Tok Tok Tok
"Ra..."
Ayya menggerakkan kelopak matanya perlahan setelah mendengar seseorang mengetuk dan memanggil namanya.
"Ra..." panggilan ke dua membuat Ayya tahu jika seseorang itu adalah Adam.
Hari minggunya kembali seperti dulu. Ayya hanya menghabiskan waktu di dalam kamarnya. Menyelesaikan pekerjaannya dan menonton film yang sudah ia lewatkan. Dan kali ini, Ayya memilih berpura-pura tidur.
Cklek
Ayya kembali memejamkan matanya setelah tahu jika Adam membuka pintu kamarnya.
"Ra?! Bangun woi!" teriak Adam sambil menggoyangkan tangan Ayya. Akhirnya, Ayya terpaksa mengerjapkan matanya perlahan dan berpura-pura masih mengantuk.
"Apa?" tanya Ayya.
"Ada yang nyari noh!" kata Adam sambil tersenyum penuh arti.
Mendengar itu, sontak Ayya bangun dari tempat tidur. "Siapa?"
"Liat sendiri. Bangun dong! Anak cewek, molor aja lo!" kata Adam sambil kembali keluar dari kamar Ayya.
Ayya menggigit sudut dalam bibirnya. Benarkah Nevan? Tanpa menunggu lebih lama lagi, Ayya beranjak dari tempat tidur lalu menyisir rambut seadanya. Sebelum berlari keluar dari kamarnya dan berdiri termangu setelah melihat seseorang yang sedang mengobrol dengan Adam.
"Raizel?!" teriak Ayya dengan senyuman senang.
"Hei..." jawab Raizel dengan senyuman manis.
Dan senyuman itu masih berhasil membuat jantung Ayya berdebar. Tanpa diminta ataupun meminta ijin, Ayya ikut duduk bergabung bersama Raizel dan Adam.
"Lo udah balikan sama Ara?" pertanyaan Adam membuat Ayya membelalak lebar. Sedangkan Raizel hanya menjawab dengan tawa kecil.
"Udah. Habis ini nggak usah putus-putus lagi. Lo berdua langsung nikah aja!" Adam terkekeh pelan sedangkan mata Ayya kembali melebar dan secara refleks ia memukul paha Adam cukup keras hingga membuat sang kakak mengaduh. Tapi, Ayya juga penasaran dengan jawaban Raizel.
"Rencananya gitu sih, Bang." jawaban Raizel yang sukses membuat Ayya lemas.
"Gaya-gayaan lo berdua pake putus segala! Ya udah ngobrol sama Ara ya, gue tinggal." kata Adam sebelum beranjak dari sofa, lalu menepuk pundak Raizel dan pergi meninggalkan mereka berdua.
Ayya masih tersenyum melihat wajah tampan Raizel yang dua bulan lalu sempat ia lihat. Ayya tidak bisa menahan perasaannya. Mungkin ia sekarang terlihat bodoh. Tapi, Ayya tidak peduli.
"Ngapain senyum-senyum? Sini." kata Raizel sembari menepuk sofa yang ada di sampingnya agar Ayya mendekat.
"Kamu apa kabar?" Ayya membuka obrolan.
"Baik. Kamu?" balasnya.
"Baik juga." kata Ayya dengan terkekeh malu.
"Beneran? Kok matanya sembab?" tanya Raizel sembari mendekati wajah Ayya.
"Baru bangun tidur." Ayya mencari alasan, meski ia memang benar-benar baru bangun tidur.
"Oh ... kirain baru nangis." Raizel tertawa mengejek.
"Enggak kok. Kamu libur?" Ayya berusaha mengalikan pembicaraan.
"Iya. Sekarang aku udah bisa libur minggu." kata Raizel tersenyum senang.
"Oh iya! Kamu udah jadi Manager ya?"
"Berlian?"
Ayya meringis kecil. "Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The Night
General Fiction[MATURE ROMANCE] DIHAPUS SEBAGIAN (Sad story! Kalau nggak mau nangis jangan dibaca.) "Karakter, organisasi, tempat, perusahaan, pekerjaan dan kejadian dalam tulisan ini hanya fiktif." __________________________________ ―semuanya terlalu indah sekal...