"Aku punya ... mantan terindah." Ayya menjawab dengan suara yang amat pelan. Tapi ia yakin jika Nevan bisa mendengar itu.
Nevan hanya tersenyum tipis dan tak langsung menanggapi ucapan Ayyara. Nevan terdiam cukup lama seakan berpikir sebelum menjawab pernyataan yang sedikit memancing amarahnya itu.
Engkau di sana...
Aku di sini...
Meski hatiku memilihmu...Yang tlah kau buat, sungguhlah indah...
Buat diriku, susah lupa..."Seindah apa?" ucap Nevan.
"Maksud kamu?" Ayya takut jika ia salah dengar.
"Seindah apa yang dia lakukan sampai kamu susah lupa?" jelas Nevan membuat Ayya menekan kelopak matanya kesal. Seketika Ayya ingin mengutuk Raisa!
Sebenarnya, Ayya tidak mau membicarakan Raizel. Bagaimanapun, semua yang terjadi di antara mereka sudah berakhir. Dan hubungan mereka berakhir dengan baik-baik. Tidak ada masalah hebat yang membuat Ayya harus membenci Raizel. Ayya juga merasa tidak pantas berkata buruk tentang Raizel. Lalu kenapa Nevan harus membahas soal mantan? Apa Nevan ingin membandingkan dirinya dengan Raizel?
"Bukan soal apa yang telah dia buat. Tapi soal waktu yang kita lewati." jawab Ayya sedikit canggung.
"Memangnya berapa lama?" tanya Nevan lagi.
"Kurang lebih, sekitar lima tahun."
"Wah ... berat. Siapa namanya?" tanya Nevan dengan nada datar.
"Raizel." singkat Ayya.
"Kenapa kalian putus?"
"Kami sering beda pendapat. Kami juga jarang ketemu. Kami sama-sama sibuk mengejar cita-cita." jelas Ayya lagi.
"Kamu mutusin dia gara-gara itu?"
"Aku yang diputusin."
"Hah?! Kamu? Kok bisa?"
"Buktinya." Ayya tersenyum pahit.
"Sampai saat ini dia masih yang terindah?" tanya Nevan dengan nada bicara seperti biasa.
"Masih." jawab Ayya dengan jujur.
"Oke. Aku hanya harus lebih indah dari dia kan?" tanya Nevan dengan percaya diri.
"Iya. Hehehe." jawab Ayya dengan tawa canggung.
"Tapi aku nggak akan jadi mantan." kata Nevan.
"Yakin?"
"Semoga. Kamu berdoa juga ya." Ayya membalas ucapan Nevan hanya dengan tawa kecil.
"Jadi, di mana Raizel sekarang?" Nevan masih penasaran.
"Masih ada di Jakarta. Tapi, semenjak kami putus, aku udah nggak pernah ketemu dia lagi." Ayya bercerita tanpa beban.
"Kamu tahu darimana kalau dia masih di Jakarta?"
"Berlian. Mereka kerja di Hotel yang sama."
"Oh... anak hotel juga. Terus, apa cita-citanya sekarang udah tercapai?"
"Yang aku denger, Raizel sekarang jadi Manager."
"Wah! Hebat juga ya Raizel. Dia seumuran kamu?"
"Enggak. Dia dua tahun lebih tua dari aku."
"Oh ... aku jadi penasaran sama Raizel. "
Ayya tidak menjawab ucapan itu. Entah kenapa, Ayya merasa sedikit kesal. Ia juga ingin terus membanggakan Raizel di depan Nevan. Apa karena perasaan untuk Raizel masih belum berubah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The Night
General Fiction[MATURE ROMANCE] DIHAPUS SEBAGIAN (Sad story! Kalau nggak mau nangis jangan dibaca.) "Karakter, organisasi, tempat, perusahaan, pekerjaan dan kejadian dalam tulisan ini hanya fiktif." __________________________________ ―semuanya terlalu indah sekal...