Episode 20 [side story 2: Beyan x Ervan]

2.7K 239 22
                                    

Halo? Masih ada yang mampir?

Ini akan jadi penutup dari seri ini, tapi maaf jika episode ini akan mengecewakan dan apa yang mungkin ditunggu tidak dapat saya berikan.

Saya sudah berusaha sebisa saya untuk menulisnya, jadi jika ini bukan penutup yang sempurna setidaknya saya bisa cukup merasa puas pada diri saya sendiri karena berhasil menyelesaikan.

Dan apresiasi dari semuanya yang telah dengan suka rela membaca juga mendukung cerita ini dari awal sampai akhir, itu sungguh berharga.

✙✚✙✚✙✚✙✚✙✚

Beyan mendesah pelan, mengatur napasnya agar tidak memburu.

"Udahlah, yang penting kamu jangan kabur lagi kali ini dan nggak akan aku biarin. Kita perlu bicara," seru Beyan akhirnya.

Ervan hanya diam dan menunduk.

"Kenapa kamu pindah?" tanya Beyan mencoba meminta kejelasan.

"Bukan urusanmu," sahut Ervan culas.

Satu decak tidak puas keluar dari belah bibir Beyan.

"Aku serius Van, kamu mau pindah ke mana?" tanya Beyan mencoba bersabar.

"Bukan urusan kamu!" seru Ervan akhirnya mau menatap balik pada Beyan.

Matanya terlihat memerah dengan nyala amarah.

Tidak, tatapan itu lebih sarat akan luka dan rasa sakit.

Sakit dalam hatinya, akan terlukanya perasaannya.

"Apa kamu bakal puas kalau kita pisah gitu aja? Apa kamu yakin itu yang kamu mau dari aku?" ucap Beyan dengan lebih lembut.

Matanya menatap tepat pada manik mata Ervan yang mulai berkaca-kaca.

Saat Ervan akan menjawab, Beyan kembali bersuara dan membuat ucapannya tertahan.

"Aku nggak mau kita berakhir gitu aja Van, aku ... aku nggak bisa bilangnya, tapi aku nggak mau kita berakhir gitu aja. Aku mau sama kamu terus."

"Berengsek," celetuk Ervan dengan nada tidak percaya.

"Kenapa sih kamu kayak gini sama aku? Aku udah minta maaf, aku berani sumpah nggak bakal ngulangin kesalahan yang sama, tapi kenapa kamu nggak ada puasnya ganggu aku sih?!" seru Ervan meluapkan kesalnya.

"Apa kamu nggak mikir kalau yang kamu lakuin ke aku itu juga udah kelewatan?! Kamu pikir aku mainan kamu apa gimana sih? Aku manusia Yan! Sama kayak kamu! Bahkan aku nggak seburuk itu sama Guntur, tapi ... mmhhh!"

Tanpa berkata apa pun Beyan langsung membekap mulut Ervan dengan belah bibir bertindiknya.

"Emmm!"

Ervan meronta untuk melepaskan diri dari Beyan.

Namun, Beyan menahan pergerakannya dengan memepetkan tubuhnya pada tembok dan menahan kepalanya.

Ciuman kasar Beyan perlahan melembut.

Mengulum bibir bawah dan atas Ervan dengan lembut dan dalam.

Tanpa sadar, Ervan pun terhanyut.

Upayanya melepaskan diri mulai berhenti dan secara naluri mengikuti permainan bibir Beyan.

Luluh [End, Yaoi/BL Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang