11. Terpuruk

2K 75 6
                                    

Setelah beberapa hari kembali dari Labuan Bajo dan prank bang wildan, umi ricis malah mendapatkan banyak masalah. Disaat tim ricis mempunyai jadwal untuk meet and greet dan telah mempersiapkan semua tim ricis untuk acara tersebut, tanpa diduga 3 tim ricis keluar. Bahkan salah satu tim ricis yang keluar telah mendapatkan sebuah hadiah. Disaat itulah umi ricis mulai terpuruk, beruntungnya ada seorang yang berhasil menguatkannya yaitu wildan alamsyah

Di ruang tengah

"Umi, ada yang mau kita omongin sama umi" salah satu tim yang keluar (sensor aja dah namanya ya readers)

"Iya gimana gimana?" tanya umi ricis

"Sebelumnya maaf mi, kita bertiga ijin keluar dari tim mi" salah satu

"Hah kenapa? Ada yang salah sama saya?" tanya umi lagi

"Ngga mi, kita ijin keluar aja mi" salah satu

"Oke kalo itu keputusan kalian, saya juga berterima kasih atas apa yang kalian berikan untuk tim saya dan maaf kalo saya ada salah sama kalian" ucap umi sambil menahan tangis (baik banget dah mi, mereka yang ninggalin umi yang makasih & minta maaf)

Orang tiga pergi dari rumah ricis, sedangkan umi ricis pergi ke rooftop

Di rooftop

Ricis pov

"Ya allah, cobaan berat dalam hidup aku. Disaat jadwal meet and greet tim ricis sudah dekat, malah 3 orang tim ricis keluar. Bahkan disaat aku terpuruk, banyak sekali netizen yang nghujat aku. Mereka komentar seenak hati mereka, tapi aku yakin Engkau tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan umat-Nya" batin umi ricis sambil menangis dalam diam

Bang Wildan yang melihat umi menangis sesegukan menghampiri umi

"Assalamualaikum mi, umi kenapa nangis? Apa ini gara-gara 3 mantan tim ricis yang keluar?" tanya bang wildan

"Kamu tau itu bang, selebih lagi komentar netijen yang membuat aku semakin terpuruk. Belum lagi jadwal meet and great tim ricis udah deket bang, gimana bang?" tangis umi semakin pecah

"Umi, aku tau umi orang yang kuat. Umi ngga bakal nyerah dengan masalah ini, umi harus kuat....di luar sana banyak the ricis yang menguatkan umi, menunggu umi, tetap berfikir positif mi" bang wildan menguatkan umi ricis

"Aku belum bisa terima ini semua bang, aku capek bang. Netijen bilang ini salah aku, aku yang mempekerjakan mereka tanpa istirahat bang" jelas umi

"Ngga umi, mereka semua salah. Mereka hanya melihat umi dengan cara yang salah, harusnya mereka ngga berpikiran seperti itu" kata bang wildan lembut

"Kamu ngga akan pergi juga kaya mereka kan bang?" tanya umi menatap bang wildan dengan raut sedih diwajahnya

"Ngga umi ngga, aku bakal ada terus disamping bahkan disaat umi terpuruk aku siap jadi tempat curhat umi" jelas bang wildan dengan tulus

"Makasih bang, setidaknya aku lebih lega disaat curhat sama kamu" senyum umi tipis

"Sekarang umi sholat aja ya biar hati umi tenang dan lebih baik. Sebenernya aku pengin nenangin umi terus dipeluk tapi kita bukan muhri mi, jadi maaf ya mi aku nenangin ya nemenin umi disampingnya, ngga bisa ngehapus air mata umi pake jempol kaya yang diftv-ftv itu mi...hhehe" saran bang wildan

"Iya deh" kata umi mulai sedikit tawa karena editor yang dicintainya tersebut

"Satu lagi umi harus janji ya jangan sedih lagi, umi harus bangkit dari masalah ini. Ada aku, rio, bang aryesh, vazo, derry, ella, dan pasti the ricis bersatu untuk selalu semangatin dan selalu support umi dalam keadaan apapun" jelas bang wildan yang dibalas senyuman tulus dari umi ricis

Bang wildan berjanji akan selalu menjaga umi ricis bagaimanapun caranya, dia akan selalu ada disamping umi....

Dalam IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang