Kesel ih, votenya makin dikit 😢
__________________________________
"Nevan..." panggil Ayya tanpa sadar.
"Ayyara..." masih dengan senyuman, Nevan memanggil nama Ayya.
Ayya diam membeku, pikirannya seketika kosong. Matanya membelalak menangkap sosok yang pernah sangat ia rindukan. Untungnya, dalam beberapa detik, Ayya segera ingat dengan sebuah cincin yang baru saja disematkan oleh sang calon suami.
Nevan tersenyum, ia tidak sabar ingin mencurahkan perasaan rindunya pada Ayya. Nevan mengambil langkah maju, namun ia segera berhenti setelah melihat Ayya yang melangkah mundur.
"Kamu ngapain ke sini?" tanya Ayya.
Sebuah pertanyaan yang tidak pernah terbayangkan dalam benak Nevan. Ia pikir, Ayya juga merindukan kehadirannya.
"Ada acara apa Ra? Kenapa kamu pakai kebaya?"
Nevan melontarkan pernyataan yang sejak tadi sudah memenuhi pikirannya. Sejak turun dari mobil, Nevan hanya berharap jika semua dekorasi yang menghiasi rumah itu tidak berhubungan sama sekali dengan Ayyara.
"Aku baru selesai tunangan." jawab Ayya tanpa mau menyembunyikan apapun.
"Kamu? Tunangan? Jangan bercanda Ra..." dengan senyuman kecil Nevan menggelengkan kepalanya berkali-kali menolak percaya apa yang baru saja dikatakan Ayya.
"Aku serius. Buat apa aku bercanda?"
Nevan memperhatikan wajah cantik Ayya dengan seksama. Terlihat jelas jika perempuan itu sedang menahan amarah yang amat sangat padanya. Ayya juga terlihat amat membenci dan tidak mengharapkan kehadirannya. Lalu apa Ayya masih akan menatapnya dengan mata menyala-nyala seperti ini jika Nevan memberi tahu jika sebuah besi tertanam di kakinya?
"Dengan siapa?" tanya Nevan berusaha menguatkan hati.
"Raizel."
Mendengar nama Raizel. Ekspresi Nevan berubah-ubah. Awalnya dia tersenyum, lalu berusaha menarik napas panjang dan mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Dan yang terakhir, Nevan memejamkan matanya untuk sejenak sebelum mengusap wajahnya dengan kasar.
"Kamu bercanda Ra?" Nevan masih berusaha menyangkal.
"Ada siapa Ra?"
Ayya menoleh dan melihat Ayah yang baru saja datang dari arah ruang keluarga. Bukan hanya Ayyara, tapi Ayah juga terkejut melihat kehadiran Nevan. Kenapa waktunya bisa sangat kebetulan?
"Oh ... ada Nevan." kata Ayah dengan tenang.
Ayah berjalan mendekati Nevan, melewati Ayya yang masih berdiri di tempatnya. Ayah mengulurkan tangannya dan Nevan ikut membalas uluran tangan itu disertai senyuman memaksa.
"Duduk dulu Van." pinta Ayah sambil menepuk bahu Nevan.
Masih tanpa suara, Nevan menurut lalu berjalan pelan menuju tempat duduk yang sebelumnya menjadi tempat duduk Raizel. Kening Ayya mengkerut melihat cara Nevan berjalan yang terlihat berbeda dari sebelumnya. Nevan terlihat tertatih, lalu membuat ekspresi wajah seperti seseorang yang sedang menahan rasa sakit. Nevan juga terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Sebenarnya apa yang sudah terjadi?
"Kamu sudah makan?" tanya Ayah.
Ayya masih berdiri. Ia kebingungan karena tidak mengerti harus berbuat apa dalam keadaan yang seperti ini. Maka yang bisa Ayya lakukan saat ini hanyalah memperhatikan Nevan dan Ayahnya.
"Ayyara baru tunangan Yah?" tanya Nevan sembari menatap wajah Ayah.
"Iya. Acaranya baru aja selesai." Ayah masih menjawab dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The Night
Genel Kurgu[MATURE ROMANCE] DIHAPUS SEBAGIAN (Sad story! Kalau nggak mau nangis jangan dibaca.) "Karakter, organisasi, tempat, perusahaan, pekerjaan dan kejadian dalam tulisan ini hanya fiktif." __________________________________ ―semuanya terlalu indah sekal...