Makasih udah baca sampai sini, jangan pelit vote sama komen yaw^^
Maaf kalau masih ada salah dalam pengetikan.
✙✚✙✚✙✚✙✚✙✚Guntur paling tidak suka pergi ke perpustakaan.
Selain malas, di sana membosankan katanya.
Namun demi skripsinya, dia harus.
Jangan sampai dia mengulang lagi, cukup sekali saja dia gagal karena kemalasannya sendiri.
Sebagai orang yang tergolong cerdas, tidak bisa lulus tepat waktu mungkin agak aneh.
Sebenarnya tidak, jika orang itu seperti Guntur bentuknya.
Maksudnya malas belajar dan lebih sering bersantai daripada mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.
Selangkah lagi dia akan memasuki gedung perpustakaan tujuannya.
Namun, tiba-tiba HP-nya bergetar lama.
Tanda kalau ada panggilan masuk.
Langkahnya terhenti.
Dia menyingkir sedikit dari depan pintu sembari mengambil HP-nya dari saku bagian kanan belakang pada celananya.
"Di mana Gun?"
Suara Beyan dari seberang sana langsung terdengar sesaat setelah dia mengangkat panggilan masuk itu.
"Perpus, kenapa?"
"Bwahahaha! Tumben, ketempelan di mana kamu?"
Guntur memutar bola matanya malas.
"Butuh buku referensi, mantengin layar laptop sama HP sakit mataku. Udah ah! Kalau enggak ada perlu aku matiin, sibuk tahu!" seru Guntur setengah kesal.
Terdengar tawa geli dari Beyan setelahnya.
"Ya udah, cuman nanya posisi aja kok. Aku ada urusan, kamu balik duluan aja nanti ya," ucap Beyan menjelaskan tujuannya menelepon.
"Hmm."
Guntur hanya bergumam sebagai jawaban.
Lalu panggilan berakhir begitu saja.
Guntur pun kembali melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam perpustakaan yang sudah di depan mata.
Matanya menyisir deretan rak yang begitu banyak dalam gedung itu.
Nah, tidak heran sih kalau gedung itu satu-satunya tempat pemersatu segala fakultas di kampusnya.
Pasti harus sangat luas, bahkan gedung itu terdapat tiga lantai yang sama-sama penuh dengan rak buku.
Ya, meski begitu penghuninya ... maksudnya manusia yang mengisinya tidak terlalu banyak.
Bahkan terlihat agak terlalu lengang, suasana sejuk di dalamnya pun terasa dingin dalam artian yang lebih mencekam.
Tidak heran juga sih, mahasiswa zaman sekarang lebih suka yang praktis.
Buku elektronik jadi alternatif daripada pusing mencari buku cetak di ratusan rak.
Atau mungkin jika punya uang jajan banyak beberapa di antaranya lebih memilih mentraktir joki jika malas mengerjakan tugas.
Setelah mengambil buku yang dia butuhkan, Guntur lantas mencari tempat yang sekiranya nyaman.
Pojok belakang di lantai dua dekat jendela.
Tempat yang agak di sudut dan terpencil itu sangat menarik perhatiannya.
Posisinya terlihat baik dan nyaman untuknya.
Lantas tanpa banyak membuang waktu dia pun menempatkan diri di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luluh [End, Yaoi/BL Lokal]
Random[Tamat-- Hati-hati baper, smooth BL] Guntur hanyalah salah satu orang dengan sifat dingin dan berpendirian kuat pada hal yang dia pegang teguh sebagai pedoman hidupnya. Namun, bukan berarti orang dengan keras kepala sepertinya tidak mampu luluh sama...