1♪ Perjodohan

3.6K 151 5
                                    

__________
Cold&Sweet

Angin sore berhembus menerpa wajah manis seorang gadis, dengan Surai hitam legam yang panjang, tengah berjalan menyusuri jalan setapak di pinggir sungai Han. Gadis yang akan pergi ke satu tempat.

Choi Ji, nama gadis manis itu.

Ia dikenal sebagai sosok yang ramah, ceria dan baik. Walaupun begitu ia tidak punya banyak teman. Ia di sering mengalami pembullyan di sekolahnya, ah tapi itu dulu. Sekarang ia telah lulus kuliah dan bekerja di sebuah toko bunga milik mendiang sang ibu yang telah lama meninggalkannya. Ia tinggal bersama ayahnya yang kaya raya, Choi Siwon. Ayahnya mempunyai dua perusahaan yang dipimpin langsung olehnya. Tapi Ji adalah gadis yang sederhana dan tidak menuntut harta kekayaan sang ayah, Ji tetap bekerja di Flower House milik sang ibu.

Ji sudah sampai di toko bunga milik sang ibu yang masih berdiri dengan kokoh. Ji membuka kuncinya dan masuk kedalam dengan wajah sumringah. Ia menatap beberapa bunga yang masih segar nan harum di dalam pot sekitarnya.

" Permisi? "

Ji mendapat satu pelanggan pagi ini, ahh benar-benar sesaat ia membuka tokonya. Seorang lelaki mengenakan masker hitam dan topi hitam serta tubuh semampai tegap dengan tangan yang ia masukan ke dalam saku celananya.

" Nde? Ada yang bisa saya bantu tuan? "

Tanya Ji pada lelaki itu dengan sopa dan ramah, senyumannya yang paling ramah ia tunjukkan demi menyambut pelanggan pertamanya.

" Apa aku bisa mendapatkan rangkaian bunga Lily? "

Tanya pria itu sembari melepas masker yang menutupi setengah wajahnya. Ji sedikit tertegun dengan ketampanan yang pelanggan pertamanya ini punya. Rahang tegas, bibir yang tebal merona mata yang indah tapi terlihat tajam. Sungguh tampan lelaki ini. Degup jantung Ji seperti bermaraton ria saat melihat tatapan tajam lelaki di depannya.

" Bi„Bisa tuan, chankkaman nde? " Pertanyaan yang terkesan gugup yang di tujukan Ji pada lelaki di hadapannya ini hanya di balas anggukan tegas darinya. Sambil menunggu Ji menyiapkan bunga pesanannya Lelaki itu melihat² beberapa bunga segar yang terpajang apik di sekitarnya, dengan kamera yang ia bawa tadi ia memotret beberapa gambar. Dan tanpa Ji sadari lelaki itu memotret Ji yang begitu cantik dengan beberapa bunga yang ia genggam.

" Yeppeo. " Gumam perlahan lelaki itu sambil tersenyum kecil melihat hasil jepretan kameranya yang sangat indah untuk di abadikan. " Ahh tuan ini pesanannya. " Ji memberikan serangkai bunga Lily pada lelaki tampan itu. Dengan wajah datarnya ia mengucapkan terimakasih, membayarnya dan pergi begitu saja.

" Ishh ganteng² dingin banget ishh. " Ji jadi kesal sendiri, lalu ia melanjutkan pekerjaannya yang akan di bantu beberapa karyawan yang belum datang sepagi ini.

###

" Ji pulang. " Ujar Ji saat sampai di rumahnya yang sangat megah itu. Tiba-tiba ayahnya memanggil namannya dari arah ruang tamu saat ia hendak naik ke lantai kedua, ke kamarnya. " Ji kemari nak, ayah akan mengenalkanmu dengan kolega bisnis ayah. " Ayah Ji melambaikan tangannya mengisyaratkan Ji agar mendekat.

Ji berjalan mendekati ayahnya dan duduk di samping ayahnya, sebelum itu ia tersenyum dan membungkuk ke arah seorang wanita paruh baya dengan pakaian mahal yang ia kenakan. " Ini Nyonya Park , salah satu teman juga kolega bisnis ayah. Nyonya Park ini Choi Ji anak tunggal saya. " Ji hanya tersenyum ramah saat senyum dengan keriput itu di tujukan padanya.

Tok! Tok! Tok!

Sebuah ketukan menyeruak di seluruh bagian rumah. Dengan segera bibi Min membukakan pintu untuk seseorang yang mengetuk pintunya tadi. Mengijinkannya masuk dan menuntun pemuda dengan tubuh semampai tegap ke arah ruang tamu. Ji yang awalnya melihat ke arah ponselnya jadi beralih ke seseorang yang tengah berjalan dengan tangan yang ia masukan ke dalam saku celananya. Ji sedikit terkejut dengan seseorang yang kini duduk di samping Nyonya Park, tepat di depannya. Pria itu, pria yang sama yang mengunjungi toko bunganya tadi, si pelanggan pertamanya di pagi hari.

Pria itu hanya menatap Ji dengan tatapan dingin yang memuat Ji hanya bisa menunduk.
" Ahh Tuan Choi, nak Ji ini anak tunggal saya Park Jimin. Jimin ini Ji dan Tuan Choi kolega bisnis eomma. " Nyonya Park memperkenalkan anaknya kepada dua orang Choi di hadapannya.

" Baik karena kalian sudah berkenalan, pernikahan akan kita langsungkan besok. " Ucapan sang ayah membuat Ji mendongak menatap ayahnya dengan wajah terkejutnya.

" A„Ayah? " Ji menatap sang ayah dengan tatapan mata yang mulai berair, ayah Ji yang melihatnya hanya bisa menunjukan rahang tegasnya yang menjadi air wajah mutlak saat ayahnya memutuskan sesuatu yang di tentang oleh Ji. Dengan pasrah Ji mengangguk mengiyakan semua kemauan ayahnya.

" Baik bagaimana dengan kau Jim? " Eomma Jimin menoleh ke arah Jimin yang saat ini memandang Ji dengan wajah datar tanpa menunjukkan mimik wajah yang berarti.
Jimin beranjak dari duduknya, melenggang pergi dengan wajah yang sama sekali tak berubah-datar dan mengerikan- sang eomma terus memanggil namanya, saat sang eomma memanggil nama lengkapnya, Jimin berhenti sejenak mengangkat tangan kanannya ke udara dan berucap begitu dingin " Terserah eomma saja aku tak peduli. " Jimin menurunkan tangannya lalu berjalan kembali dengan tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya.

Nyonya Park hanya tersenyum kikuk saat melihat ekspresi bingung dari kolega bisnisnya. " A„ahh haha maaf dia memang begitu. Khem jadi persiapkan anakmu untuk kami jemput esok pagi. Kalau begitu saya pamit dulu. " Nyonya Park berdiri membungkuk dan berlalu pergi dengan lari kecil ke arah pintu.

" Ayah aku tak bisa. " Ji berujar begitu lirih, ia tak bisa menerima pernikahan tanpa perasaan seperti ini. Ia ingin memilih pasangannya sendiri, pasangan yang ia cintai juga mencintai dirinya dengan tulus tanpa tuntutan. Ayah Ji menepuk pundak Ji, menatap anak perempuan semata wayangnya dengan tatapan teduh. " Ayah tau ini berat Ji, tapi perusahaan ayah membutuhkan banyak dana untuk menutupi masalah. Ayah butuh Nyonya Park agar membantu ayah. Maaf ayah egois tapi untuk kali ini saja ayah meminta sesuatu Ji. Maafkan ayah. " Ayah Ji mengelus rambut hitam legam milik anaknya lalu pergi tanpa sepatah kata apapun lagi.

" Hiks ibu..aku rindu ibu. " Ji meneteskan air matanya, bergumam dengan lirih dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

TBC

###
Jangan lupa vote dan comment ya kawan²ku.
(◠‿◕)

Cold and Sweet✓ [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang