III

180 54 5
                                    

"Tommy tersadar dan terkapar pasrah. Mulut makhluk itu terbuka menampakan gigi besar bertaringnya. Aromanya yang keluar dari mulutnya busuk seperti bangkai. Ajal sudah berada lima sentimeter didepannya."

-----***-----

Pic by pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pic by pinterest.com

Suara letusan kembang api terdengar riuh memecah sunyi. Langit gelap berubah benderang oleh warna-warni cahaya kembang api yang mencuat ke angkasa.

Tuuuusss.....Duaarrrr...Tuusssss....Duaarrrrr...Tuuusss Duarrrr...

"Aaargh..."

Makhluk setengah kuda itu teriak. Suara kembang api itu seakan berada di atas kepalanya.

Makhluk itu meregangkan cengkeramannya dari badan lemas Tommy.

Makhluk itu terlihat bingung dengan keadaan yang sedang berlangsung. Menatap sekitar yang berubah terang oleh serangkain benda asing yang memercikan bunga api yang entah dari mana asalnya.

Dia kembali mundur selangkah dari tubuh Tommy. Menutup telinganya dengan kedua tangan panjangnya. Ajal seakan perlahan mundur selangkah dari Tommy.

Dari kejauhan suara langkah kaki terdengar mendekat ke arah Tommy. Suaranya terdengar cepat dan semakin mendekat.

"Hhiiiaaah........"

Jlebb

Tubuh makhluk itu limbung. Ada sesuatu yang menghantam dia dari belakang. Tommy tersadar oleh suara teriakan, dia mencoba membuka kedua kelopak matanya yang lebam penuh darah.

"Aaaargh... Manusia sialan!"

"Rasakan ini..."

"Resti.." Tommy menyebut pelan nama gadis yang dicintainya itu. Resti menggantung di pundak monster itu dengan pisau belati menancap kuat.

Makhluk itu menggoyang-goyongkan tubuhnya berharap Resti jatuh dan dia bisa membunuhnya.

Tanpa aba-aba Tommy mengerahkan segenap kekuatan untuk bangkit. Goloknya tergeletak tidak jauh dari tubuhnya. Dia segera mengambilnya, dan bangun dengan menahan sakit disekujur tubuhnya. Dia bergerak sempoyongan berusaha menancapkan golok itu ke dada makhluk jadi-jadian itu.

"Mammpus kau.."

Jleeb!

"Aarrrghh... manusia-manusia kurang ajar." Makhluk itu menggoyangkan tubuhnya kencang. Resti jatuh terpental dan Tommy berhasil dipukul mundur oleh makhluk itu dan tergeletak tak berdaya di atas sebuah batu besar.

Dari kejauhan Tania datang memanggil kedua teman-temannya yang terlihat sedang terluka. Dengan susah payah dia berlari ke arah Resti.

Makhluk itu lunglai terdiam, sesuatu yang tidak disangka mereka lihat di depan mata kepala mereka. Makhluk itu teriak sejadi-jadinya. Suara kembang api semakin menggelegar, cahayanya semakin menderang.

"Aaargh... Suara dan cahaya apa itu, kurang ajar! Kubunuh kalian semua!"

Rupa makhluk itu terlihat jelas dibawah terang bulan dan cahaya kembang api. Tubuhnya berubah, perlahan menyusut memperlihatkan wujud aslinya berupa seorang manusia berpakaian serba hitam.

Mereka semua terpaku melihat kejadian yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Manusia jadi-jadian itu menatap tajam ke arah mereka. Tubuhnya terluka parah.

Sayup terdengar suara memecah keheningan.

"Tommy, Resti, Tania.." Suara pertama terdengar.

"Tom, Res, Tan..." Suara kedua menyambutnya.

Suara itu terdengar menuju ke arah mereka.

"Tolong.. Aldo, Raya.." Tania berteriak membalas suara itu. Dia berharap itu benar suara kawan-kawannya. Resti terkulai lemas terpental dan menghantam pohon besar. Tommy pingsan tak sadarkan diri setelah ditinju untuk kesekian kalinya oleh makhluk itu.

Langit kembali gelap, hanya bulan satu-satunya yang menjadi penerang di dini hari ini. Suara kembang api tidak terdengar lagi. Nyalanya sudah menguap dan kini menjadi gelap.

"Aldo, Raya, cepat kesi.." Tania tercekat, makhluk siluman itu sudah berdiri di depannya. Semua terjadi begitu cepat. Makhluk itu kini sudah menjadi seorang pemuda berwajah rupawan dengan tatapan bengis.

"Ja, jangan, please..." Gugup Resti.

"Bbuuugg" Dengan sekali pukul dibagian perutnya, Tania langsung pingsan tak sadarkan diri. Tubuhnya dibawa oleh makhluk itu yang seketika kembali berubah menjadi makhluk setengah kuda yang terluka.

"Hhiiik..."

"Tania..." Resti tidak bisa berbuat apa-apa kecuali berteriak dan melihat sahabatnya digendong oleh makhluk itu.

"Tidak akan kubiarkan kalian keluar dari hutan ini hidup-hidup." Makhluk itu menatap bengis ke arah Resti sambil menggendong Tania yang pingsan.

Dengan sisa-sisa tenaganya, makhluk setengah manusia itu berlari dan meninggalkan mereka dalam keadaan luka parah penuh darah yang menetes.

Resti berusaha bangkit walau seluruh badannya terasa sakit. Kepalanya masih berasa berat dan pusing akibat lemparan keras makhluk itu yang membentur pohon besar. Susah payah tubuh ringkihnya berjalan ke arah tubuh yang sedang terkapar di atas sebuah batu pipih berukuran besar seperti sebuah piring ceper.

Cahaya bulan berada persis di atas tubuh Tommy seakan ada lampu sorot yang langsung menimpa tubuhnya. Mempermudah Resti melihat dan mendekati Tommy yang berada sepuluh meter di depannya.

Penuh perjuangan Resti menjangkau tubuh Tommy. Keadaan Tommy sangat memprihatinkan tak sadarkan diri. Fisiknya babak belur penuh luka dan darah. Resti memangku kepala kekasihnya, mengusap rambutnya mencoba menyadarkannya.

"Tom, Tommy, bangun..." Setitik demi setitik air mata di kedua bola matanya jatuh tepat diwajah kekasihnya. Resti terus menyebut nama kekasihnya sambil mengguncangkan pelan tubuh kekasihnya itu.

Resti mememeriksa denyut nadi di leher dan pergelangan tangan Tommy. Masih berdenyut. Masih ada harapan.

Resti mengambil sapu tangan di sakunya, mengelap dengan telaten luka-luka di tubuh Tommy. Resti harus berbuat sesuatu untuk menolong kawan-kawannya. Tetapi dia hanya seorang diri, tidak tahu harus berbuat apa. Otaknya bekerja jauh lebih keras.

Krak, krak

Samar terdengar suara langkah kaki mendekat. Sontak Resti bersiaga.

To be continued

Bagaimana nasib Tania setelah dibawa oleh makhluk itu? Akankah nyawa Tommy bisa tertolong? Suara apa yang di dengar Resti, akankah makhluk itu datang kembali?

Semua pertanyaan itu akan terjawab di Part IV

Terima kasih sudah membaca part III. Jika kalian suka cerita ini, yuk, di vote, comment dan share. :))

The Nightmare Stories (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang