Chapter 10

20 1 0
                                    

Saat tiba di kelas vania terseyum sendiri dan melihat pemandangan di depan jendela kelasnya.

“Ciye yang lagi jatuh cinta div”. Ucap clara dan di balas tawa oleh diva.

“Iya nih gak mau cerita lagi ke kita kita”. Sindir diva.

Vania makin tersenyum lebar dan menghampiri kedua sahabatnya.

“Apaan sih kalian, iya iya.. gue mau cerita tapi kalian jangan teriak teriak lagi kalau ingin gue cerita”. Ancam vania dan di balas anggukan oleh sahabatnya.

“Emm... sebenarnya gue dijodohin sama vano oleh orang tua gue sejak kecil, dan karna dulu orang tua vano di bantu sama orang tua gue, mereka sahabatan dan gue baru kenal vano beberapa hari yang lalu, gue ke rumahnya dan ketemu sama dia terus kita dijodohin”. Jelas vania.

“Wah.. wah..wah..vania loe beruntung nia bisa dapetin cool boys sekolah ini,  udah ganteng..kaya..pinter..badannya bagus.. aduhhh gue ngiri van hahaha”. Puji diva beserta tawanya.

“Ihh diva,gue belum sepenuhnya cinta sama vano, gue gak tau apa arti cinta, tapi saat vano mengucapkan kata kata manis ke gue, jantung gue mau copot rasanya, dan loe tahu sendiri boro boro ngurusin laki, gue sibuk dengan diri gue sendiri, dan gue sangat suka di perpustakaan”. Jawab vania.

“Itu tandanya lo udah jatuh cinta vania, nanti lo bakal tau apa itu cinta dari vano, semangatt vania kita pasti dukung loe kok, apapun keputusan loe you are my sobat hehehee ”. Ucapan sahabat sahabat vania dan mereka bertiga saling berpelukan membuat vania menjadi lebih tenang.

“Trimakasih teman teman tercintaku” ucap vania di sela pelukan sahabat sahabatnya.

Vania akan menghadapi ujian untuk persiapan UN 1 bulan ke depan, kini vania berjalan menuju perpustakaan.

Setelah sampai di perpustakaan vania mencari buku yang ia butuhkan dan sudah menemukannya ia segera duduk di tempat favoritnya dan disitu ada vano yang menempatinya.

Kenapa sih dimana mana ada loe. Umpat vania.

“Bisa minggir gak ini tempat favorit gue”. ketus vania, vano segera geser di sebelah tempat duduknya.

“Ya jangan di sebelah gue juga kali, sana jauh jauh”. Ketus vania untuk kedua kalinya.

“Aelah.. Crewet bener jadi cewek, tadi di suruh minggir, udah minggir di suruh jauh jauh, maunya apa sih”. Omelan vano dengan wajah tampannya.

“Yaa mak..maksud..gue.. loe pindah sana, jangan di deket gue gini”. Gugup vania yang membuat vano ingin bertahan untuk duduk di sampingnya.

“Udah gue disini aja, kalau niat belajar ya belajar aja, jangan hiraukan gue yang ada di sebelah loe”. Tegas vano yang tak di hiraukan vania.

Kini mereka duduk bersebelahan, vania menggunakan headset saat belajar supaya bisa fokus tidak mendengarkan apa yang ada di sekitarnya.

Vano juga belajar karena mereka di jurusan yang sama dan sama sama akan menghadapi ujian.

Tanpa vania sadari, vano tersenyum mengamati vania di sampingnya.

“Loe emang cantik vania dan gue suka sama loe, gue yakin gue gak salah pilih kali ini”. Ucap pelan vano yang tidak mungkin di dengarkan oleh vania karena memakai headset.

Kini vania tidak tenang, karena ada seseoranng di sebelahnya dan ia sebenarnya tau kalau vano dari tadi sedang mengamatinya dengan senyumannya, tetapi vania tidak menghiraukannya lagi karena belajar jauh lebih penting.

Bel sudah berbunyi, vania segera mengembalikan buku di perpustakaan, dan di susul oleh vano.
Mereka jalan berdua, vania biasa aja karena untuk kelas 1 dan 2 kebanyakan fans vano berada di lantai bawah, dan kini dirinya berada di lantai atas, jadi tidak ada yang mengomentari dirinya yang berjalan.

Hari demi hari sudah terlewati oleh vano dan vania kini semakin dekat mereka sering menghabiskan waktu bersama dan bahkan vano sudah mengakui kalau dirinya suka sama vania.

BECAUSE OF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang