Beberapa hari kemudian
Sehabis pulang bimbel aku pergi ke rumah teman untuk mengerjakan tugas kelompok. Karena hujan, aku harus meneduh di rumahnya lebih lama. Jam tujuh aku pulang. Hari ini aku pulang kemalaman. Hujan barusan menyisahkan genangan air di jalan. Campuran angin malam dan hawa dingin sisa hujan membuat setiap orang memilih untuk mengurungkan diri dirumah. Jalanan tampak lengang.
Waktu menunjukkan pukul delapan. Aku berjalan memasuki Gang yang dipenuhi genangan. Sweather hitamku cukup membantu menghangatkan. Aku pakai Headset, kunyalakan musik dari Handphone. Musik biasanya bisa diandalkan dalam memecah keheningan. Aku terus berjalan.
Dari kejauhan aku melihat seorang perempuan dan seorang pria. Terlihat mereka seperti sedang bersiteru, tubuh perempuan itu digoncang-goncangkan oleh pria itu. Jalanku semakin lama semakin mendekat. Wajah mereka samar terlihat. Tetapi aku masih bisa mentafsir umur mereka, sekitar awal dua puluh tahunan.
Tidak jauh dari mereka, sebelum melewati, langkahku terhenti. Handphoneku tiba-tiba mati. Bulu kudukku mulai merinding. Aku terperangah memperhatikan mereka. Jarak aku dengan mereka hanya lima meter. Pria itu mencekik sang perempuan. Perempuan itu berusaha melawan. Lelaki itu membalasnya dengan menghantamkan tubuh perempuan itu ke tiang listrik. Aneh, tidak ada suara terdengar sama sekali dari keributan mereka. Jantungku berdegup kencang, aku merasa seperti sedang menonton film saja.
Lelaki itu kemudian mengeluarkan sebilah pisau dan menancapkan beberapa kali ke perut perempuan itu. Perempuan itu menatapku dengan wajah memelas sambil menjulurkan tangan kanannya. Seakan ingin meminta tolong. Aku berniat menolong, tetapi semua itu terasa sia-sia. Tubuhku berasa lumpuh, lidahku keluh. Tak sepatah kata pun berhasil keluar dari mulutku. Keringat dingin mulai keluar dari tubuhku.
Aku benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi. Tidak membutuhkan waktu lama. Perempuan itu akhirnya meregang nyawa. Lelaki itu meletakkannya di tanah. Dia memalingkan wajahnya kearahku dengan pandangan geram penuh benci. Aku berusaha tenang walau itu sangat susah sekali. Ada apa ini? apa yang sedang terjadi? Pertanyaan itu terus mengiang-ngiang dikepalaku.
Lelaki itu berdiri, melepaskan sebilah pisau penuh darah dari tangannya. Berteriak sejadi-jadinya. Dan anehnya sama seperti sebelumnya, aku tidak bisa mendengar suaranya. Lelaki itu duduk bersimpuh, dengan raut wajah sedih penuh penyesalan menggoncang-goncangkan tubuh perempuan tak bernyawa itu. Lelaki itu menggendong mayat perempuan itu ke pohon asem yang berada tidak jauh darinya dan menidurkannya disana.
Aku bisa mencium bau anyir dari darah tersebut, semua ini nampak nyata terlihat. Dengan tatapan dingin, lelaki itu berjalan kembali ke tempat kejadian dan mengambil sebilah pisau tadi, membawanya ke pohon asem dimana ia meletakkan mayat perempuan itu. Betapa terkejutnya aku, lelaki itu menyayat pergelangan tangannya. Darah segar nampak mengalir dari tangannya itu. Dengan santai ia menidurkan diri disamping perempuan itu. Lelaki itu meregang nyawa bersama perempuan tersebut.
Tak lama badanku bisa digerakkan kembali, aku manfaatkan waktu sebaik mungkin. Aku berlari sekencang-kencangnya menuju rumah. Perasaanku bercampur antara takut, ngeri dan bingung akan kejadian itu. Sesampainya di rumah, aku masuk ke kamar mengunci diri. Kuhiraukan panggilan dan pertanyaan yang dilontarkan Mama. Ku tarik selimut menutupi seluruh tubuhku. Tubuhku menggigil, keringat dingin masih mengaliri tubuhku. Dibenakku terus berputar setiap adegan yang kulihat tadi. Aku berusaha untuk memejamkan mata, tetapi sulit terasa. Akupun terjaga hingga pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nightmare Stories (Completed)
HororSebuah Antologi (Kumpulan) cerita horror dan thriller yang terdiri dari lima cerita. Kalian akan dibawa larut dalam setiap petualangan yang mencekam pada setiap cerita. 1. Gang (Horor-Misteri) 2. Apartemen (Thriller-Psikopat) 3. Ketika Gelap Tiba...