Epilog part 1

631 50 0
                                    

Di dunia Yuna saat ini 07 November 2019...

Kedua orang tua Yuna panik melihat keadaan anak tunggal mereka. Didalam ruang UGD dalam keadaan kritis, saat ditemukan keadaannya juga sudah sangat parah.

Sekitar jam 7 tadi malam...,

Yura ibu dari Yuna berteriak cukup lama. Tapi tidak jawaban apapun dari Yuna, padahal Yura sudah berteriak dengan oktaf yang cukup tinggi, ditambah dengan iming-iming makanan favorit Yuna. Tapi masih tidak mendapatkan respon juga.

Yuna sudah mengurung diri sejak mulai pulang dari kampus tadi pagi hingga sekarang jam 7 malam.

Yura menduga Yuna pasti kelelahan setelah menonton anime negeri Sakura itu. Dengan terpaksa Yura mendatangi kamar Yuna yang berada di lantai dua.

Tok. Tok.

Yuna, makan malam dulu sayang! Kau sudah tidak makan tadi siang! Setidaknya makan malam lah dulu? Bujuk Yura pada Yuna.

Hening. Tidak ada jawaban apapun dari putrinya. Yura mulai khawatir berteriak memanggil suaminya, Yeran?!

Yeran yang mendengar suara panggilan istrinya dengan cepat menyusulnya.

Ada apa, Yura? Tanya Yeran menghampiri Yura.

Yuna? Dia tidak menjawab ku, aku takut dia kenapa-napa, cepat dobrak pintunya! Yura takut putrinya kenapa-napa.

Hal seperti ini pernah terjadi dulu sekali, saat Yuna ngambek pada Yeran dan Yura. Dikarenakan mereka yang jarang pulang.

Dan saat mereka menemukannya, Yuna sudah terkapar lemah dengan tubuhnya yang kekurangan darah di dalam kamarnya.

BRAKKK...

YUNA?!!! Yura yang melihat keadaan putrinya bersimbah darah segar di tempat tidurnya. Segera saja menerjang dan memeluk putri semata wayangnya itu.

Kita bawa Yuna ke rumah sakit! Yeran yang tak membuang waktu, langsung mengangkat tubuh Yuna menuju rumah sakit terdekat.

Skip Time.

Bagaimana keadaannya dokter Dian? Tanya Yeran pada wanita berjas putih yang bernama lengkap Dian Safitri itu.

Ini sangat aneh! Gejala yang dialami Yuna seperti gejala orang habis melahirkan! Dia terlihat lelah dan kekurangan banyak darah! Jelas Dian.

Itu tidak mungkin? Yuna baik-baik saja sampai tadi pagi aku melihatnya! Tegas Yura.

Hn. Mungkin hanya gejalanya saja yang sama, atau mungkin Yuna melakukan-... Ujar Dian ragu. Kita tunggu saja hasil lab. Keluar!

Yuna itu anakku! Aku mengajarkannya untuk berbudi kasih, bahkan seekor semut pun Yuna tidak berani membunuhnya! Apa lagi sebuah nyawa manusia? Mana mungkin Yuna melakukannya, suamiku? Yura sangat ingin menangis saat ini.

Dia memeluk erat suaminya meminta kekuatan darinya.

Yuna sejak kecil entah kenapa memiliki tubuh yang terlalu lemah, namun ia tergolong anak yang cerdas dan kelemahannya itu dapat ditutupi oleh kecerdasannya.

Kelemahan lain dari Yuna adalah terlalu jujur dan naif. Ia selalu mengatakan apa yang ingin ia katakan, dengan harapan orang lain akan mengerti dirinya.

Sepanjang sejarah hidup Yuna, Yuna tidak pernah yang namanya ditembak laki-laki.

Bukannya Yuna jelek atau apa. Setidaknya ia tidak menganggap dirinya jelek.

Tapi, entah selain laki-laki yang mendekatinya sedikit, Yuna seperti tidak memiliki gairah terhadap lawan jenisnya.

Yuna itu baik, populer dikalangan anak-anak seangkatannya. Dia juga selalu mengerjakan tugas piket setiap hari dulu.

Sungguh apa yang kurang dari Yuna?

Istriku benar dokter Dian? Kami membesarkan Yuna dengan mengajarkannya untuk menghargai segala anugerah yang diberikan padanya! Kami percaya pada Yuna kami!... Jawab Yeran dengan tegas.

Hn.

...

1 bulan kemudian...

Yuna? Senyum wanita yang membuka pintu kamar inap Yuna.

Dia adalah Yura, dengan senyumnya nan indah diusianya yang tak muda lagi.

Mama?!

Yura duduk samping Yuna. Melihat putrinya sudah sehat Yura sangat senang.

Bagaimana keadaanmu, sudah baikkan? Tanya Yura pada Yuna sambil mengupas buah apel yang dibawanya tadi.

Hn. Sudah tidak sakit lagi kok. Balasnya bersandar di tempat tidur.

Yura memberi potongan apel yang sudah di potong kecil-kecil, bertanya. Apa kau bisa mengingat sesuatu, Yuna? Hari itu apa yang terjadi? Yura bertanya dengan sedikit ragu.

Yuna menggelengkan kepalanya. Gomen, mama! Aku benar-benar tidak bisa mengingat apapun tentang hari itu. Tapi, ada satu hal yang pasti! Yuna memberi jeda sebelum berkata dengan antusias. Mama aku ingin pergi ke Tokyo, Jepang. Aku merasakan sesuatu sedang menungguku disana!

Yura menghela nafas, berkata dengan sedikit enggan. Baiklah. Jika kau sudah memutuskannya. Mama dan papa tidak akan melarangmu! Tapi tunggu sampai keadaanmu sudah pulih! Baru kau boleh pergi!

Arigatou(terimakasih), mama!

Yuna memeluk leher Yura sambil tersenyum bahagia, Yura hanya bisa menepuk-nepuk pundak putrinya.

Hn.

Aku tidak sabar melihat tempat kelahiran mama, Tokyo Jepang aku datang! Tapi entah kenapa aku merasa ada sesuatu mengganjal di hatiku. Biarlah! Yang penting Jepang, bersiaplah Agnia Yuna Adista akan datang?!! Hahahaha...

.
.
.

Tbc.

.
.
.

Edisi, revisi berkala, 1 Jul 2020...

.
.
.

Kimetsu no Yaiba versi Choco(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang