Part 18

12.5K 923 59
                                    

6.30 AM

Hari telah berlalu, bulan yang semalam menerangi bumi kini telah menyerahkan tugasnya pada matahari untuk menerangi bumi dengan sinar nya yang lebih terang.

Pagi ini, Arka sudah siap dengan seragam putih abu-abunya untuk berangkat ke sekolah. Melihat Devon yang masih terlelap dalam mimpinya, Arka berniat untuk membangunkan Devon.

"Dev, bangun udah siang, Lo hari ini mau berangkat sekolah apa gak?" ucap Arka seraya menggoyangkan tangan Devon dengan pelan.

Merasa jika ada yang menggoyang tangannya, Devon lalu membuka matanya dan bangkit dari berbaringnya walaupun matanya belum sepenuhnya terbuka.

"Apa?" tanya Devon pada Arka yang memandangnya. 
"Hari ini Lo mau berangkat sekolah apa gak?" ucap Arka mengulang kembali pertanyaanya.
"Hmm, Gue mandi dulu." jawab Devon lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.
"Tunggu Dev, tapi muka Lo pucet, Lo serius mau berangkat?" tanya Arka membuat langkah Devon yang hendak memasuki kamar mandi terhenti.
"Gue gak papa." jawab Devon lalu melanjutkan langkahnya kembali menuju ke kamar mandi. Mendengar jawaban Devon, Arka menghela nafasnya.

Sepuluh menit berlalu, kini Devon sudah siap dengan seragam putih abu-abunya yang dibalut dengan hoodie hitamnya. Sebenarnya, tubuh Devon masih terasa sedikit lemas, bibirnya pun masih terlihat memucat, namun Devon tetap memaksakan untuk berangkat sekolah. Karena jika Devon hanya berdiam diri di apartemen Arka, maka Devon akan bosan. Jadi Devon memutuskan untuk berangkat sekolah meski nantinya membolos jam pelajaran.

Devon melangkahkan kakinya keluar dari kamar Arka menuju ruang tamu tempat Arka menunggu dirinya.

"Berangkat sekarang?" tanya Arka saat Devon sudah ada di samping nya.
"Hmm." jawab Devon lalu mendahului langkah Arka untuk keluar dari apartemen Arka. Sedangkan Arka yang melihat Devon sudah keluar dari apartemen nya segera menyusul Devon setelah mengunci pintu apartemen nya.

Devon dan Arka mengambil motor mereka di basemant apartemen lalu di lajukannya motor mereka ke sekolah.

Hari ini Devon memang tidak menjemput Nadia untuk berangkat sekolah. Tadi saat Devon akan berangkat sekolah Nadia mengirim pesan jika hari ini Nadia akan diantar oleh kakaknya.

***

Motor Devon dan Arka memasuki pekarangan sekolah, membuat para siswa-siswi yang melihat itu memusatkan pandangannya pada Devon dan Arka.

Devon dan Arka memarkirkan motornya di parkiran. Dan ternyata motor Rano sudah berada disana dengan pemiliknya yang sedang duduk diatas motornya seraya memainkan handphone nya.

"Langsung ke kelas apa nongkrong dulu?" tanya Rano lalu mematikan handphone nya, dan dimasukannya benda pipih itu ke dalam saku celana abu-abunya.
"Nongkrong dulu ke kantin, Gue sama Devon belum makan." jawab Arka yang disetujui oleh Devon dan Rano.

Mereka bertiga pun melangkahkan kaki mereka menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Saat mereka bertiga berjalan dikoridor yang cukup ramai, banyak para siswa-siswi yang memandang mereka kagum karena pesonanya.  Terutama para siswi, sebagian besar dari mereka berdecak kagum dengan mata yang berbinar saat melihat mereka bertiga, terutama Devon. Bagi para siswi, Devon memiliki daya pikat tersendiri dengan gaya cool nya dan sifatnya yang dingin membuat mereka semakin mengagumi Devon.

Devon, Arka dan Rano memang cukup terkenal disekolah. Tapi, mereka terkenal bukan karena prestasi, namun mereka terkenal karena kelakuan mereka bertiga yang sering keluar masuk BK.

Saat Devon, Arka dan Rano memasuki kantin, Devon berpapasan dengan Devan, Arja, Andra dan Raffa yang sepertinya akan keluar dari kantin. Melihat Devan, Devon hanya meliriknya sekilas lalu melanjutkan langkahnya kembali. Sedangkan Devan memberhentikan langkahnya.

Devon [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang