Smiling-6

273 26 0
                                    


Jimin kesal, baru kemarin ia mulai mencoba possitive thinking pada seorang Kim Namjoon. Tapi, hari ini entah mengapa, hari ini hatinya kembali tersulut. Entahlah, tiba-tiba ia kembali merasa kesal pada sunbaenya itu.

Bola mata Jimin berotasi jengah, sedangkan seseorang yang waktu itu, juga di saat jarum jam pendek tepat menunjuk angka 4,  ikut menempati tempat favoritnya, ada di hadapannya lagi di jam bersantai sejenak ya sebelum kelas dimulai 30 menit lagi. Di tempat yang sama. Di hari yang sama, Senin.

FYI, Jimin punya beberapa kelas sore di hari Senin dan itu akan membuatnya benar-benar stress bila dia tak menyisihkan waktu untuk jeda bersantai sejenak.

Astaga, Jimin pikir tempatnya hanya dipinjam sejenak saja waktu itu. Dia menutup kembali buku yang baru saja akan ia baca, membereskan benda-benda miliknya, dan berdiri dengan tatapan tak suka pada seseorang yang ia ingat lebih tua darinya.

"Sekarang apa lagi?!"

Yang lebih tua, Kim Namjoon, hanya terus memandang lembut Jimin yang terlihat kentara sekali tak suka padanya.

"Ck! Cepat katakan!"

Kim Namjoon hanya tersenyum, kali ini begitu hangat.

"Astaga, aku sudah gila karena membuka pembicaraan ini, cepat katakan apa yang-," Mulutnya berhenti karena dengan tanpa permisi Kim Namjoon menaruh jari telunjuknya di sana.

"Ssstt,"

Jimin menepis kasar jari itu, "Apa?!"

"Tersenyum!" Perintah Kim Namjoon lembut.

"Ck! Aku-,"

"Hey! Hey! Hey! Apa yang aku minta simple, tersenyumlah!" Pinta Kim Namkoon lagi.

Bola mata yang lebih muda berotasi malas, "You know what? Just, forget it!" Jimin hendak melangkah namun Kim Namjoon yang keras kepala memotong jalannya dengan berdiri tepat di hadapannya.

"Apa kau lupa caranya tersenyum? Biar kuberi tahu, simple, hanya 3 tahap. Satu-," Namjoon menarik ujung kanan bibir Jimin sedikit naik.

"Dua-," Dia melakukan hal yang sama pada ujung bibir Jimin yang lainnya.

"Tiga-," Namjoon membentuk alis Jimin yang tengah menukik marah menjadi sedikit rileks dan melebarkan mata yang lebih muda.

"Senyum!" Ucapnya sambil tersenyum begitu manis, lesung di pipinya tercetak jelas.

"Mengerti? Satu, dua, tiga, senyum!" Namjoon mengulang step yang ia lakukan pada wajah Jimin.

Sukses membuat yang lebih muda marah, "Arrrgghhh!" Jimin menepis kasar tangan Namjoon dan mendorong tubuh yang lebih tua karena menurutnya jarak mereka tadi terlalu dekat.

Dia segera memacu langkah dari sana, "Menyebalkan!" Batinnya.

Jimin langsung pulang hari ini, kelas mata kuliah terakhirnya hari ini dibatalkan. Well, lumayan untuk menambah jam bersantainya di rumah setelah menghadapi manusia aneh yang tiba-tiba saja selalu ada di tiap sorenya, tepat pukul 4 sore.

•••

Pagi hari yang cerah, Jimin bangun dari tidurnya dan segera bersiap-siap memulai hari. Hari ini dia kuliah pagi.

Tiba-tiba di saat selesai menggosok gigi dan mencuci mukanya Jimin menatap presensi dirinya di cermin.

Dia mencoba tersenyum, gagal, dia terlihat aneh.

Jimin teringat kemarin, dia akhirnya mempraktekkan apa yang ia ingat dari tutorial sunbae bernama Kim Namjoon itu kemarin sore.

Setelah mencoba beberapa kali Jimin menyerah, astaga! Benarkan dia benar-benar lupa caranya tersenyum?!

•••

Jimin kembali berpikir saat menyantap sarapannya, mencoba mengingat kapan terakhir kali ia tersenyum.

•••

Jimin masih terpikir hal yang sama bahkan ketika dia berjalan di lorong kampus.

•••

Sampai tengah hari di mana kelasnya berakhir Jimin masih belum mendapat jawaban atas pertanyaan dalam pikirannya.

Tapi untungnya hal itu tak mengganggu konsentrasinya di kelas.

Jimin terus berpikir sembari menyantap makan siangnya di kantin kampus, di meja terpojok, sendirian.

"Jadi? Kapan terakhir kali kau tersenyum?" Tiba-tiba Kim Namjoon duduk di hadapannya dengan kotak makan berwarna ungunya dan botol minum sewarna yang berisi air mineral transparan yang terlihat berwarna ungu dari luar botol.

"Mmppfffft," Jimin hampir saja menyemburkan makanan yang tengah ia kunyah.

Sebelah alis yang lebih tua naik.

Jimin menelan makanannya, meminum es teh manis dengan gelas yang cukup berembun, "K-Kau membawa bekal?" Jimin mati-matian menahan tawanya agar tak terlalu menggelegar terdengar semua orang yang tengah berada di tempat itu.

Namjoon membuka kotak bekalnya, memamerkan sandwich segitiga hasil roti tawar segi empat tak bertepi yang dipotong diagonal sebanyak satu kali.

"Nah, itu kau bisa tertawa," Ucapnya tanpa menatap Jimin yang segera menghentikan gelak tawanya, berubah menjadi Jimin yang datar kembali.

Mereka makan dalam diam.

Namjoon adalah yang pertama meneguk air minumnya, tanda ia sudah selesai. Kebiasaannya, hanya meneguk air minum apabila sudah selesai makan, pengecualian kalau ia tersedak.

Namjoon membereskan peralatan makannya, memasukkannya kembali ke dalam tas selempangnya.

"Jimin-ah, cobalah tersenyum, oke? Berlatihlah terus. Fighting!

Jimin memandang punggung Namjoon yang semakin menjauh dan menghilang di balik pintu keluar-masuk kantin.

Dan tanpa ia sadari,

Dia tersenyum.

Bersambung....

Happy Hours ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang