Halo!
Terima kasih sudah memilih cerita ini sebagai bahan bacaan kamu.
Dan juga ....
PERHATIAN!
Cerita ini mungkin akan membuat kalian tidak nyaman karena karakter dalam cerita yang menimbulkan rasa kesal tersendiri ataupun alur yang memuakkan.
Jadi harap dipikirkan dan dipertimbangkan ulang sebelum benar-benar membaca cerita ini.
SAYA TIDAK TERIMA JIKA ADA PEMBACA YANG MENGHINA TULISAN SAYA MESKI SAYA SADAR CERITA YANG SAYA TULIS INI JAUH DARI KATA BIASA SAJA.
MAKA DARI ITU SAYA PERINGATI DARI AWAL,
DARIPADA AKHIRNYA KESAL SENDIRI DAN MALAH MENGHINA CERITA INI MENDING ENGGAK USAH BACA SEKALIAN DARI AWAL.
Ini buat yang nggak sempat baca deskripsi:
Tolong dibaca, resapi, camkan, dan pahami yaw.Jangan lupa vote dan juga berikan komentar yang sopan kalau kalian suka dengan cerita ini^^...
Mohon dukungannya untuk kerja keras penulisnya dalam menulis cerita ini meski masih banyak kekurangan.
Selamat membaca ヾ(❀╹◡╹)ノ゙
✙◇✙◇✙◇✙✙◇✙◇✙◇✙
Cinta hanyalah sebagian kecil dari ilusi dalam otak manusia yang memunculkan fantasi liar berupa euphoria gila bernama lain bahagia.
-Guntur Adhikara-
◇
◆◆
◇◆◇
◆◆
◇Siapa yang tidak percaya akan adanya takdir semesta?
Saat dunia kita terasa berputar dikelilingi oleh banyak orang.
Terkadang ada salah satu di antaranya yang berotasi lebih dekat.
Pada akhirnya saling menarik satu sama lain untuk berevolusi bersama.
Tidak pernah terpikirkan sama sekali, hari di mana perubahan besar itu akan datang dengan begitu cepatnya.
Guntur hanyalah salah satu dari sekian banyaknya manusia dengan watak dingin dan berpendirian teguh atas apa yang dia genggam erat sebagai pedoman hidupnya selama ini.
Apalagi jika sudah membahas perihal cinta.
Yang baginya itu hanyalah hal semu nan tabu.
Tidak pantas untuk dibicarakan.
Kalau ada yang bertanya kenapa sejauh ini dia belum serius untuk punya pacar?
Jawabannya dari dulu selalu sama.
"Aku enggak terlalu tertarik."
Hanya seperti itu.
Bertanya lebih banyak lagi tentang hubungan khusus antara dua manusia seperti itu?
Maka Guntur hanya akan menanggapinya dengan tiga kata saja.
"Itu bukan urusanmu."
Seperti itu.
Namun, kadang takdir memang tidak dapat diduga-duga.
Itu datang seperti angin pembawa awan yang bisa membawa rasa syukur jika dia membawa hujan penyejuk di kala hari kemarau atau bahkan membawa kekhawatiran akan datangnya badai besar.
Dalam kasus yang dialami Guntur, takdir itu membawanya pada dua perasaan itu sekaligus.
Sebuah rasa syukur yang datang dibarengi dengan rasa khawatir.
Itu terjadi dengan cepat, saat seseorang mulai datang dan masuk ke dalam kehidupannya.
Dimulai dengan semakin seringnya bertatap muka sampai ikut mengisi salah satu sisi dalam ruang waktunya.
Perlahan mulai menariknya keluar dari zona nyamannya selama ini.
Seseorang yang mengetuk pintu hatinya ....
Seseorang yang memacu detak jantungnya ....
Dan seseorang yang menyebarkan kehangatan di lingkup dingin keras kepalanya.
"Segala bentuk perhatian dan kasih sayang seperti itu, tidak pernah sedikit pun terlintas dalam benakku untuk mendapatkannya ...."
"... dirimu mendekat terlalu cepat."
Sedikit dari banyaknya kekhawatiran yang menggelayuti dirinya ....
"Guntur!"
Setiap kali dia mendengarnya.
Suara itu mampu menggetarkan hati, tapi takut itu masih terus membayang-bayanginya.
"Apa aku akan baik-baik saja setelah ini?" Guntur hanya mampu menanyakannya pada dirinya sendiri.
Di saat keteguhannya mulai goyah akan rasa yang asing itu.
Saat itu juga dia mengakui bahwa dirinya sudah kalah.
Keras kepalanya telah luluh oleh hangatnya sikap orang itu.
✙✙✚
✙✚✙✚
✙✚✙✚✙
✙✚✙✚✙✚✙
✙✚✙✚✙✚✙✚
✙✚✙✚✙✚✙✚✙✚
✙✚✙✚✙✚✙✚✙✚✙✚
Sampai jumpa di bagian selanjutnya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Luluh [End, Yaoi/BL Lokal]
Random[Tamat-- Hati-hati baper, smooth BL] Guntur hanyalah salah satu orang dengan sifat dingin dan berpendirian kuat pada hal yang dia pegang teguh sebagai pedoman hidupnya. Namun, bukan berarti orang dengan keras kepala sepertinya tidak mampu luluh sama...