Setelah selesai menyantap menu sarapan yang dibuat oleh Jihyo, Chanyeol dan Jungkook beranjak dari meja makan
Jungkook yang melihat Jihyo duduk di ruang tengah pun tersenyum yang dibalas senyum oleh Jihyo juga
Chanyeol yang melihat interaksi antara dua orang itu pun melirik ke arah Jihyo dengan memicingkan matanya
Jungkook kemudian mendekati Jihyo. Chanyeol hanya melihatnya
“Kau siapa?” celetuknya pada Jihyo
Jihyo berdiri dengan tongkatnya
“Aku... ”“Asisten Rumah Tangga ku” jawab Chanyeol cepat
Deg
Syut
Serasa belati masuk, menusuk dalam ke hati Jihyo
Seorang asisten rumah tangga?
Kenapa dia tak langsung menyebut pembantu?Itulah yang Jihyo pikir dan rasakan
Matanya mulai berkaca-kaca. Tapi kemudian..
“Ah aku permisi dulu” ujarnya. Tidak menyalahkan atau membenarkan pernyataan Chanyeol tadi yang bahwa dirinya ialah seorang ARTJungkook hanya di buat cengo oleh peristiwa itu
Sesaat kemudian Chanyeol langsung ikut duduk di ruang tengah
“Kenapa kau memperkerjakan orang seperti itu?” celetuk Jungkook
“Seperti itu bagaimana?” tanya Chanyeol balik, sambil meraih remote TV dan menyalakan benda besar hitam yang terletak di meja menggunakan remote tersebut
“Yaahh, dia kan susah berjalan. Apa pekerjaannya bisa maksimal? Kalau nanti dia kenapa-napa bagaimana?” tanya Jungkook bertubi-tubi
Chanyeol hanya mengedikkan bahunya
Jungkook yang mendapatkan respon seperti itu dari Chanyeol hanya melihat sahabatnya itu dengan tatapan heran sekaligus bingung
“Sudahlah jangan bahas dia. Apa rencana kita selanjutnya?” celetuk Chanyeol
~Chapter 4~
Disini. Di taman belakang
Tengah duduk seorang wanita dengan air mata yang terus mengalir di pipinya“Kenapa Chanyeol tega sekali mengatakan itu, hiks... ”
“Apa aku terlihat sebagai asisten rumah tangga...? ”
“Aku, hiks... Aku sudah tak sanggup... ”
“Benar, aku harus pergi dari sini”
~Chapter 4~
Jihyo membereskan barang-barangnya.
Dia sudah tak tahan lagi disiniBiarlah tak bercerai dengan Chanyeol asalkan dia tidak lagi serumah dengan lelaki itu
Sudah cukup penderitaan yang di terimanya selama ini
Bukan, dia bukan durhaka terhadap suami. Tapi dia hanya lelah, hatinya terus saja menerima tusukan serasa bak dari pisau ataupun belati
“Mungkin ini yang terbaik” gumamnya
Memegang tasnya menggunakan tangan kiri dan tongkatnya di bawah lengan kanan
Jihyo beranjak dengan susah payah. Saat sudah keluar dari kamar, dia berbalik menatap pintu kamarnya itu
“Terimakasih sudah bersedia menampung ku selama dua bulan ini. Terimakasih sudah menjadi saksi keluh kesah ku... ”
“Mulai hari ini aku takkan bersama mu lagi... ”
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go
FanfictionTerkadang cinta itu tak selalu dihiasi dengan kebahagiaan. Lantas bagaimana jadinya jika dalam dunia pernikahan hanya satu orang yang mendirikan tiang cinta? Akankan tiang itu berdiri kokoh walau hanya sebatang? Silahkan dibaca jika penasaran. Enjo...