chapter 18

1.2K 117 0
                                    

"Sana sekarang bereskan semua barangmu"

"Kemana?"

"Kita akan pergi dari sini"

"Lagi?"
Ucapan sana membuat mark menghentikan kegiatannya

"Dahyun sudah menemukan kita"

"Bukankah itu mau mu?"

"Belum saat nya, jadi jangan banyak bicara lakukan saja apa yg ku perintahkan!"

Apa yg harus ku lakukan
-batin sana

"Tapi kau akan menjadi pengecut apabila selalu lari seperti ini"
Mark terdiam,

dia berbalik dan memandang tajam kearah sana
"Baiklah kalau begitu kita lihat nanti siapa yg akan menjadi pengecut"
Mark keluar dari kamar meninggalkan sana yg sedang memegang jantunya karena berdegup sangat kencang

"Syukurlah, aku harus menghubungi dahyun"
Sana mengambil ponsel nya untuk menghubungi dahyun
Hubungan sana dan dahyun sekarang seperti nya sangat baik

Flashback

Sana sedang berbelanja di supermarket dekat rumah persembunyiannya dengan mark
Tapi tiba-tiba ada sebuah tangan yg menutup mulutnya dan membawa sana masuk kedalam ruangan, sepertinya sebuah gudang karena terdapat banyak makanan yg merupakan stok penjualan

Sana meronta agar dapat terlepas
"Lepaskan aku!"
Sana berteriak setelah tangan pria itu kini tidak menutup mulutnya lagi

"Sssttt"
Pria itu melepas maskernya
Sana terkejut setelah melihat sosok pria yg dia rindukan, sosok pria yg sering membuatnya menyesal karena mempercayai mark

"Dahyun!"
Sana memeluk erat dahyun, dia menangis dalam pelukan itu

"Ma-maafkan aku, aku bodoh karena mempercayai semua perkataan nya, harusnya aku percaya padamu"
Ucap sana di sela-sela tangisannya

Dahyun menyibakkan rambut kecil yg menutup wajah sana, dipandang nya wajah gadis itu begitu lekat
"Kau tidak salah, aku yg salah karena tidak mencegahmu pergi saat itu, jadi jangan menangis,
Aku tidak ingin melihat air mata ini turun karena hal yg tidak kau lakukan, karena itu terlalu sakit untukku"
Dahyun menghapus air mata sana pelan

"Bagaimana kau tahu aku disini?"
Tanya sana ketika tangisannya sudah reda

"Ceritanya panjang, tapi yg pasti kau harus membantu ku"

"Apa?"

"Kemarilah agar ku bisikkan"

Flashback off

"Halo"
Ucap sana ketika sambungan telepon sudah terhubung

"...."

"Aku berhasil, jadi sekarang apa yg harus ku lakukan?"

"...."

"Ah baiklah"

"...."

"Bye, aku juga menyayangi mu"

Pip!
"Siapa?"
Sana terkejut karena mark kini sudah berdiri di depan pintu dengan bersedekap dada

"Anu... itu..."
Sana berusaha mencari alasan yg masuk akal

"Bibi jung?"

"Ah iya itu!"
Jawab sana cepat

"Baiklah"
Mark pergi keluar

"Untung saja"
Sana menghela nafas nya, dia mengeluarkan semua udara yg tadi tertahan
-
-
-
-
"Bagaimana rencana ku?"

"Bagus! Kapan kita akan memulainya?"

you in my heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang