Episode 08

2.6K 292 5
                                    

Makasih udah baca sampai sini, jangan pelit vote sama komen yaw^^

Maaf kalau masih ada salah dalam pengetikan.
✙✚✙✚✙✚✙✚✙✚



"Guntur!"

Langkah Guntur terhenti saat mendengar suara itu.

Dia tahu milik siapa.

Belum lama ini suara itu sudah sangat familiar dalam pendengarannya.

Dan setiap kali dia mendengarnya.

Suara itu mampu menggetarkan hatinya.

Pandji terlihat berjalan cepat ke arahnya.

"Hai Ji, kenapa?" tanya Guntur saat jarak Pandji sudah dekat dengannya.

"Kamu, ada waktu luang habis kelas selesai?"

Guntur melirik ke arah kiri atas, mengingat jadwal kegiatan untuk hari ini.

"Ada ...," sahutnya setelah dapat mengingat.

Senyum Pandji terlihat mengembang mendengar itu.

"... tapi mau aku gunain buat lanjut nyicil skripsi," lanjut Guntur seadanya.

Senyum Pandji luntur seketika digantikan dengan wajahnya yang sedikit lesu.

Seperti ada rencana lain yang ingin dia lakukan bersama Guntur.

Namun, harapannya sudah pupus bahkan sebelum dia sempat mengutarakannya.

Seperti biasa Guntur bisa membaca suasana dengan cepat, tapi kali ini dia merasa punya firasat baik untuk memberikan inisiatif.

"Besok sabtu ya?"

Guntur menyeletuk.

Ekspresi muram Pandji agaknya membuatnya merasa kurang nyaman.

Itu kenapa dia mau melangkah meski sedikit.

Ada yang mendorong dirinya dari dalam bahwa dia ia tidak ingin Pandji memasang ekspresi itu.

"Nggak cocok ...," batinnya menanggapi ekspresi Pandji saat ini.

Mungkin maksudnya, Pandji yang berkepribadian easy going itu tidak cocok dengan ekspresi muram.

Masih dengan ekspresi lesu nan muramnya, Pandji mengangguk lemah sebagai jawaban.

"Aku nggak ada kelas, kalau kamu mau aku ada waktu luang sampai siang."

Seperti mendapatkan angin segar di bawah teriknya matahari.

Wajah Pandji langsung terlihat kembali cerah.

Binar harapan mulai muncul di kedua bola matanya yang kini tengah menatap Guntur itu.

"Beneran? Boleh aku jemput kamu?"

"Boleh ... emm, alamat aku ...."

"Ini!" celetuk Pandji dengan riang.

Sembari menyodorkan HP-nya pada Guntur dia berkata, "Sekalian minta nomor HP kamu, hehehe."

Guntur terkekeh kecil.

Merasa lucu.

Ini bukan pertama kalinya seseorang meminta nomornya, tapi sepertinya kali ini terasa agak berbeda.

Tanpa enggan Guntur pun mengambil alih HP Pandji untuk mengetikkan nomornya di papan panggilan HP itu.

"Ini," ucapnya setelah selesai.

Pandji menerima kembali HP-nya dengan ekspresi senang.

Lalu dengan cepat menyimpan nomor itu.

Dia terlihat sibuk sesaat pada HP-nya.

Luluh [End, Yaoi/BL Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang