Berlian

3.7K 411 14
                                    

Ayyara melihat jam di layar komputernya. Ternyata sudah pukul 4 sore. Ayya melihat sekitar dan menemukan jika rekan kerjanya mulai membereskan pekerjaan mereka dan mematikan komputernya. Ayya juga melihat Bu Rimbi yang juga bersiap untuk pulang.

Drrrtt... Drrttt... Drrttt...

Getaran ponsel itu membuat Ayya tersenyum karena si penelepon bukanlah kejutan yang ia harapkan.

Berlian calling...

"Hallo." sapa Ayya pada penelepon.

"Ra, lo udah pulang?" tanya Berlian.

"Baru mau pulang. Kenapa Berl?"

"Gue jemput ya. Gue nginep rumah lo ya!" pinta Berlian dengan nada paksa.

"Mendadak? Ya udah ayok lah! Buruan kalo mau jemput gue." jawab Ayya.

"Iya. Ini udah di deket Hotel kok."

"Oke! Gue kedepan kalo gitu."

Ayya mengakhiri panggilan dari Berlian. Lalu berpamitan ke Oki, Disa, Rizal dan Bu Rimbi. Keluar dari kantor accounting. Ayya sedikit berlari menuju lobi, karena takut jika Berlian sudah menunggu. Namun, meskipun sudah menghabiskan beberapa menit untuk berjalan dari kantor hingga lobi. Nyatanya Berlian belum juga muncul.

Setelah bermenit-menit menunggu. Ayya menyerigai kecil setelah melihat city car berwarna merah. Ayya juga melihat Berlian yang melambai dari balik kursi kemudi. Dan layaknya seorang sahabat, Ayya membalas lambaian tangan itu sembari berjalan menuju pintu mobil.

"Lo libur? " tanya Ayya.

"Ho'oh! Kan ini senin. Kalo elo sih bisa libur minggu, enak!" balas Berlian sedikit sewot.

"Lah, siapa yang nyuruh elo jadi chef?!" balas Ayya tak mau kalah.

"Emak gue!! Hahahahaha." Berlian menjawab dengan tawa lepas.

Perempuan cantik itu adalah Berlian, sahabat dekat Ayya. Sudah terlalu dekat untuk dibilang sahabat. Mereka sudah seperti saudara. Berlian adalah sahabat Ayya sejak sekolah dasar. Mereka hanya beda saat sekolah menengah pertama. Lalu untuk SMA dan perguruan tinggi mereka bersekolah di tempat yang sama. Dan saat ini Berlian bekerja di hotel yang lebih besar dari Emerald.

Berlian seorang Chef Pastry. Sedikit bocoran, sebagai seorang chef, masakan Berlian tidak enak. Tapi kue bikinan Berlian juara! Kalau Berlian sedang mencoba resep baru, Ayya selalu jadi yang pertama. Karena tidak ada dusta di antara mereka. Jadi Berlian hanya memberikan tester pada Ayya.

"Ada apa gerangan tetiba elo mau nginep di rumah gue?" selidik Ayya.

"Gue mau nge-gosip Ra!" jawab Berlian sambil melirikku dan tersenyum.

"Nge-gosipin siapa lagi nih?!" tanya Ayya penasaran.

"Nge-gosipin diri gue sendiri! Hahahaha." lagi-lagi Berlian tertawa lepas. Seperti memang ada sesuatu yang terjadi.

"Hahahaha stres lo! Bilang aja lo mau curhat." balas Ayya.

"Diem lo! Hahahaha."

Setelah berada di jalanan sekitar lima belas menit. Mobil Berlian berhenti di depan sebuah rumah besar berpagar besi berwarna cokelat. Ayya turun lebih dulu untuk membuka gerbang rumah dan di susul Berlian.

"Sepi amat rumah lo?" tanya Berlian.

"Iya. Mama, Ayah lagi sibuk ngurus restoran yang baru buka."

"Kak Adam ama Isam?" tanya Berlian lagi.

"Mana gue tau. Kan gue juga baru pulang bareng elo!"

"Judes amat lo! Pantes lo diputusin! Hahahahaha."

Through The Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang