Sequel 2 : Konflik

191 21 0
                                    

Happy Reading...

...

Ya, tak di sangka rumah tangga Yuna dan Muzan berjalan sudah lebih dari setahun.

Mereka menjalani setiap detiknya dengan hati bahagia tak lupa selalu mensyukuri tak kala mereka bisa bersama lagi seperti dulu.

Seperti pagi ini, mereka makan dengan hikmat hanya ada dentingan antara sendok, garpu, pisau dan mangkok nasi mereka yang berbicara satu sama lain.

Hari ini adalah hari-hari yang biasa, dimana Yuna sedang mendapat libur kuliah yang bisa di bilang sangat langka, ia sedang bersantai ria di ruang tamu setelah ia mencuci piring bekas mereka makan tadi pagi.

Tapi ada yang sedikit berbeda hari ini, sejak mereka mulai makan tadi Muzan selalu menatap Yuna seolah pria itu mencari jejak kesalahan di wajahnya.

Tapi, Yuna seperti biasa tau kalau suaminya sepertinya sedang emosi, tak ingin ambil pusing tuh nanti tetap minta jatah juga di ranjang, dan pada akhirnya baikkan juga. Yuna juga cukup malas bertanya dan tidak ingin juga membahasnya lebih lanjut.

Di sisi lain,...

Muzan sedang menahan emosi yang bergejolak di dalam hati, setidaknya sampai acara makan mereka selesai dan kedua anaknya sudah berangkat sekolah.

Hingga,

Prangg...

Yuna di kagetkan dengan suara vas bunga yang jatuh hati dan bertemu tatap muka dengan lantai, hingga suaranya menggelegar karena rumah sepi di pagi hari.

Dan sang pelaku yang melakukannya tidak lain adalah Muzan sendiri, tidak ada tampak rasa bersalah diwajahnya, atas perbuatannya itu.

Yuna tak marah sungguh, kan itu barang milik suaminya sendiri.

Hanya saja ia kasihan pada vas bunga itu, apa salahnya? Dia hanya diam disana bertahun-tahun menjadi pajangan dan akhirnya harus pecah di tangan si empunya.

"Yuna, apa maksudnya foto-foto ini?" -Muzan melempar beberapa foto ke atas meja di hadapan Yuna, Yuna hanya menatapnya sekilas lalu beralih melihat ke arah TV yang baru ia hidupkan.

Yuna lagi fokus karena ia masih ingin memperdalam kefasihannya dalam bahasa Jepang, tak terlalu melihat wajah Muzan yang sudah menggelap disana.

"Oh itu. Fotoku dan Rengoku-san, kenapa?" Jawabnya singkat setelah melihat fotonya yang lagi makan bersama salah satu sahabatnya di kampus, Rengoku Kyojuro. Ia tak peduli juga di mana Muzan mendapat foto itu, kan suaminya itu punya banyak anak buah di sana-sini.

"Apa maksudnya dengan memberimu bunga dan makan malam di restoran Italia, hm?" Tanya Muzan lagi sambil melipat tangannya di depan dadanya.

"Bukankah hal itu biasa, dulu saat aku Indo aku juga sering main dengan teman-temanku, mama dan papa saja tidak pernah melarangku, apa hakmu melarangku, Muzan-san?" Ucap Yuna santai, beda dengan Muzan yang ingin meledak-ledak.

"Jika kau lupa, akan kuingatkan lagi aku INI SUAMIMU, AGNIA YUNA ADISTA!!!" Teriak Muzan murka, memberi penekanan pada setiap kata dari nama Yuna.

"Iya ya. Kenapa harus ribet kayak gini sih." Ujar Yuna dengan nada malasnya.

"Yuna?!" -Muzan.

"Berisik. Aku pergi, jangan cari aku lagi." Hardik Yuna, berjalan cepat meninggalkan Muzan yang masih emosi.

BLAMM...

Yuna membanting pintu dengan emosi tingkat dewa.

"YUNA!!!" Teriak Muzan murka.

Kimetsu no Yaiba versi Choco(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang