__________
Cold&Sweet07.22
Pagi menyapa wajah cantik nan ayu seorang gadis berambut hitam legam yang indah. Yang tengah tenggelam dalam balutan dua selimut tebal. Ia mulai membuka matanya mengerjapkan matanya dan melihat sekeliling kamar yang menjadi tempat singgahnya selama di Paris. Kosong tak ada orang kecuali dirinya.
" Ji„jimin-shi kau„kau di mana? "
Ji merasa sedikit takut karena di kamar ini gelap dan tak ada orang kecuali dia. Ji mulai beranjak dari tempat tidurnya berjalan perlahan menuju pintu kamar mandi lalu membukanya. Tak ada Jimin di sana. Air mata Ji mulai menetes. Memang jika Ji sedang demam maka ia akan lebih sensitif. Ia akan lebih sering menangis dari biasanya.
" Ji„Jimin-shi kau dimana hiks ak„aku takut. "
Ji berjalan lunglai ke arah tempat tidurnya.
Memeluk bantal yang semalam ia gunakan untuk mengganjal kepalanya. Ia menangis tersedu-sedu di balik bantalnya. Hingga sebuah tepukan pada pundak begetarnya membuta wajah dengan derai air mata itu mendongak." Jimin! "
Ji beranjak dari duduknya dan langsung memeluk tubuh semampai tegap milik suaminya. Jimin yang mendapat serangan tiba-tiba hanya bisa mematung diam tanpa membalas atau meronta.
" Ji takut sendirian. Ji tak mau Jimin pergi. "
Jimin membulatkan matanya tak percaya. Apa memang saat istrinya sakit ia akan mengeluarkan sikap anak kecilnya? Atau memang ini sikap asli di balik cerianya wajah Ji? Jimin yang memikirkannya saja sudah pusing. Jimin dengan ragu membalas pelukan Ji. Membelai rambutnya dan menenangkan Ji dengan kata-kata penenang.
" Sstthh sudah jangan mengais aku ada di sini sekarang. "
Jimin juga tak tau apa yang dia lakukan ini. Ia melakukannya untuk istrinya.
" Ji lapar, apa Jimin punya makanan. "
Ji mendongakkan kepalanya dan menatap Jimin dengan bibir merah merekah, derai air mata yang menghiasi wajahnya yang memerah dan binar mata seolah ingin sekali. 'shit,di saat seperti ini aku memegang. Ashii hormon sialan' maki Jimin dalam hati merutuki hormonnya yang tak bisa di kontrol." Tentu. Ini aku bawakan bubur untukmu. " Jimin melepaskan pelukannya lalu berjalan ke meja dekat tv untuk mengambil semangkuk bubur dan air putih hangat yang ia ambil tadi. " Ji mau di suapin sama Jimin. Boleh ga? " Ucap manja Ji hanya di jawab gelengan kepala dari Jimin. " Makanlah sendiri. " Jawab Jimin dingin membuat Ji menunduk lesuh.
" Hiks ibu..hiks Jimin ga mau suapin Ji. Hueee. " Ji yang mulai terisak membuat Jimin kalang kabut. " Huh baiklah. " Dan berakhir Jimin yang mengiayakan kemauan istrinya. Ia berjalan mendekati ranjang Ji duduk di pinggiran kasur, mengambil semangkuk bubur lalu menyendokinya ke mulut Ji.
Ji senang dan karena senangnya ia mencium tepat pada bibir tebal berisi milik Jimin. Jimin membulatkan matanya
" Terimakasih Jimin memang yang terbaik. " Jimin menetralkan ekspresi terkejutnya.
" Lain kali jangan melakukan itu nde? " Pertanyaan dingin Jimin hanya di balas tundukan kepala lesuh dari Ji. " Maaf kalo Ji salah. " Ji mendongak dengan hidung memerah ia berlari menuju kamar mandi. " Aku akan mandi saja. " Ji menutup pintu kamar mandi dengan raut kesal yang begitu menggemaskan bagi Jimin.Jimin memegang bibirnya, lalu ia tersenyum sambil membayangkan saat di mana bibir mereka menyatu hanya seperkian detik. Tunggu apa yang Jimin bayangkan!? " Ashii harusnya aku tak terfikir itu lagi. Kejadian itu hanya ketidaksadaran Ji saat sakit. " Jimin menaruh mangkuk berisi bubur yang kini tinggal separuh itu di meja pinggir kasur.
###
" Ji„Jimin-shii. " Ucap Ji saat keluar hanya mengenakan handuk putih. Jimin yang tadinya sedang memainkan ponselnya di sofa dekat jendela kini melihat Ji yang hanya mengenakan handuk putih. " Bi„Bisakah kau berbalik? Ak„aku malu. " Ji menunduk malu dengan pipi yang merona hebat hingga telinga. Jimin hanya berdehem lalu melanjutkan aktivitasnya memainkan ponselnya.
Setelah beberapa menit kemudian Ji memanggil Jimin yang masih asik dengan ponsel genggamnya. " Ji„Jimin-shii. " Panggil Ji gugup. " Bisakah kau memanggilku hanya Jimin? Tak usah ada embel-embel shi. Kau istriku sekarang Arra? " Ucap Jimin dingin, Jimin beranjak dari duduknya berjalan mendekati Ji yang saat ini tengah duduk di pinggiran kasurnya.
" Sepertinya kita tak jadi pergi ke Eiffel Tower. Besok saja nde? Lebih baik kau istirahat. " Ucap Jimin dingin sambil berjalan ke arah TV untuk mengambil remote nya yang tergeletak di samping tv.
" Jimin-shii ah maksudku Jimin-ah terimakasih. " Ji kemudian merebahkan tubuhnya lagi di kasurnya lalu tertidur. Jimin berdehem lalu melanjutkan acara menontonnya.
###
Malam harinya Ji terbangun karena lapar. " Jimin? Aku ingin makan. " Ucap Ji yang melihat Jimin tengah memainkan ponselnya dengan tangan kanan yang mengusap rambutnya yang basah karena sehabis mandi tadi.
" Ah, kau sudah bangun? Ayo kita makan aku juga lapar. " Ucap Jimin seperti biasa tanpa intonasi dengan wajah cem triplek.
Ji menganggukan kepalanya dengan senyum kecil. Ia berjalan ke arah kopernya lalu mengambil jaket tebal yang ia bawa dan memakainya. " Kajja. " Ucap Jimin dingin dari ambang pintu.
###
Keesokan paginya mereka memutuskan untuk jalan di dekat Eiffel Tower. Berfoto-foto ria, membeli es krim, dan mengejar burung ah lebih tepatnya hanya Ji yang melakukannya. Jimin hanya bisa memandanginya dari jauh. Jimin mengeluarkan ponselnya dan memotret Ji yang sedang tertawa lepas bersama anak² kecil bule yang ada di sana. Fotonya begitu cantik.
Dan pada akhirnya Jimin bergumam untuk yang kedua kalinya " Yeppeo. " Untuk hasil jepretannya yang mana Ji tengah tertawa lepas menikmati acara bermainnya dengan anak² bule yang sedang bermain.
" Ji-ah kajja pulang. " Teriak Jimin dari arah tempat duduk umum dekat situ. Ji berjalan ke arah Jimin dengan wajah yang di tekuk. " Aku belum selesai main Jim. " Rengek Ji. Jimin mendekati Ji lalu mengelus pucuk kepalanya. " Kau tidak bisa berlama-lama di udara dingin seperti ini Ji. Nanti kau akan demam lagi. " Ucap Jimin yang sama seperti sebelumnya datar tanpa intonasi tapi terkesan ada sedikit rasa khawatir dalam pengucapan katanya.
Ji mengulas senyum lalu memeluk Jimin dan bergumam " terimakasih. " Ucap Ji yang lalu merenggangkan sedikit pelukannya dan menatap wajah tegas Jimin yang saat ini tengah memandang ke arah lain.Ji tersenyum kecut sebelum melepaskan pelukannya. " Kajja kita pulang. " Jimin berjalan lebih dulu dari Ji. Ji yang masih diam di tempat hanya bisa menundukkan kepalanya melihat punggung suaminya yang menjauh. " Kajja. " Jimin berbalik dan menarik tangan Ji. Ji yang melihat tangannya yang digenggam hangat oleh suaminya hanya bisa mengulas senyum bahagia.
TBC
______
Jangan lupita vote yak mantemanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold and Sweet✓ [Complete]
Short Story[TAMAT] メ𝗗𝗶𝗷𝗼𝗱𝗼𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗹𝗲𝗹𝗮𝗸𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗺𝗽𝘂𝗻𝘆𝗮𝗶 𝗱𝘂𝗮 𝗸𝗲𝗽𝗿𝗶𝗯𝗮𝗱𝗶𝗮𝗻 𝗮𝗻𝗲𝗵メ . " Aku mencintaimu " . " Aku tak peduli denganmu " . Sweet tapi cold ### 30/12/19-18/01/20 *Jangan lupa votment ya gan* ©...