Sequel 4 : The Magic Last

226 13 3
                                    

"Hiks. Hiks. Menjauh dariku!!! Kau! Kau membunuh mereka, kau membunuh suami-suamiku, Hiks. Hiks. Kau jahat, aku benci orang jahat." Teriak Yuna histeris, ia meringkuk di antara dinding sempit sembari memegangi lututnya dengan gemetar.

"Mama!" Ujar suara bergetar Yuki.

"Kalian! Kalian pasti juga orang jahat, berhenti mendekatiku dan anakku!" Teriaknya lagi.

"Mamah! Kami tidak jahat, mama hanya salah paham, Yuki akan jelaskan semuanya jadi Yuki minta mama tenang dulu!" Ujar Yuki pada mamanya.

"Hiks. Hiks. Apa yang kalian mau? Aku tidak akan memberikan anak-anakku pada kalian sekalipun aku harus mati!"

"Yuki! Papa! Sebaiknya kita keluar dulu, biarkan mama tenang dulu!" Pinta Yukina pada adik dan ayahnya agar mamanya bisa lebih tenang.

.
.



.

"Yuna!"

Yura langsung menyambar tubuh lemah putri semata wayangnya.

"Mama! Hiks. Hiks. Mama, kenapa lama sekali menjemput Yuna? Yuna tidak mau tinggal di sini lagi, bawa Yuna pergi mama!" Pintanya sambil berlinangan air mata.

Yura memperat pelukannya pada putrinya. "Baik sayang! Muzan, mama akan mendengar penjelasan lebih rinci nanti! Mungkin saja opsi terakhir yang kami pilih bisa saja memisahkanmu dan Yuna selamanya." Ia menarik nafas berat sebelum melangkah pergi. "Yeran kita pergi!"

"Hn. Muzan apapun yang terjadi, mungkin kami tidak akan bisa mempercayaimu lagi untuk menjaga Yuna, mungkin benar usulan Yura untuk memisahkan kalian selamanya. Mungkin kalian memang sejak awal tidak di takdirkan untuk bersama-sama..."

Senyap.

Hening.

Semua terasa seperti mimpi buruk saja bagi Muzan.

.
.







.

"Hallo, Muzan!

Hiks.

Hiks.

Yuna sudah meninggal,

ia kehilangan banyak darah saat melahirkan 3 bayi kalian,

cepat ke-..."

Tottt. Tottttt.

.
.







.

07 Desember 2021

Disana...

Disanalah tempat yang orang paling dicintai oleh Kibutsuji Muzan berada sekarang, tempat peristirahatannya yang terakhir.

Hanya tinggal Muzan yang masih tertunduk di samping makam yang masih merah itu. Ya bahkan Yuna dimakamkan di Indo bukan di Jepang, yang membuat Muzan lebih terpukul adalah ia bahkan tak sempat melihat wajah istri atau lebih tepatnya Mantan istrinya, sebelum wanita itu dikebumikan.

"Hiks. Hiks. Hiks. Bodoh. Bodoh. Kau orang paling bodoh di dunia ini, Muzan!" Runtuk Muzan di sela-sela tangisnya.

"Hiks. Hiks. Yuna! Hukum aku, pukul aku, benci aku, Yuna!

Tapi, tapi jangan tinggalkan aku seperti ini!

Kamu bilang kita akan bersama selamanya tak akan terpisahkan lagi.

Mas Muzan...

Yuna mencintaimu...

Mari bersama selamanya...

Kimetsu no Yaiba versi Choco(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang