Episode 07

2.7K 324 22
                                    

Makasih udah baca sampai sini, jangan pelit vote sama komen yaw^^

Maaf kalau masih ada salah dalam pengetikan.
✙✚✙✚✙✚✙✚✙✚






Beyan menaruh kekhawatiran besar sebagai sahabatnya Guntur.

Khususnya karena insiden Guntur bersama Ervan tempo hari.

Pagi ini Guntur tidak membahas kenapa kemarin dia menghilang.

Beyan tahu sebenarnya Guntur hanya marah dan menunggu agar dirinya sendiri yang meminta maaf.

Tanpa harus Guntur yang mengungkitnya terlebih dahulu.

Namun, Beyan juga ragu jadi dia hanya menatap Guntur dengan penuh selidik.

Seolah dia yang tengah menangkap basah Guntur atas apa yang dia lihat kemarin.

"Apa sih?"

Benar saja, akhirnya Guntur buka suara.

Meski itu juga karena mungkin dia risih ditatap seperti itu oleh Beyan.

Beyan hanya tertawa kecil sebelum memberi sahutan.

"Siapa cowok yang kemarin pagi bareng kamu di kantin? Kalian kelihatan deket"

Ya, Beyan melihat Guntur dengan orang lain kemarin pagi.

Namun, dia tidak bisa melihat wajahnya karena orang itu memunggunginya.

"Temen."

Sesingkat itu jawaban Guntur.

Beyan tidak kaget karena memang sudah biasa.

Dia juga tahu Guntur pasti kesal padanya.

"Kayaknya dia suka sama kamu. Hihihihi ...."

"Oh."

"Gimana menurutmu? "

"Apanya?"

Ah, Beyan tidak bisa lagi bertanya.

Jika Guntur sudah seperti ini maka setiap perkataannya hanya akan diputar-putar saja.

"Daripada kamu kayaknya aku deh yang lebih pantes buat interogasi kamu," ucap Guntur.

"Kemarin kamu ke mana? Kamu lihat aku kan? Berarti kamu udah ke kantin dong? Kenapa nggak nyamperin aja? Terus pakai acara nggak bisa dihubungi juga!" lanjutnya kesal.

Beyan menarik senyum kikuk.

Akhirnya menu utama pagi ini keluar juga.

"Abisnya kalian kelihatan mesra, aku nggak mau jadi anti nyamuk dong. Hyaaa ...," sahut Beyan dengan gaya centilnya.

Guntur memutar bola matanya malas.

"Dasar ... aku masuk dulu ya, bye," ucap Guntur.

Mereka sudah sampai di persimpangan koridor.

Kelas mereka memang berada di jalur yang berbeda.

Jadilah mereka berpisah di sana.

"Iya, bye," sahut Beyan.

Lalu Guntur melangkah menuju kelasnya.

Sedangkan Beyan sendiri masih berdiri di tempat.

Mengamati tubuh Guntur yang kian menjauh sampai akhirnya hilang di balik pintu kelasnya.

"Haahhh ...."

Beyan mendesah berat.

Yang sebenarnya terjadi kemarin bukanlah karena dia tidak mau jadi anti nyamuk antara Guntur dan orang yang bersamanya.

Luluh [End, Yaoi/BL Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang