Jangan lupa Vote yaa 😍😘
__________________________________
Ayya bersorak dan bertepuk tangan bahagia setelah melihat Berlian dan Haris berciuman di depan seluruh tamu resepsi pernikahan Berlian pada sore itu. Berlian terlihat amat cantik dengan gaun berwarna putih yang melekat di tubuh mungilnya. Mempelai pria juga terlihat tampan dengan balutan jas berwarna senada. Pasangan pengantin itu terlihat sangat serasi.
Ayya ikut bahagia melihat sang sahabat akhirnya melepas masa lajang. Dan pria tampan yang ada di sampingnya, seolah melengkapi itu semua.
"Selamat sayangku." kata Ayya sebelum memeluk dan mencium Berlian.
"Makasih, Ra." Berlian tersenyum lebar dan terlihat sangat bahagia.
"Selamat ya, Ris." kata Ayya pada Haris yang sekarang sudah resmi menjadi suami Berlian.
"Makasih banyak Ra." Haris tersenyum tak kalah lebar.
"Selamat Berl." Giliran Raizel memberi selamat pada Berlian.
"Thank you, Zel. Cepet nyusul ya!" usul Berlian sembari mengedipkan mata pada Ayya.
"Beres!" balas Raizel.
"Selamat menempuh hidup baru, Bro." ucap Raizel ke Haris.
"Thank's Bro. Lo kapan hidup barunya?" tanya Haris sedikit mengejek Raizel.
"Doain nggak lama lagi." kata Raizel dengan senyuman penuh arti.
Mendengar ucapan Raizel, kedua mempelai tersenyum dan menatap Ayya yang sedang mengalihkan pandangannya bersikap seolah-olah tidak mendengar apa yang sudah dikatakan Raizel.
Setelah memberi selamat pada Berlian dan Haris, Ayya dan Raizel berjalan beriringan meninggalkan tempat resepsi pernikahan Berlian. Meski Ayya mendengar jika Raizel sempat membicarakan tentang pernikahan dengan Haris dan Berlian, ia tak mau memperjelas ataupun bertanya. Karena Ayya terlalu takut jika semuanya kembali terulang. Ia tak mau menghabiskan hari-harinya tanpa ada Raizel.
"Berlian cantik ya." celetuk Raizel saat Ayya baru saja memasang sabuk pengaman di tubuhnya.
"Iya ... cantik banget! Aku seneng ngeliat dia bahagia gitu."
"Kamu mau nggak cantik kayak Berlian?" tanya Raizel sembari menjalankan mobilnya.
"Maksudnya?" Ayya menatap Raizel yang duduk di sampingnya dengan alis mengkerut.
"Mau nikah nggak?"
"Biar cantik?" kata Ayya dengan tawa menggoda.
"Gak usah nikah, kamu juga udah cantik sih." Raizel terlihat kebingungan dengan perkataannya sendiri. Membuat tawa Ayya pecah karena ia tidak bisa menahannya lagi.
Setelah tawa Ayya menghilang, mereka berdua terdiam selama beberapa saat. Ayya tidak tahu harus berkata apa, sedangkan Raizel tidak tahu harus memulai semuanya dari mana. Raizel juga sesekali memperbaiki posisi duduknya seperti sedang gelisah. Dan hal itu membuat Ayya mengalihkan pandangannya dengan bibir mengatup karena tak mau membuat Raizel semakin gugup.
"Ayyara..." panggil Raizel dengan suara pelan.
"Tumben kamu panggil namaku?"
"Dengerin dulu."
"Maaaf..."
"Kamu mau nikah sama aku?" tanya Raizel dengan nada suara yang lebih lembut dari sebelumnya.
"Nikah?!"
"Iya ... nikah. Sekarang posisi di tempat kerja udah aman. Kalaupun kamu nggak kerja, itu udah bukan masalah lagi. Aku udah siap tanggung jawab."
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The Night
Genel Kurgu[MATURE ROMANCE] DIHAPUS SEBAGIAN (Sad story! Kalau nggak mau nangis jangan dibaca.) "Karakter, organisasi, tempat, perusahaan, pekerjaan dan kejadian dalam tulisan ini hanya fiktif." __________________________________ ―semuanya terlalu indah sekal...