"Eh eh eh itu stevan tuh" ujar wanita yang sedari tadi membicarakan si kakek sihir.
Mereka menyingkir dengan sendirinya hingga aku dan monika pun sedikit tersungkur ke arah pinggir.'dasar kayak tuan aja,mau liat papan pun orang harus minggir dulu' ujarku dalam hati.
"Ehh stevan,selamat ya kamu ke satu ulangan kali ini."
"Iya stevan,selamat ya."
"Iya sama-sama." Memang kakek sihir responnyapun seadanya.tpi aku aneh dengan wanita-wanita itu mereka seperti bertemu idolanya saja.padahal si kakek sihir ini tak pantas mereka sukai.
Kini mata si stevan beralih ke arah papan pengumuman kelas ku.ia nampak terkejut.lalu sontak mata kami bertemu.
Ia hanya melihatku sebentar dan langsung berbalik arah menuju kelasnya.
"Ck dasar kakek sihir."
——————————
Sudah saatnya kita pulang.seperti biasa,mang tasman belum nampak sampai sekarang.bimbel sudah mulai sepi,hanya ada aku,penjaga,dan guru yang tersisa.aku sudah lumayan lama menunggu mang tasman disini.
Aku mulai khawatir,disini berubah menjadi sepi.aku tidak suka suasana bimbel sudah sepi.membuatku kedinginan diluar sini.
Terdengar pintu bimbel terbuka.aku cepat menoleh dan ternyata itu si kakek sihir.
'Kenapa dia lagi?' Aku memasang muka kecut melihatnya keluar dari sana."Kenapa ko mukanya gitu."
"Enggak."
"Jangan gitu jelek,Big."
"Ishh bisanya ngeledekin orang aja."
"Ehh selamat ya anak pinter.rank 1 nih"
"Iya makasih."
"Gak nyangka loh,ternyata big pinter juga."
"Ya makanya,jangan nilai orang dari luarnya."
"Iya-iya deh,Big-ku."
"Dasar kakek sihir." Gumamku dengan sangat pelan.mungkin ia tidak tau aku berguman itu.
"Kenapa jam segini belum pulang?."
"Kepo banget sih."
"Ihhh orang nanya,gimana sih.kenapa big?"
"Supir nya suka telat."
"Yaudah mulai sekarang pulangnya sama gue."
"Ih apaan sih?."
"Daripada lo nunggu supir lo yang tiap harinya telat."
"Gak papa lagi,ada mang tasman."
"Yaudah kalo gitu." Iapun berlalu menuju parkiran dan menyiapkan motor besarnya.
Kringg~~ kring~~
"Ehh mang tasman.lagi dimana?"
"Maaf non,mobilnya mogok dijalan."
"Lah terus gimana?"
"Ini emang mau panggil teknisi dulu.non maaf ya,non bisa pulang pake umum gak?."
"Yahh mang,udah jam segini."
Terlihat ia membawa motornya sampai ke depan pintu bimbel.
"Yaudah deh." Aku menutup telfon dengan mang tasman.
Dia berjalan menujuku.memberiku helm yang lainnya.
"Udah ayo pulang.gua anterin.udah jam segini."
Dengan sangat terpaksa akupun menaiki motor si kakek sihir.mengenakan helmnya.
———————
"Udah ka disini."
"Disini?."
"Iya"
Akupun turun dari motor gedenya.aku bergegas masuk ke rumah.
"Ehh big!"
"Aduhh Apa lagi ka?"
"Helm nyaa,ah ilah."
"Oh iya,maaf."
Ternyata aku tidak bisa membuka helm ini.'susah baget si'.aku tidak tau caranya,karena aku jarang sekali naik motor.
"Sini."
Kini tangannya meraih helm yang aku kenakan.tubuh kami mendekat.aku bisa melihat matanya yang coklat.indah sekali.tangannya yang kekar berhasil membuka helm dari kepalaku.
'Ishhh sadar indira'
"Dahh,pergi lagi sana."
"Iyaa.makasih."
"Iyoo,jangan lupa makan ya big."
"Iya kakek sihir jahat."
"APA?"
"Wle wlee kakek sihir."
"Awas ya lo!"
akupun berlari menuju rumahku sebelum si kakek sihir itu menindasku dengan kata-kata tajamnya.
Terima kasih teman-teman yang sudah setia menunggu updatean cerita ini.semoga kalian enjoy.jangan lupa bintangnya yaa,supaya aku lebih semangat dalam melanjutkan ceritanya.makasihh 💓💓💓💓💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Bimbel Child
Non-Fictionorang pintar dan lugu itu ber hak menyukai seseorang.orang jelekpun sama,begitupun orang gendut. Sebuah cerita dimana seseorang yang tidak percaya akan penampilannya karena takut tidak akan dicintai dan tidak akan diterima oleh lingkungannya Bagaima...