Mobil Porsche itu berhenti tepat di depan bangunan megah. Bisa dilihat terdapat kolam yang dihiasi dengan ukiran baru yang terpampang di tengah-tengah halaman. Dan jangan lupakan desain rumah yang, yahh bisa dilihat bergaya Eropa Klasik. Dengan sentuhan cat cream, yang membuatnya terlihat anggun. Ditmbah dengan rumput dan pohon disekeliling yng yang hijau. Dan juga sekali lagi, jangan lupakan mobil mewah yang terparkir apik di halaman.
“Turunlah” ucap suara lelaki di dalam mobil tersebut. Menyuruh wanita yang duduk disebelahnya untuk turun. Park Chanyeol.
“Aa ya” balas wanita itu, sudah ternganga karena melihat rumah yang wahhh daebak!
Chanyeol tak memperdulikan Jihyo. Dia turun dari mobil dengan lenggang. Disambut oleh para Penjaga dan Maid.
“Hmm. Ini sudah dimulai” gumam Jihyo. Menghela nafas berat. Dari sikap Chanyeol tadi sudah sangat jelas bahwa lelaki itu tak menganggap Jihyo ada.
Ia meraih tongkatnya yang ada di kursi mobil belakang. Lalu turun, kemudian mengambil tasnya.
Dia masih ternganga, tak percaya. Apakah ini istana atau?
Jihyo tampak susah membawa tas dengan tongkatnya yang berdiri di lengannya.
Dilihat seorang Maid dengan sigap berlari menghampiri Jihyo.“Saya bantu, Nyonya” ucapnya saat sudah berdiri di dekat Jihyo
“Ah tidak tidak. Tidak perlu Ahjumma” ungkap Jihyo segan.
“Tak apa. Jangan sungkan. Ini sudah tugasku” balas wanita itu. Yaah di perkiraan berumur 50-an.
Yoo Ahjumma. Asisten Rumah Tangga keluarga Park, yang sudah 25 tahun mengabdi di keluarga itu.
Jihyo hanya tersenyum. Kemudian mereka berjalan. Hingga tibalah di depan pintu besar itu.
“Mari Nyonya” ajak Yoo Ahjumma. Mempersilakan Jihyo masuk. Yang dibalas anggukan dari Jihyo.
Jihyo lagi lagi dibuat ternganga, desain rumah ini benar-benar bagus. Ditambah perabotan yang sangat-sangat mewah dan mahal. Dia melihat sekeliling, hingga pandangannya terhenti saat matanya mengarah ke arah tangga. Melihat sosok lelaki yng berpegang pada pegangan tangga. Sang pemilik rumah, Tuan Muda Park Chanyeol.
Langsung Jihyo mengerjapkan matanya.
“Terimakasih sudah membantuku, Ahjumma” ucap Jihyo lembut pada wanita paruh baya itu“Apa tak sebaiknya saya mengantarkan Nyonya ke kamar saja langsung?” tawar wanita itu
“Ah tidak usah. Sekali lagi terimakasih” balas Jihyo. Mengambil tas yang masih di pegang oleh Yoo Ahjumma
“Baiklah. Kamar Tuan Muda Park di lantai 2 di sebelah kanan” tukas Yoo Ahjumma
Jihyo mengangguk.
Dengan susah payah dia berjalan. Menaiki anak tangga, hingga...“Jangan lanjutkan langkahmu” suara bariton terdengar.
“Kau tidur di kamar sebelah kiri. Jangan mimpi masuk ke kamarku, cacat” lanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go
FanfictionTerkadang cinta itu tak selalu dihiasi dengan kebahagiaan. Lantas bagaimana jadinya jika dalam dunia pernikahan hanya satu orang yang mendirikan tiang cinta? Akankan tiang itu berdiri kokoh walau hanya sebatang? Silahkan dibaca jika penasaran. Enjo...