Chapter 9

8.8K 886 215
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

.

"Ayo... Tidak apa-apa" ucap Sasuke. Ia masih berusaha membujuk Sakura agar mau kembali ke ruang keluarga.

"aku maunya pulang" ucap Sakura sesenggukan.

"Jangan menangis begitu, kau sudah dewasa Sakura" ucap Sasuke sambil menghapus air mata Sakura. "Papaku bukan orang yang jahat. Wajahnya memang seperti itu sejak lahir. Kau tidak usah takut" sambungnya.

"tapi matanya melotot padaku. Aku takut..." kata Sakura.

Sasuke mendesah dan menarik gadis mungil itu kepelukannya kembali. "bagaimana kau bisa jadi istriku, kalau kau takut pada calon mertuamu?"

Sakura mendongak menatap Sasuke. "mangkanya aku tidak mau menikah denganmu, kalian menyeramkan. Kita tidak cocok" jawab Sakura.

"itu tidak benar, kita cocok. Sangat cocok malah. Kau lihat ibuku? Apa Ia terlihat menyeramkan? Tidak kan? Sosok menyeramkan seperti kami butuh perempuan lembut seperti kalian. Kalau aku harus menikah, maka orang itu harus kamu. Aku tidak mau yang lain" kata Sasuke.

"Kau bilang kau akan membiarkanku mendekatimu selama dua bulan. Ini bahkan baru dua hari dan kau sudah mau menyerah? Aku bahkan belum menunjukkan pesonaku Sakura... Kau suka laki-laki imut kan? Aku akan melakukannya. Aku akan mengalahkan keimutan si Sasori itu" lanjut Sasuke dengan yakin.

Cup... "kau percaya padaku kan?" tanya Sasuke setelah mengecup dahi Sakura. Dan Sakura meresponnya dengan sebuah gelengan. Pertanda bahwa ia tidak percaya pada ucapan Sasuke.

Sasuke hanya mendesah dan menariknya kedalam pelukan hangat. Sakura memang keras kepala. Saat ia memutuskan suatu hal, ia tidak akan mudah berubah pikiran. Diotaknya seolah sudah tertempel spanduk raksasa bertuliskan 'Jauhi Sasuke'. Anehnya itu malah membuat Sasuke semakin menyukainya.

"Kenapa kau sangat cantik hmm?" tanya Sasuke gemas sambil memeluk Sakura. Namun Sakura hanya diam tanpa menjawab apapun. Ia menyembunyikan wajahnya dipelukan Sasuke. Untuk beberapa alasan, ia cukup malu karena telah menangis didepan keluarga Sasuke. Tapi itulah sifatnya, ia akan menangis saat ia merasa takut dan tersudut.

Namun bagi Sasuke, sikap cengeng Sakura ternyata bisa membawa keberuntungan tersendiri untuknya. Ia bisa merasakan tangan kecil Sakura yang melingkari punggungnya. Gadis itu membalas pelukannya untuk menyembunyikan wajah sembabnya.

Sasuke pun memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin. Tangannya dengan lihai membelai lembut punggung kecil Sakura. Sasuke menyukai semua yang ada pada gadis ini. Baik sikap maupun fisiknya. Sasuke sangat menyukai sensasi saat dada Sakura menyentuh tubuhnya. Tidak terlalu besar memang, tapi Sasuke menyukainya. Semua yang ada pada Sakura, entah kenapa terasa 'pas' baginya.

"Hoii"

Sasuke menoleh saat mendengar sebuah suara mengintrupsi kegiatannya. Sakura pun bergerak keluar dari kukungan Sasuke dengan raut polosnya.

"Apa hah?" tanya Sasuke saat melihat Itachi berdiri di dekat pintu pembatas kolam renang.

"aku tahu isi otakmu Sasuke. Jangan memanfaatkan kepolosan seorang gadis. Kau terlihat seperti pedofil" ucap Itachi.

Sakura yang tidak mengerti hanya melirik kearah Sasuke dengan pandangan bingungnya. Sasuke menangkup kedua pipi Sakura. "jangan dengarkan ucapannya, ia tukang kebun dirumah ini" ucap Sasuke yang langsung disambut raut membunuh Itachi.

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang