IV

132 20 5
                                    

Krak, krak

Samar terdengar suara langkah kaki berjalan kearahnya. Resti memasang siaga.

***

Suara langkah terdengar semakin mendekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara langkah terdengar semakin mendekat. Kewaspadaan Resti bertambah berkali lipat. Ada banyak kemungkinan yang akan terjadi. Tidak ada senjata yang bisa dipergunakan lagi. Resti membaringkan tubuhnya disebelah Tommy agar lepas dari perhatian sesuatu yang akan datang dihadapannya. Resti hanya berdoa dan menatap langit tanpa Bulan.

Krak, krak

Suara langkah kaki yang menginjak ranting kering terdengar berhenti. Resti berusaha meminimalisir suara hingga menahan nafas. Dalam hening Resti mendengar suara percakapan.

***

"Ray, gua yakin tadi dengar suara dari arah sini. Tapi kok enggak ada siapa-siapa. Sumpah, gua udah capek banget."

Pria bertubuh tambun itu sudah merasa kelelehan sekali. Dia menyandarkan tubuhnya ke sebuah pohon pinus besar.

"Ok, kita istirahat dulu, Do." Raya mengarahkan cahaya senter kesekelilingnya. Dan cahaya senternya berhenti di satu titik.

Sssttt!

Raya memberi kode ke Aldo dan berjalan perlahan ke arah sosok itu.

"Resti..."

Resti mendengar namanya dipanggil. Resti berusaha tenang. Dia takut jika ini jebakan dari makhluk jadi-jadian itu.

"Res..." Suara itu memanggilnya lagi. Suara yang sangat familiar ditelinganya. Resti masih terdiam. Dia rasanya ingin beranjak tetapi dia tetap bertahan.

"Res, ini gua. Raya Adi Wijaya. Sahabat elu."

Seketika Resti menggerakan tubuhnya. Dia sudah mengira jika Raya akan menemukannya.

"Ray, Raya..." Resti berusaha beranjak dengan tertatih.

"Resti..." Raya berlari ke arah Resti yang berjarak sepuluh meter dari dirinya dan memeluk sambil terduduk.

Raya melepaskan pelukannya sambil menatapnya.

"Res, elu kenapa? Ada apa ini?"

Resti memeluk erat Raya kembali dan menangis terisak dipelukan sahabat yang sudah dikenalnya dari kecil. Tak ada satu kata yang keluar dari bibirnya yang berdarah terkena hantaman pohon pinus tadi. Raya berhenti bertanya. Dan berusaha menenangkan sahabatnya.

Aldo menyusul dengan tertatih.

"Tom, Tommy, Elu kenapa Tom? Tom, Bangun Tom. Ini Gua, Aldo?"

Aldo kaget melihat apa yang terjadi dengan sahabat baiknya yang sudah mengenalkannya dengan Mapala. Sosok sahabat yang sudah banyak membantu mengubah dirinya dari anak yang manja menjadi anak yang lebih mandiri.

The Nightmare Stories (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang