Chapter 5

31 2 0
                                    

Vano sudah memiliki seseorang yang ia cintai kini dia berada di london. Namanya resti karena keluarganya pindah kesana dan sekarang mereka LDR mereka tidak bertemu selama 3 tahun apa lagi belum tentu resti kembali ke indonesia karena keluarganya menetap di luar negri, vano dan resti belum resmi pacaran resti tidak menginginkan hal itu saat di tanya alasannya resti memilih diam dan membahas topik yang lain, disini hanya vano yang mencintai resti dan resti hanya menganggapnya sahabat dekatnya.

Kelanjutannya saat vano bilang tidak mau yaa gaes.
Happy Reading :v

"Maksud kamu resti? Dia bukannya sahabat kamu, mama tidak pernah mendengar resti mencintai kamu saat resti di rumah ini, mama hanya melihat persahabatan kalian saja". Ucap mama vano.

"Dan terakhir kamu sudah tahu pamit resti ke keluarganya kita resti belum tentu kembali kesini kamu tahu keluarga mereka bakal menetap disana, jangan sampai kamu yang pindah memilih kesana untuknya." Ujar mamanya

Vano masih terdiam memikirkan kata kata mamanya dan vania masih tercengang mendengar pembicaraan mereka.

Oohh jadi vano sudah punya seseorang di hatinya pantas saja dia langsung menolak perjodohan ini. Ucapan dalam hati vania

"Tante vania mau ke kamar mandi sebentar ya". Pamit vania di jawab iya oleh mama vano. vania menghindar karena tidak mau ikut campur masalah pribadi mereka.

Vano hanya terdiam dan masih melihat foto masa kecilnya.

"Vano kamu tahu kita dahulu seperti apa hingga bisa hidup seperti ini dan kenapa alasan mama menjodohkan kamu dengan vania". Jelas mama vano.

"Apa". Jawab vano cuek.

"Sekarang ini papa kamu tidak bisa menjalankan bisnis dengan perusahaan papa kamu dan perusahaan om salman alm.papa vania yang berada dimana mana kamu habis ini lulus dari sekolah dan papa kamu akan ajari kamu mengelola perusahaan, dahulu sebelum kamu lahir beliau pesan kepada papa kalau anak mama laki laki beliau mau kamu meneruskan perusahaannya dan menjaga anaknya dimanapun anak mama berada seperti layaknya papa kamu dan om salman, dulu papa dan mama mau menjadi gelandangan vano karena papa kamu di fitnah oleh perusahaan menggelapkan uang dan pada saat itu kami bertemu keluarganya vania, beliau sangat membantu keluarga kita vano sampai rumah ini sebenarnya rumah mereka dan beliau memberikannya untuk kita karena kita tdak punya rumah dan mama mau kamu tidak mengecewakan kepercayaan yang sudah beliau ucapkan sebelum meninggal , kamu paham kan van". Cerita mama vano

Kini vano sudah paham dengan mamanya yang sangat ingin menjodohkannya dengan vania lagi lagi vano memikirkan kata kata mamanya yang membuat vano bingung dengan keadaan yang dijalaninya sekarang.

"Vano gak bisa menjawab sekarang dengan kata iya ma karna vano butuh waktu untuk mengenal vania". jawab vano.

"Iya mama paham mama akan maklumi itu, tapi mama mohon kamu janji akan segera memberi jawaban untuk mama dan tentunya jawaban itu tidak mengecewakan mama dan yang lainnya" Jelas mama vano dan di jawab anggukan oleh vano.

"Ma vano kluar bentar beli roti vano laper". Kata vano menghindar dari pembicaraan yang mendebarkan.

"Kenapa mesti kluar sih vano sana masak sendiri kan kamu bisa buat kue sendiri tuh ada vania bisa nemenin kamu masak, kata nenek vania jago masak loh".
Ujar mama vano sembari melirik vania yang masih menuju mereka sehabis dari kamar mandi dan vania tentu mendengarkan pembicaraan mereka walaupun terdengar samar samar tetapi tentang masakan dia mendengarkannya dengan jelas dan segera menuju ke dapur.

"Sini katanya laper loe mau kue apa". Tanya vania ketus.
"Serah lo aja yang penting gue kenyang". Jawab vano.

Vano masih kepikiran tentang asal usul keluarganya hingga sekarang jaya dan kaya raya seperti ini karena bantuan dari keluarga vania.

Akankah aku menerima perjodohan ini lalu bagaimana dengan resti meskipun harus aku yang berjuang sendiri untuknya tetapi kluargaku nggak akan bisa seperti ini kalau nggak karna keluarga vania. Arrghh pusing mana yang harus aku ambil atau aku nerima vania aja untuk lepasin resti, benar kata mama resti tidak akan kembali dan ya hatiku memang sudah mulai lelah untuknya.
Ucapan vano dalam hati sambil mengacak acak rambutnya

Beberapa jam kemudian vania sudah membuatkan kuenya dan akhirnya matang.

"Nih kuenya udah jadi". Sambil menyodorkan kuenya.

Vano hanya melihat kue itu dan masih ragu untuk menerimanya.

"Yaelah loe mikir apa an sih, gue gak sejahat itu kali van, loe pikir gue racunin loe gitu biar kita gak di jodohin? Hm ? gue gak sejahat yang loe fikirin dan gue juga gak sebaik yang loe fikirin nih cepetan makan atau gue makan semuanya". Vania masih menyodorkan kuenya dengan omelan omelan kecilnya lalu mengambil 1 kue yang buatnya.

Vano langsung mengambil rotinya dan melahapnya dengan cepat. Melihat tingkah vano membuat vania tersenyum tanpa vania sadari vano sudah di dekatnya dan mengarah ke rambutnya dan yaps vano membisikkan kata kata di balik itu.

"Enak banget kue buatan loe, loe udah siap banget ya hidup bareng gue". Goda vano yang membuat vania kaget dan tersedak memakan kue buatannya.

"uhuk uhuk uhuk vano !!! ambilin gue air cepetan!! gue tersedak nih uhuk uhuk". Ucap vania.
Vano segera lari mengambilkan air untuk vania.

"Makanya makan tuh pelan pelan aja, loe sih". Omel vano kepada vania.

Vania tidak menghiraukan apa kata vano dan pergi begitu saja meninggalkan vano. Kini vania berencana ingin segera pulang karena hari juga makin sore dan segera pamit kepada mama vano.

"Vania kamu di antar vano saja pulangnya tidak usah pakai taxi sayang". Ucap mama vano.

"Tidak usah tante, vania bisa pulang sendiri kok tan". Tolak vania.

"Gue anterin aja cepetan gak pake lama". Ucap ganas vano sambil memakai jaket kesayangannya.

"Yauda tante vania pamit pulang dulu yaa nanti kalau vania ada waktu longgar vania pasti kesini lagi". Ucap vania yang di jawab anggukan dan pelukan oleh mama vano.

"Hati hati sayang, vano kamu jangan ngebut kalau bonceng vania jaga vania". Celetuk mama vano.

Saat ini vania pulang bersama vano baru pertama kali boncengan dengan laki laki dan membuat vania agak gugup karna vano saat mengerem motornya sangat mendadak dan membuat vania memegang pinggang vano antara di buat buat sama dia atau memang kenyataan vania tidak tahu pasti.

"Emmm loe yakin belum ada seseorang di hati loe?". Tanya vano.
"Emmm harus banget ya gue jawab kan itu bukan urusan loe, jadi gak usah tanya tanya". Ketus vania

"Judes amat jadi cewek". Cibir vano

"Gak ada buat apa juga gak penting banget kalau jodoh kan pasti bertemu". Jawab vania enteng.

Tidak ada jawaban dari vano dan vano sangat ngebut hingga mereka sampai di rumah vania.

"ini rumah loe". Tanya vano sambil menerima helm dari vania.

"Iya, loe gak mampir dulu". Ajak vania.

"Loe yakin ajak gue masuk, loe di rumah sendirian kan, loe gak takut sama gue". Sambil mendekat ke tubuh vania.

"Vano !! apaan sih, loe sana pulang aja kalau gitu,resek banget jadi orang, yaudah gue masuk emm makasih atas tumpangannya cowok resek bye !!! ". Sambil melambaikan tangannya ke vano.

"Eh tunggu hati hati jangan ngebut ngebut juga !!". Vano menoleh ke vania yang di balas anggukan dan senyuman olehnya dan segera mengendarai motornya.

Setelah semuanya selesai vania merebahkan tubuhnya di kasur karena sangat lelah habis dari rumah vano sejak pagi tadi hingga larut sore. Vania menatap langit langit di kamarnya, masih memikirkan kalau vano sudah memiliki seseorang di hatinya, lantas bagaimana dengan perjodohan yang mereka alami ??? Akankah vano menolaknya atau memilihnya??......

Begitupun dengan vano telah sampai di rumahnya dan segera menuju kamarnya dan memikirkan vania akankah vano menerima atau menolaknya juga???






*****************************************

Yaa tentu hanya author yang tau wkwkkwwwkk.. tunggu chapter selanjutnya ya stay di "Because of you".

Jangan lupa vote vote vote vote votee 🤭
Komen dan share jugaa yakk 🙏🙏
Terima kasih 💕

BECAUSE OF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang