Episode 09

2.4K 271 8
                                    

Jangan lupa vote ya 😄👍

Makasih udah mampir dan maaf kalau masih ada typo.


✚✙✚✙✚✙✚✙✚✙



Akhir pekan di tempat umum selalu identik dengan keramaian.

Lebih ramai dari hari kerja terutama di tempat-tempat wisata dan rekreasi.

Jalan-jalan di akhir pekan sudah sangat akrab untuk menyegarkan penatnya pikiran bagi kebanyakan orang.

Guntur cukup sering menikmati akhir pekan bersama teman-temannya, terutama Beyan.

Meski dia sendiri sebenarnya tidak terlalu suka keramaian, setidaknya jika bersama orang yang membuatnya nyaman itu sudah cukup untuk bisa menikmatinya.

Sabtu kali ini agak berbeda.

Ya, karena dia pergi jalan-jalan di akhir pekan bersama orang lain.

Seseorang yang belum lama ini dia kenal, tapi sudah bisa membuatnya cukup nyaman.

Dialah Pandji.

Oleh karena itu selama menghabiskan waktu bersama Pandji, Guntur tidak merasa terlalu canggung.

Pandji selalu punya hal menarik untuk dibahas sehingga suasana di antara mereka tidak mati.

Saat ini, di salah satu taman kota yang ramai Guntur menatap dengan mata berbinar pada kembang gula yang tengah mengembang di hadapannya.

Dan itu semua tidak luput dari pandangan Pandji.

"Kamu suka kembang gula ya?"

Guntur mengangguk antusias.

Membuat senyum yang sedari tadi terpatri membelah bibir Pandji kian merekah.

Sulit jika hanya dengan membayangkan, orang seperti Guntur punya sisi yang cukup kekanakan seperti ini.

Tidak lama menunggu, kembang gula pesanan Guntur pun selesai.

Senyum manis mengembang, menghias wajah yang selama ini hampir selalu terlihat berekspresi datar.

"Pantes aja ...."

Guntur menatap bingung pada Pandji yang tiba-tiba menyeletuk.

"Apanya?"

"Senyum kamu manis, kayak kembang gulanya."

Dengan ekspresi kaget Guntur tanpa sengaja menutupi wajahnya sendiri dengan kembang gulanya yang memang cukup besar itu.

Lalu dia memalingkan wajahnya malu dengan pipi yang terasa memanas.

Itu pasti sudah merah.

Bahkan seluruh tubuhnya langsung terasa menghangat.

Pandji terkekeh.

Menahan gemasnya sampai mengulum bibir.

Lucu saja, pasti ini momen langka bisa melihat Guntur salah tingkah.

"Eh! Ambil foto yuk! Buat kenang-kenangan kencan pertama kita!" celetuk Pandji tiba-tiba dengan antusias.

"Apanya yang kencan coba?" sangsi Guntur, tapi dengan senyum malunya.

Dia anggap itu hanya ceplosan omong kosong biasa saja.

Pandji tertawa ringan lalu mengeluarkan HP-nya.

"Yuk, sini deketan."

Dia mengarahkan kamera depan HP-nya untuk membingkai pantulan dirinya bersama Guntur dalam layar LCD itu.

Luluh [End, Yaoi/BL Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang