Entahlah semua seperti mimpi

1.8K 66 26
                                    

Episode sebelumnya..

Ia tidak menyadari kemana ia dibawa oleh taksi itu. Dia baru sadar, kalau dia dibawa disuatu tempat yang sama sekali belum pernah dia ketahui. Dia sedikit takut. Tapi apa daya, sopir taksi memaksanya untuk turun....

.
.
.
.
.
.
.

Zana menelpon Umi.

"Halo mi, ini Zana kok diturunkan di sebuah rumah.., lampu luar nya nggak nyala mi, tapi kelihatan dari jendela kalau dalamnya ada lampu yang menyala." - Zana menjelaskan situasi ditempat itu.

"Loh, dimana itu Zan ?" Jawab Umi.

"Gatau mi, ini tempatnya agak serem."

"Zana, coba sharelok sama Umi."

"Iya mi."

.... Zana pun share lokasinya saat ini. ...

.
.
.
.tiba tiba
.
.

Ada yang membungkam Zana dari belakang. Zana langsung tak sadarkan diri.

. Dibawalah Zana ke dalam rumah tersebut. 

.
.
And

Zana membuka mata, ia tengah duduk dikursi yang cantik bak kursi seorang ratu.

Dengan kaget Zana mendengar suara yang sangat menggema seperti suara yang berasal dari sound dengan kualitas suara terbaik.  Dengan lantunan lagu romantis diringi gesekan senar biola yang menambah kesan romantis dikala itu.

Semuanya tampak indah, ia melihat bunga bunga cantik menempel pada dinding rumah. Gelas cangkir piring cantik yang disajikan terdapat ornamen cinta.

Detik itu juga, muncullah dari sebuah ruangan, seorang yang seperti pangeran mengenakan jas dengan peci putih. Diringi dengan dua orang tua yang seakan akan menghantarkan sang pangeran itu.

Bersimpuhlah pangeran itu didepan Zana, dengan kota warna merah yang biasa dipakai sebagai rumah sebuah perhiasan.

Zana pun kaget.

"Kamu siapa ?"

Zana bingung, siapakah lelaki itu ? Zana sama sekali tak mengenalinya. Pangeran itu memakai topeng, dua orang tua yang mengiringi pangeran juga bertopeng.

Tanpa menjawab siapa dia, pangeran melontarkan sebuah kata.

" will you marry me ?"

"Kamu siapa ? Aku nggak kenal sama kamu ."

Tanpa basa basi, pangeran langsung membuka topeng.

"Kenal aku ?"

"Zakaaaa, bagaimana bisa aku tidam mengenalmu sama sekali."

"Bisa, mungkin itu efek obat bius tadi, hehe."

Zana mulai mengeluarkan tetesan air dari bola matanya yang bulat sempurna. Ia terharu, ia tak tahu apakah ini nyata atau sebatas mimpi belaka.

Ia terdiam sedikit lama, ia hanya menatap Zaka, dengan tatapan kebingungan dengan semuanya.

Ia pun teringat suatu hal.

"Umi mana ? "

"Dibelakangmu." Jawab Zaka.

Zana langsung menoleh ke belakang.  Ternyata sudah ada umi, abi, dan bang Fajar.

Zana langsung turun dari singgasana, ia langsung memeluk mereka bertiga.

"Umi, siapa yang merencanakan ini semua. Sebelum Zana sampai dititik ini, Zana sangat merasakan ketakutan Umi. Umi tega bikin Zana seperti ini."

"Iya Zana, maafkan umi. Ini rencana bang Fajar. Umi, abi, dan kedua orang tua Zaka hanya sebagai elemen pendukung. Dan kalian berdualah tokoh utamanya." Jawab umi.

"Umi, apakah Zaka serius ?"  Tanya Zana.

"Nggak Zana, Zaka cuma bercanda. "

Zana membengkokkan mulutnya kebawah tanda kesedihan.

Umi tersenyum manis.

"Iya Zana, Zaka serius kok."

"Zana masih muda mi."

"Iya gapapa Zana, terima saja. " jawab Abi.

"Nanti masalah nikah bisa dicepatkan atau pun dilambatkan."

"Umi, abi, abang? Ngrestuin ?"

"Iya ngrestuin kok." Jawab bertuga dengan kompak.

Zaka mendekati Zana.

"Zana, will you marry me ?"

"Yes."

"Alhamdulillah..." jawab seluruh isi rumah dengan senang hati.

.
.
.
Selanjutnya mereka semua menikmati hidangan yang telah dibuatkan. Zana masuh berfikir ini adalah sebatas mimpi.





Maaf part ini cuma sedikit... lagi bingung mau nglanjutin skenarionya gimana, sedangkan udah banyak yang nunggu. Jadi kepaksa cuma pakek 500 kata 😥

Jangan lupa follow,vote, and coment ya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TTM (Ta'aruf Terus Menikah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang