"Satu hal yang perlu anda tau, bahwa seseorang yang beranggapan Cinta itu hal paling serius dalam hidupnya, maka setelah ia kecewa, ia tidak akan pernah ingin mengenal Cinta, kembali"
~Raydal Aditiya Gezz~
_____________
Rere yang baru saja duduk ditempat duduknya, Sudah dihujani dengan cerita cogan-cogan yang Fani temui kemarin malam. Sedangkan Rere hanya diam mendengarkan sesekali Rere terlihat mengulum senyum. Sampai detik ini ia tidak pernah menampakkan senyumnya kepada dunia.
"Rere ada yang nyari lo" teriak Salah satu temannya dikelas.
Fani berhenti mengoceh. Mendengar teriakan teman sekelasnya itu, sedangkan Rere tidak menggubris sedikitpun.
"Re ada yang nyari lo, lo gak penasaran? " tanya Fani dengan dahinya yang berkerut.
Rere mengidikan bahunya acuh, ia tahu sangat tahu siapa yang akan mencarinya. Siapa lagi kalo bukan Ray, yang akhir-akhir ini selalu mengganggu hidupnya.
"Rere ih ada yang nyari looo" teriak teman sekelasnya lagi karena terus-terusan di suruh Ray.
Sedangkan Rere tidak menggubris.
"Re lo gak pen----"
"Oh jadi lo sukanya disamperin langsung gitu? " potong seseorang yang baru saja datang di hadapan mereka berdua, Rere yang berada di bangku pojok sibuk memainkan ponselnya tanpa menghiraukan seseorang yang berada di depannya.
Fani menyenggol-nyenggol lengan Rere agar mendongkak.
"Apasi Fan? " ucap Rere menatap Fani jengah, Mata Fani mengisyaratkan bahwa ada seseorang di depannya, Rere melirik sekilas kedepan lalu kembali fokus pada ponselnya.
"Apa perlu gue jadi ponsel lo, biar lo Fokusin terus? " ucap Seseorang itu lagi, tidak ada sautan dari Rere.
"Lo temennya? " tanya Ray kepada Fani. Fani mengangguk
"Bilangin ke temen lo, sering sering bersihin kuping biar gak budeg" ucap Ray sengaja mengeraskan suaranya agar Rere mendengar.
Rere mendengus, ia paling tidak terima jika dirinya sudah dikatai oleh orang yang kini di depannya. Ya hanya oleh orang itu. Sedangkan Rere selalu menerima hinaan bentuk apapun dari orang lain terkecuali Ray.
"Re gue ke anak-anak dulu ya, mau gibah" ucap Fani langsung mabur tanpa menunggu persetujuan dari Rere.
Ray duduk disamping tempat Fani duduk. Ia menoleh ke arah Rere. Rere lagi-lagi sibuk dengan ponselnya.
Ray mengambil ponsel itu dari Rere membuat siempunya hanya menatap Datar Ray.
"Kenapa gak di ambil? Takut kena cium lagi? " ucap Ray enteng. Rere mendengus.
Ia kesal, sangat kesal, mengapa laki-laki itu tiba-tiba menelusup masuk kedalam hidupnya?, terus mengganggunya tanpa henti, pagi, siang, sore, dan malam ia selalu mengganggu Rere.
"Mau lo apa bangsat? " tanya Rere datar.
"Udah gue bilang, lambe lo jangan pedes-pedes, gue doyan yang pedes soalnya" ucap Ray lagi dengan senyumannya. Rere memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
Teen FictionSepi dalam keramaian, Ramai dalam kesendirian. Itulah hal yang paling di rasakan dalam hidup seorang gadis bernama Maure Abizar Tomson. Maure seorang gadis berdarah dingin, dengan satu ekspresi yang selalu ia tunjukkan kepada dunia, pikirnya ia aka...