano.
"Apaan." Jawab Rano masih memejamkan matanya.
"Bangun, di suruh mama makan malem." Ucap Arka.
"Iya, gue cuci muka dulu." Jawab Rano lalu masuk ke dalam kamar mandi yang bertepatan dengan Devon yang baru keluar dari kamar mandi.Devon turun ke lantai bawah tepatnya ke ruang makan di susul oleh Rano di belakangnya. Di meja makan terlihat sudah ada Ardi, Farah dan Arka yang sepertinya sedang menunggu Devon dan Rano untuk makan malam bersama.
Devon duduk di depan Farah dengan meja makan sebagai penghalang nya, sedangkan Rano duduk di samping kiri Devon yang tepatnya di depan Arka.
Makan malam di mulai, suasana makan malam hening, tidak ada satupun dari mereka yang berbicara.
Beberapa menit berlalu, kini Arka dan keluarganya serta Devon dan Rano sedang duduk di ruang keluarga.
"Dev, mama liat wajah kamu rada pucet, kamu sakit?" Tanya Farah menatap Devon yang sedang menonton TV.
"Aku nggak papa mah, mungkin kurang istirahat aja." Jawab Devon berbohong. Pasalnya saat ini Devon merasa jika tubuhnya sangat lemas, dada kanannya pun terasa sesak, mungkin ini efek karena Devon sengaja tidak meminum obatnya hari ini."Beneran nggak papa, kalo ada apa-apa kamu bilang aja, jangan sungkan." Ucap Farah yang di angguki Devon.
Suasana ruang keluarga hening, karena semua orang fokus menonton TV maupun sibuk dengan handphonenya seperti Rano.
"Ar, kayaknya papa sama mama untuk sementara ini mau ngurus bisnis yang di sini dulu, jadi kamu tinggal di rumah aja nggak usah di apartemen." Ucap Ardi memecah keheningan yang sempat tercipta.
"Iy--"
Uhukk... Uhukk... Uhukk...
Belum sempat Arka selesai menjawab Ardi, ucapan Arka terpotong oleh suara batuk Devon yang terdengar sangat keras.
Sontak semua pasang mata yang ada di ruang keluarga langsung melihat ke arah Devon yang saat ini sedang batuk dengan tangan kanan yang menutupi mulutnya.
"Dev, ada yang sakit?" Tanya Farah khawatir dan berpindah duduk ke samping Devon, lalu mengelus punggung Devon.
"Nggak mah, aku baik-baik aja." Jawab Devon berbohong. Devon menarik tangan kanan yang semula menutupi mulutnya, lalu di kepalkan nya tangan itu dengan erat. Bukan tanpa alasan Devon melakukan itu, Devon sengaja melakukan itu karena pada saat Devon batuk, tangan yang menutupi nya terasa basah, dan dia juga sempat mencium bau anyir seperti bau darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devon [END]
Teen FictionMenurut orang-orang, punya kakak dan saudara kembar itu pasti menyenangkan. Karena bisa dapat kasih sayang dan perhatian yang lebih dari mereka. Tapi itu semua tidak berlaku bagi seorang Devon Rezaka Azfiandra. Bagi Devon, mempunyai saudara kembar i...