Trius melangkah ke arah rumah sakit sambil menggeram kesal. Dia tidak suka dengan suasana ini. Bagaimana mungkin orang itu datang tiba-tiba ke sini? Dia mengambil ponsel, langsung menekan nomor Rawi. Nihil. Sahabat Rara itu pasti mematikan ponselnya.
Anna sedang berbicara dengan rekan-rekannya ketika Trius masuk, tersenyum basa-basi pada staf di sana dan langsung berjalan menuju Anna. Perempuan itu melihat laki-laki berambut berantakan yang berjalan ke arahnya terlihat suram.
"Hai, Trius!"
"Oh, hai, Anna. Aku mencari dokter Edward."
"Ed sedang menjemput anakku di gym."
Merutuk kesal karena lupa pada ucapan dokter Edward saat dia baru datang, Trius menggumamkan terima kasih lalu berbalik menuju gymnasium. Dia memilih untuk berjalan kaki karena ingin meredakan darahnya yang mendidih.
Tadi, setelah orang itu mengenalkan diri sebagai tunangan Rara, dia merasakan jantungnya berhenti berdetak. Bukankah Rara bilang kalau dia tidak menerima pertunangan itu? Lalu kenapa orang itu datang ke sini?
"Hei, Trius! Kenapa kamu kemari?" Dokter Edward sedang membantu mengikat tali para pemain sepakbola kecil.
"Hanya mau melihat-lihat." Perhatian Trius teralihkan saat menatap sekitarnya. Gymnasium ini berukuran sangat besar dan bisa menampung seluruh warga di dalamnya. Memiliki pemanas dengan daya besar, orang-orang bisa melepaskan mantel atau baju hangat di dalam sini dan hanya mengenakan baju olahraga.
Dia melepaskan mantel besar lalu menaruhnya di gantungan mantel dan menggulung lengan sweater putihnya. Kemudian dia berdiri dengan canggung ketika anak-anak yang akan bermain tersenyum padanya.
Dokter Edward selesai mengikat tali sepatu, dia berdiri lalu menghampiri Trius yang masih berdiri salah tingkah. "Jadi, kamu sudah bertemu dengan Rara?"
Pertanyaan itu dijawab dengan gelengan kepala. Dokter Edward mengangkat sebelah alisnya karena heran. Tidak biasanya Trius bertingkah seperti ini, setidaknya dalam minggu-minggu terakhir setelah dia dekat dengan Rara. Dibiarkannya Trius duduk di tribun, seolah memandang pertandingan futsal, namun sebenarnya dia melamun.
Tadi setelah menyambut uluran tangan orang yang mengaku sebagai Andra, Trius langsung menggumam ingin ke kamarnya untuk menaruh tas. Dia sempat duduk sejenak di tepi tempat tidur lalu memutuskan untuk menemui dokter Edward. Sebenarnya itu hanya alasan untuk menjauh sejenak dari Rara. Untuk menguraikan rasa marah yang tiba-tiba timbul.
"Memangnya dia siapa?" Tiba-tiba saja dokter Edward bertanya.
"Tunangan Rara." Jawab Trius.
"Rara punya tunangan? Tapi bukankah dia masih single?"
"Pertunangan yang diatur oleh keluarga." Trius menghela napas. Mendadak, dia merasa lelah. Tidak ingin pembicaraan tentang tunangan Rara berlanjut, Trius mengalihkan pembicaraan pada pekerjaan mereka di South Pole Station. Meski begitu rasanya ada lubang besar yang membuatnya tenggelam perlahan.
Seorang anak laki-laki menghampiri mereka. Pertandingan sudah selesai dan sudah waktunya untuk pulang. Mereka memakai mantel panjang lalu kembali pada dinginnya udara Kutub Selatan, melawan angin untuk sampai ke rumah.
Rasanya Trius agak segan untuk kembali ke rumah. Dia berjalan seperti anak laki-laki yang patah hati. Anna sudah pulang dan sedang mengobrol bersama Rara dan Andra. Sebenarnya dia ingin langsung pergi ke kamar, tapi Rara berseru memanggilnya.
"Kamu sudah kenal, ini ...."
"Ya. Tadi kami sudah berkenalan."
"Kapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond the Ice (Completed)
Romance[Sudah diterbitkan oleh KMC Publisher] [Complete wattpad version] [KMC Romance Series] Afra Gaia Puteri (Rara) melarikan diri dari perjodohan yang dibuat keluarganya. Dia memutuskan untuk menerima tawaran sebagai asisten profesor dalam penelitian pe...